5 Cara Mencegah Mastitis Pada Ibu Menyusui

Sebagian dari anda pastinya sudah mengetahui apa itu mastitis, bahkan beberapa diantaranya mungkin sudah mengalami seberapa sakit jika mastitis pada ibu menyusui itu terjadi.

Tapi apa sebenarnya mastitis? Mastitis adalah infeksi yang dapat menyebabkan peradangan payudara pada ibu menyusui. Mastitis bukanlah penyakit yang menular, dan bukan juga penyakit membahayakan.

Namun, jika anda mengalami infeksi ini, seringnya akan menimbulkan rasa sakit yang teramat sangat pada bagian payudara, bahkan dapat menyebabkan anda demam dan menggigil.

Baca: Makanan pelancar asi

Efek Buruk Mastitis Pada Ibu Menyusui

Mastitis pada ibu menyusui, biasanya mengakibatkan kesulitan untuk menyusui bayi, bahkan sampai ada beberapa ibu yang menjadi trauma untuk menyusui.

Gejala yang anda rasakan biasanya payudara mengeras dan membengkak, sakit saat disentuh, payudara berubah warna menjadi kemerahan.

Lantas, anda merasa demam dan menggigil, bahkan yang terparah dapat keluar nanah dari bagian puting, atau terdapat benjolan di area getah bening sekitar ketiak.

mastitis pada ibu menyusui
Ilustrasi – Mastitis pada ibu menyusui

Faktor Penyebab Mastitis

Mastitis biasa terjadi pada 1-2 bulan awal menyusui. Penyebab paling sering adalah sebagai berikut:

  • Payudara yang tidak sepenuhnya kosong. Biasanya jika produksi ASI berlebih, sedangkan bayi menyusu lebih sedikit, anda harus memompa atau memerah sisa ASI untuk mengosongkan payudara. Jika tidak dikosongkan, dapat menyebabkan peradangan pada payudara atau mastitis ini.
  • Terhambatnya ASI di saluran susu, tidak mau keluar. Hal ini biasanya dipicu karena stres, atau pemberian ASI yang tidak teratur. Jika biasanya anda memberikan ASI setiap 2 jam sekali, saat di kantor dengan segala kesibukan, anda tetap harus memerah ASI selama 2 jam sekali, bukan 4 atau 5 jam sekali. Jika hal ini tidak dilakukan dapat menyebabkan ASI terhambat di saluran susu dan membuatnya tidak mau keluar.
  • Kulit sekitar payudara pecah-pecah dan menyebabkan bakteri masuk ke dalam saluran ASI. Banyak faktor yang menyebabkan kulit payudara dapat pecah-pecah, tapi paling sering karena masalah kulit seperti eksim.
  • Tidak langsung menyusui setelah melahirkan.

Ada beberapa orang tua yang menolak untuk langsung berikan ASI kepada anaknya setelah melahirkan, mungkin karena terlalu lelah atau merasa belum siap. Hal ini juga dapat menyebabkan mastitis pada ibu menyusui.

Baca juga: Buah pelancar asi

5 Cara mencegah mastitis

Karena mastitis bukanlah penyakit, dan tidak bisa ditularkan, anda tentu bisa mencegah infeksi ini sebelum terjadi. Akan lebih baik mencegah sebelum hal ini terjadi, daripada terjadi dan dapat menghalangi Anda untuk menyusui Si Kecil.

Jika mastitis terjadi dan anda harus melakukan perawatan intensif, kemungkinan anda harus stop menyusui terlebih dahulu sampai pembengkakan mereda atau hingga sembuh.

Jika mastitis pada ibu menyusui sudah cukup parah dan mengeluarkan nanah, dokter kemungkinan akan menyarankan anda untuk stop menyusui.

Tentu anda tidak mau hal itu terjadi bukan? Jadi coba simak yuk, bagaimana cara pencegahannya!

1. Susui Bayi Secara Teratur

Jika anda sudah merasa payudara penuh, jangan tunggu bayi menangis atau meminta susu, bangunkan dan susuilah. Apabila anda sudah masuk kerja kembali, lakukan pompa sesuai dengan jadwal menyusui Anda biasanya.

2. Kosongkan Payudara

Bagaimana caranya agar anda tahu kondisi ASI di payudara masih tersisa atau harus dikosongkan?

Ketika payudara masih terdapat sisa ASI, anda pasti akan merasakan payudara seperti penuh dan terisi. Sedangkan payudara akan terlihat mengempes saat ASI sudah kosong.

Pada ibu dengan kapasitas ASI yang normal, dan selalu menyusui dengan rutin pada bayinya, tidak perlu mengosongkan payudara dengan cara memerah.

Cukup susui si kecil dengan jadwal seperti biasanya, 2 jam sekali atau 3 jam sekali. Namun, ibu yang termasuk di kategori over supply, biasanya setelah menyusui, ASInya akan tumpah-tumpah hingga membasahi bra atau baju.

ASI terus keluar dan tidak mau berhenti padahal bayi sedang tidak disusui. Jika anda merasakan hal tersebut, barulah anda lakukan pengosongan ASI dengan cara memerah atau memompanya supaya tidak menimbulkan mastitis.

Baca: jamu pelancar asi

3. Susui dengan Seimbang

anda juga harus bergantian menyusui, payudara kanan dan kiri secara seimbang. Jangan sampai si kecil lebih sering menyusu di payudara sebelah kanan, dan payudara kiri terabaikan.

Jika anda sudah menyusui dengan payudara sebelah kanan, sesi menyusui selanjutnya harus di payudara sebelah kiri.

Anda juga bisa mencatat sesi menyusui ini, jika anda sering lupa sudah menyusui dari payudara yang mana. Hal ini untuk mencegah hanya satu bagian payudara saja yang aktif dan salah satunya terabaikan.

4. Perhatikan Cara Membersihkan Puting

Pencegahan mastitis pada ibu menyusui selanjutnya adalah setelah selesai menyusui, jangan mencuci puting dengan sabun.

Cukup basahkan handuk dengan air hangat, usap lembut, dan keringkan. Sabun dapat membuat kulit di sekitar puting menjadi kering dan pecah-pecah sehingga menimbulkan bakteri.

Jika anda mengalami puting pecah-pecah, cobalah untuk mengompresnya dengan air hangat atau mengoleskannya dengan minyak alami seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.

Namun, jika anda ingin menyusui, segera bersihkan terlebih dahulu supaya minyak tersebut tidak tertelan oleh si kecil.

5. Jangan tidur tengkurap

mastitis pada ibu menyusui
Jika ada mastitis pada ibu menyusui, jangan tidur tengkurap

Meskipun proses hamil sudah selesai, pastikan selama anda masih dalam masa menyusui, tidak tidur dengan posisi tengkurap. Tidur posisi tengkurap dapat menekan payudara, dan dapat menghambat produksi ASI.

Selain itu, posisi menyusui dengan cara menidurkan anak di dada sambil tidur terlentang juga terkadang dapat menekan payudara sehingga menghambat ASI.

Jika anda merasa nyeri pada payudara, dan payudara mulai membengkak, cobalah cara lain dalam menyusui selain cara ini.

Setelah mengetahui penyebab dan cara mencegah mastitis pada ibu menyusui, semoga anda tidak sampai merasakan mastitis.

Apabila anda terkena infeksi ini, jangan berhenti untuk menyusui, karena dengan menyusui akan membuat ASI yang terperangkap dapat keluar lagi, dan dapat mengurangi rasa sakitnya.

Baca Juga: Cara Mengatasi 7 Keluhan Ibu Menyusui yang Sering Terjadi!

Namun, apabila sakit tidak tertahankan, mintalah antibiotik pada dokter supaya proses menyusui dapat terus berjalan.

Demikian ulasan mengenai pencegahan mastitis pada ibu menyusui yang dapat anda lakukan di rumah. Semoga bermanfaat dan anda dapat terhindar dari mastitis. Sekian dan Terimakasih. (br) – Editted: 08/06/2021 by IDNarmadi.

About Arief Hakim Prabowo

Alumni idNarmadi - Dari kecil suka dengan eksperimen yang unik walaupun dengan hasil akhir menggemaskan. Sekarang sedang fokus di seputar bidang IT.

Tinggalkan komentar