Apa itu Pola Asuh Permisif? Ini 3 Ciri dan Dampak Negatif untuk Anak

Pernah mendengar tentang pola asuh permisif atau permissive parenting?

Bagi para orang tua modern pasti sudah tidak asing dengan pola asuh yang berusaha untuk membesarkan anak dengan cara yang tidak otoriter ini.

Sesuai dengan namanya, pola asuh permisif ini  identik  memanjakan anak karena orang tua cenderung terbuka dan memberi kebebasan atau tidak memberi banyak aturan.

Dalam hal ini, orang tua benar-benar membiarkan anaknya menjalani hidup sendiri tanpa adanya tuntutan dan arahan.

Namun perlu diketahui, permissive parenting ini berbeda dengan pola asuh yang mengabaikan anak atau neglected.

Justru orang tua yang menerapkan pola asuh ini akan berusaha memberikan perhatiannya penuh berupa kasih sayang pada si kecil.

Selain itu, perhatian yang diberikan juga berupa menuruti semua kemauan anak sehingga pola asuh ini lebih identik dengan memanjakan.

Lantas, apakah pola asuh permisif ini benar-benar baik untuk tumbuh kembang buah hati di masa mendatang?

Karakteristik dan Dampak Pola Asuh Permisif, Apa Saja?

Seperti yang sedikit dijelaskan di atas, orang tua yang menerapkan pola asuh ini cenderung lebih santai dengan tidak menerapkan aturan atau struktur yang harus diikuti oleh anak.

Tidak heran jika gaya pengasuhan ini didefinisikan dengan pola asuh yang tidak memiliki aturan.

Berikut ini penjelasan singkat terkait gaya asuh permisif yang banyak diterapkan oleh para orang tua baik secara sadar ataupun tidak.

3 Karakteristik Gaya Pengasuhan Permisif

Ada beberapa ciri yang menandakan bahwa orang tua sedang menerapkan pola asuh permisif pada buah hatinya.

Nah, apakah Anda termasuk orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan permisif ini? Yuk ketahui karakteristik atau ciri-cirinya.

1. Tidak Punya Aturan yang Tegas

Saat berbicara tentang pola asuh permisif, terdapat salah satu ciri yang paling terlihat yaitu tidak memiliki aturan yang tegas.

Dari sini terlihat bahwa orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan ini jarang menerapkan peraturan yang ketat untuk anaknya.

Sekalipun ada peraturan, biasanya orang tua tidak akan menerapkannya secara konsisten.

Dampaknya, anak cenderung semaunya sendiri dalam memilih sesuatu yang dia inginkan.

Misalnya dalam hal makanan, anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini akan dibebaskan makan apapun (meski kurang bergizi).

2. Jarang Menghukum Anak

Ciri yang kedua dari pola asuh permisif ini yaitu orang tua jarang memberi hukuman atau mendisiplinkan anak saat melakukan kesalahan.

Pola Asuh Permisif

Sebaliknya, saat terjadi masalah atau sesuatu yang tidak diinginkan orang tua cenderung mengalihkannya dengan hal lain.

Tidak jarang, orang luar yang melihat ini akan merasa orang tua tidak memberi tindakan sekali untuk mendisiplinkan atau menegur perilakunya.

3. Abai dengan Sifat Kurang Hormat Anak

Pernah membiarkan anak menangis keras-keras di tempat umum? Atau, pernahkah Anda membebaskan anak memukul dan marah-marah?

Jika Anda termasuk orang tua membebaskan anak melakukan hal-hal tersebut itu artinya pola asuh yang diterapkan adalah permisif.

Seperti yang diketahui, salah satu ciri dari gaya pengasuhan permisif yaitu orang tua cenderung mengabaikan sifat kurang baik dari anak.

Hal tersebut terjadi karena Anda sebagai orang tua masih menganggap kalau perilaku kekanak-kanakan itu tidak perlu dikoreksi.

Jika dibiarkan, dalam jangka panjang anak cenderung memiliki sifat kurang sopan dan tidak hormat pada orang tua.

Contoh Gaya Pengasuhan Permisif

Terdapat beberapa contoh yang menunjukkan bahwa orang tua menerapkan pola asuh permisif pada anaknya.

  • Orang tua sangat mempertimbangkan pendapat anak terkait keputusan besar padahal tidak perlu semua hal dilibatkan.
  • Orang tua jarang menegur anak jika perilakunya buruk atau tidak sopan, seperti merokok, bolos sekolah, berbicara kotor dan masih banyak lainnya.
  • Orang tua selalu berusaha menuruti semua permintaan anak meski tidak wajar
  • Orang tua tidak  banyak menetapkan aturan pada anaknya. Namun, jika aturan tersebut dibuat orang tua cenderung tidak konsisten menerapkannya.
  • Orang tua kesulitan menyuruh anak untuk berperilaku baik jika tidak ada imbalan yang menyertainya.

Dampak Negatif Gaya Pengasuhan Permisif pada Anak

Dilansir dari laman parents.com, anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif cenderung abai dan susah mengendalikan dirinya.

Tentu saja hal ini akan mengarah pada yang buruk untuk masa depannya nanti. Berikut ini beberapa efek atau dampak negatif dari penerapan gaya pengasuhan permisif pada anak.

Lebih Agresif dan Impulsif

Dampak negatif pertama yang dihasilkan dari pola asuh permisif pada anak yaitu membuatnya lebih agresif dan impulsif.

Seperti yang diketahui, orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan ini cenderung tidak mengontrol atau mengatur perilaku anaknya.

Pola Asuh Permisif

Hal tersebut membuat anak kurang menyadari batas-batas perilakunya mana yang bisa diterima oleh orang-orang sekitarnya.

Selain itu, anak cenderung memiliki kontrol impulsif yang buruk dan juga memiliki lebih banyak masalah pada perilaku.

Saat menjumpai tekanan atau menghadapi stres, anak dengan pola asuh ini akan menggunakan tubuh dan emosinya sehingga menjadikan mereka lebih agresif.

Kemampuan Mengatur Diri Sendiri Kurang

Selain lebih agresif, dampak negatif lainnya dari pola asuh permisif yaitu kurangnya kemampuan mengatur diri sendiri.

Diketahui, manajemen emosi bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir, sehingga perlu dipelajari saat masa tumbuh kembang anak.

Mengingat, anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan permisif dibiarkan mengatur aktivitas, perilaku dan emosinya sendiri, maka tidak jika si kecil kesulitan mengatur dirinya sendiri.

Prestasi Akademik Buruk/Menurun

Seperti yang diketahui, orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan permisif tidak terlalu memantau kebiasaan belajar anak.

Dampaknya, anak menjadi kurang disiplin dalam berbagai hal termasuk belajar.

Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif ini cenderung tidak menuntut anak untuk juara atau berprestasi.

Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang besar dengan pola asuh ini cenderung memiliki prestasi akademik yang rendah.

Sosialisasi Cenderung Buruk

Dampak lainnya dari pola asuh permisif yaitu keterampilan sosial yang cukup buruk. Menurut studi yang dilakukan, anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini memiliki sedikit sekali empati.

Akibatnya, anak akan menunjukkan perilaku anti sosial atau tidak nyaman saat berada di lingkungan masyarakat.

Sebenarnya, selain beberapa dampak atau pengaruh dari pola asuh permisif yang sudah disebutkan, masih ada banyak hal yang dihasilkan dari gaya pengasuhan ini.

Itulah kenapa, sebagai orang tua yang mulai merasa menerapkan gaya pengasuhan tersebut perlu mempertimbangkannya lagi.

Jangan sampai pola asuh yang Anda terapkan pada anak justru akan membuatnya kesulitan untuk survive dan bekerja sama dengan orang lain.

Para orang tua perlu mempelajari tentang apa saja gaya pengasuhan selain permisif yang bisa diterapkan. Seperti gentle parenting, co-parenting, dan masih banyak lainnya.

Demikian, sedikit penjelasan singkat tentang pola asuh permisif yang tanpa sadar diterapkan orang tua pada buah hatinya.

Semoga informasi di atas bisa menambah wawasan tentang ilmu parenting untuk mendukung tumbuh kembang anak di masa mendatang.

Editor: UN.

Ditulis Oleh: Luky Yull

Lahir di Kota Blitar. Saat ini bekerja sebagai Content Writer dan tutor.

Tinggalkan komentar