Benarkah Produk Asli Dilindungi oleh Manfaat SNI?

Di perdagangan masa lalu, bahkan sebelum ditemukannya kelistrikan, kemungkinan untuk meniru produk asli adalah hal yang lumrah. Di zaman Romawi barang tiruan seperti anggur, tekstil, persenjataan, jamak ditemukan di pasar-pasar. Sekarang, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi yang ditandai globalisasi, pemalsuan teramplifikasi dengan sangat hebat.

Menurut Global Financial Intergrity, sebuah lembaga yang fokus pada transparansi keuangan, menyatakan bahwa kerugian yang diakibatkan pemalsuan produk mencapai antara 923 miliar dan 1,13 triliun dolar. Perhitungan ini hanya untuk 2016 saja.

Pemalsuan terhadap produk asli secara kasat mata mempengaruhi banyak negara, sebut saja seperti membahayakan lingkungan sekitar dan keluarga, serta ekonomi secara keseluruhan. Barang palsu tersebut hanya seolah-olah asli, sehingga ada beberapa bagian atau komponen yang tidak sesuai dengan bangun-rancang. Karena tidak sesuai, maka penggunaannya tidak optimal, berbahaya, atau bahkan mempengaruhi lingkungan sekitar.

Barang tiruan tersebut sudah pasti tidak teruji dan terdaftar di otoritas yang berwenang. Maka sudah pasti tidak ada jaminan keamanan, kesehatan, kompabilitas, interoperabilitas, dan lain sebagainya. Selain konsumen dirugikan, produsen yang memiliki hak tidak mendapatkan keuntungan dari sana, hingga pada gilirannya tidak ada pemasukan pajak bagi pemerintahan negara yang bersangkutan.

Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional bersama-sama dengan organisasi internasional seperti International Electrotechnical Commission (IEC) dan International Standard Organization (ISO), berkomitmen pada standar dan solusi untuk memerangi barang tiruan (melindungi produk asli) dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Kegiatan seperti uji keaslian, menyediakan pedoman kompetensi uji laboratorium dan tata laksana keamanan minimal adalah beberapa yang dilakukan.

Seperti untuk kelistrikan dan produk elektronik misalnya, IEC menawarkan uji dan sertifikasi untuk membantu kualitas dan manajemen rantai distribusi untuk memastikan distributor aman dalam menyalurkan komponen asli dan produk jadi hingga dipakai.

Apa Itu Barang Tiruan ?

Organisasi Dagang Dunia, WTO (World Trade Organization) mendefinisikan barang tiruan sebagai perwakilan tidak resmi dari merek dagang yang terdaftar dengan menjual barang yang mirip atau sama yang mana merek tersebut terdaftar, dengan harapan dapat mengelabui pembeli untuk mempercayai bahwa mereka membeli produk asli. IEC menjelaskannya sebagai barang yang sengaja meniru sesuatu yang dianggap berharga, yang mana tidak sesuai dari tingkatan keamanan, kualitas, maupun keandalan. Sedangkan ISO menyebut secara sederhana dengan barang yang meniru atau menyamakan barang asli lain.

Di Indonesia sendiri barang tiruan sering disebut juga ‘KW’. Istilah ini merujuk pada kesalahan penulisan kata ‘kualitas’ yang kemudian ditulis ‘kwalitas’, dan mengambil dua huruf depan di kata tersebut.

Definisi dari istilah ini beragam, tetapi ada beberapa perbedaan, terutama dari segi merek dan kemiripan produk. Kendati demikian istilah barang tiruan seringkali merujuk dikeduanya.

Melawan Menggunakan Standar

Manfaat SNI dalam melindungi konsumen dari barang tiruan, serta menjaga produk asli tetap dipercaya. Seperti produk pangan, alat elektronik, farmasi, dan produk konsumsi
Manfaat SNI dalam melindungi konsumen dari barang tiruan, serta menjaga produk asli tetap dipercaya. Seperti produk pangan, alat elektronik, farmasi, dan produk konsumsi

Kemungkinan terbaik membelinya adalah hanya menghabiskan uang, sedangkan yang terburuk dapat mengundang risiko kesehatan dan keamanan. Konsumen selaku pembayar pajak sejatinya membiayai regulator, yang dalam hal ini pemerintah, guna memerangi pemalsuan barang. Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam memerangi pemalsuan merek atau produk.

Produk Asli mendapat Manfaat SNI

Badan standarisasi di Indonesia ini telah bekerjasama dengan organisasi internasional lain guna mengadopsi atau menerapkan secara penuh standar-standar yang ada untuk berbagai kebutuhan. Dari standar tersebut ada pedoman serta persyaratan-persyaratan yang perlu dipenuhi sebuah produk dalam rangka mendapatkan sertifikat kelayakan edar.

Sebaliknya, barang tiruan kecil kemungkinan untuk mendaftarkan SNI produknya. Karena mereka tahu ada serangkaian uji yang perlu dilakukan untuk masuk ke standar tertentu. Sedangkan yang tiruan umumnya menurunkan tingkatan mutu dan kualitas produk yang bertujuan keuntungan.

Meski demikian selayaknya hukum yang terus berkembang, cara mengelabuinya pun juga terus membuntut. Alih-alih memalsukan barang, beberapa diantaranya justru memalsukan standar.

Kendati begitu, BSN terus mengawasi produk SNI palsu di lapangan yang beredar melalui uji petik.

Tentu pengawasan di lapangan dianggap belum maksimal, terbukti masih selalu ada penemuan-penemuan logo SNI palsu di produk-produk tertentu. Bagi konsumen, sebaiknya tidak perlu khawatir, karena cukup dengan memasukan informasi ke situs yang telah disiapkan BSN seseorang dapat mengetahui apakah produk itu sudah SNI asli atau bukan.

Standar IEC

Di zaman globalisasi seperti saat ini, kelistrikan dan produk eletronik beserta komponennya diproduksi dan dirakit, serta didistribusikan ke beberapa negara. Sepanjang perjalanan, kemungkinan besar barang tersebut ditangani oleh produsen dan distribusi yang berbeda sebelum diterima oleh pengguna.

Guna memastikan keamanan produk dan sistem, menjadi penting untuk menjamin keamanan, kualitas, keandalan, dan interoperabilitas. IEC membantu untuk menggapainya dengan mengembangkan standar internasional yang didasari atas konsesus. Adapun secara spesifik produk harus lolos uji di dalam empat penilaian kesesuaian sistem global. Sistem tersebut adalah IECEE yang berkaitan dengan kelistrikan dan alat elektronik; IECEx berkaitan dengan penggunaan peralatan di lingkungan rawan ledakan; IECQ standar mengenai kualitas komponen elektronik yang berkaitan dengan material, perakitan, serta prosesnya; IECRE standar untuk perangkat energi terbarukan.

Standar ISO

Dengan mematuhi kesepakatan persyaratan internasional sebuah produk, jasa, dan sistem, maka standar ini membantu rantai distribusi untuk tetap transparan dan aman. Hal ini mendorong kepercayaan konsumen bahwa yang mereka beli adalah sah, disamping membantu regulator dalam menerapkan kebijakan pencegahan. Di standar ini juga menyediakan beberapa sistem yang secara spesifik dapat digunakan untuk verifikasi otentitas dari sebuah produk.

Hal ini untuk menjelaskan bahwa produk tersebut sesuai dengan klaim atau janji mereka. Sistem itu seperti ISO 12391 adalah kriteria performa untuk solusi otentifikasi dalam rangka melawan pemalsuan produk; ISO 16678 yakni pedoman identifikasi obyek dan yang terkait dengan sistem pengujian keaslian dalam menentukan pemalsuan dan perdagangan gelap; ISO 28000 adalah spesifikasi sistem manajemen keamanan untuk rantai pemasok; ISO 22000 suatu sistem manajemen keamanan sebagai sebuah syarat untuk organisasi dalam rantai produk pangan.

Produk asli yang Sering Menjadi Sasaran Barang Tiruan

Barang tiruan atau yang diproduksi secara ilegal ditemukan dihampir semua industri. Berikut adalah produk yang sering menjadi sasaran barang tiruan.

Farmasi

Budaya peresepan mandiri dan konsumen melek informasi, serta menjamurnya sumber informasi yang tidak kompeten, mendorong industri obat palsu menjadi industri triliunan yang berdampak signifikan terhadap negara miskin maupun kaya.

Obat-obatan tiruan termasuk didalamnya bahan yang benar tapi dengan takaran keliru; yang dapat membahayakan atau tidak bekerja; dan obat-obatan kadaluarsa dengan pelabelan ulang. Ini semua dapat membahayakan pengguna dari segi bahan penggunaan atau pun tidak bekerja seperti yang diharapkan.

Obat-obatan palsu berpengaruh ke seluruh rantai pasokan, dari mulai perusahaan farmasi nakal hingga pejabat lokal, dari apoteker hingga dokter yang korup.

Di 2013 Organisasi Kesehatan Dunia, WHO meluncurkan pengawasan global dan sistem monitor dalam mendorong negara untuk melaporkan kejadian pemalsuan obat. Di Januari 2016 lebih dari 920 obat dilaporkan palsu.

Apa bahaya obat-obatan palsu ?

Resistensi antibiotik

Antibiotik palsu dengan konsentrasi bahan aktif rendah dapat merusak secara luas melalui stimulus dari perkembangan resistensi bakteri yang tersisa. Ketidaktuntasan atau ketidakefektifan penanganan atau penggunaan antibiotik adalah berbahaya atau bahkan mengancam nyawa.

Kematian dan Sakit

Ketika obat mengandung racun atau zat berbahaya, atau sebaliknya, tidak ada kandungan sama sekali, pasien kemungkinan terbaiknya adalah tidak mendapatkan perawatan yang seharusnya saja. Di kasus yang terburuk adalah mereka terdampak akan racun tersebut, dimana zat tersebut belum diuji atau diterima oleh otoritas berwenang.

Bagaimana cara mengetahui obat palsu ?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan ketika membeli obat-obatan :

Beli secara online

  • Kita perlu mengetahui apakah website tempat membeli terlihat memiliki reputasi yang baik atau tidak
  • Kita juga harus memastikan apakah website tersebut bebas dari pengejaan yang salah atau seringkali typo dalam penulisan. Hal ini bisa menjadi cerminan keseriusan dan profesionalitas produk mereka.
  • Pastikan pula mereka mencantumkan alamat fisik atau detil kontak yang dapat dihubungi
  • Pastikan di penjual tersebut apakah menerima pesanan obat khusus tanpa membutuhkan resep.

Pengobatan Pribadi

  • Pastikan dosis tepat
  • Periksa kemasan produk dari mulai warna dan tekstur
  • Cek segel perlindungan mengenai tanda-tanda kerusakan
  • Pastikan kemasan dalam kondisi baik, tanpa ada kata-kata keliru, dan ketersediaan selebaran informasi untuk pengguna
  • Periksa tanda bea cukai atau tanda dari otoritas yang berwenang pada kemasan obat
  • Pastikan harga tidak terlalu jauh dengan yang beredar di pasaran

Standar Farmasi

Regulator Kesehatan, pemasok obat, dan penyedia layanan industri kesehatan menghadapi tekanan untuk memastikan rantai pasokan aman dan terkendali serta melindungi dari kekeliruan produk pengobatan. Mesin pembaca obat adalah salah satu cara yang bisa diandalkan untuk mencapai itu.

ISO/TS 16791 menyediakan petunjuk untuk mesin pembaca kode berdasarkan harmonisasi global dan standar interoperabilitas. Sehingga penggunaannya bisa secara internasional dalam ukuran yang luas, disamping itu dapat menghindari pula barang tiruan.

ISO 28000 kebutuhan spesifik dalam menunjang sistem manajemen keamanan yang termasuk didalamnya adalah aspek penting asuransi keamanan dari rantai pemasok, serta semua pengendalian aktivitas atau yang dipengaruhi organisasi berdampak pada keamanan rantai pasokan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

Di Indonesia sendiri pengawasan obat dan makanan diregulasi oleh BPOM. Badan ini tidak saja meregulasi, namun memiliki kewenangan untuk menindak produsen nakal. Untuk masyarakat luas badan ini menyarankan beberapa tips untuk mengenali obat palsu, seperti berikut :

Ciri Fisik

Kualitas kemasan buruk, kita dapat membandingkannya dengan kemasan obat yang seringkali kita konsumsi

  • Tampilan kemasan beda apabila dibandingkan secara seksama
  • Cetakan informasi maupun nomor di kemasan tidak kentara atau jelas
  • Produsen obat berbeda atau tidak dikenal
  • Di kemasan tidak ada nomor izin edar
  • Efek yang timbul berbeda dari yang seharusnya atau tidak ada sama sekali.

Tips BPOM menghindari obat palsu

  • Membeli obat hanya di tempat resmi farmasi yang memiliki izin mengedarkan
  • Resep dari dokter, seperti obat keras, sebaiknya di tebus di apotek resmi
  • Membeli obat secara online di tempat yang terdaftar di Penyedia Sistem Elektronik Farmasi (PSEF)
  • Berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu apabila kesehatan tidak kunjung pulih
  • Cek dan cek tampilan fisik secara teliti serta membandingkan dengan produk serupa.

Alat Elektronik

Dari sekian banyak tipe barang tiruan, alat elektronik adalah produk terbesar kedua yang dipalsukan setelah farmasi.

Di masa kini kita menggunakan dan bersentuhan dengan sangat banyak perangkat termasuk didalamnya alat rumah tangga, peralatan kantor, dan mainan. Di perangkat tersebut berisikan banyak komponen yang dapat menjadi sasaran pemalsuan.

Disamping itu penemuan Internet of Things (IOT) telah menambah jumlah perangkat seperti ponsel pintar, tablet, peralatan rumah terkoneksi, yang mampu digunakan sebagai komunikasi, transaksi, bank daring, dan sebagainya.

Perangkat pemantau medis dapat dipergunakan dan diatur, serta mengirimkan data kondisi kesehatan pengguna yang terhubung dengan penyedia jasa kesehatan. Di industri transportasi, elektronika dan sistemnya membentuk bagian inti dari penerbangan dan mentransformasikan otomotif menuju kendaraan tanpa supir.

Hal ini menjadi penting bagi produsen atau manufaktur dan konsumen untuk yakin terhadap komponen dan perangkat yang mereka ciptakan dan gunakan. Itu sebabnya perangkat ini perlu memenuhi semua syarat keamanan, kualitas, keandalan, dan kriteria interoperabilitas, terlebih setelah masuk kedalam rantai pemasok global.

Ditambah lagi inspeksi dan pengujian pihak ketiga merupakan hal yang efektif dalam rangka penyediaan produk sebelum masuk kedalam rantai pemasok atau sistem distribusi suatu negara.

Risiko Alat Elektronik Palsu

Jika komponen palsu atau produk masuk kedalam rantai pasokan manufaktur, hal ini dapat mengganggu keamanan yang menyebabkan kebakaran, setrum, dan ledakan. Kegagalan produk palsu dapat menyebabkan kecelakaan yang mengorbankan nyawa dan/atau merusak properti.

Ditambah lagi, komponen palsu dapat menganggu keseluruhan sistem dan instalasi yang menyebabkan kerugian finansial dan kemampuan yang bukan main-main.

Bagaimana Mengenali Alat Elektronik Palsu ?

Selain dengan pengujian pihak ketiga melalui tes uji dan inspeksi, seseorang dapat menemukan kejanggalan dengan memeriksa kemasan dan label yang seringkali menggunakan bahasa yang aneh dan kesalahan gramatika, tata letak yang janggal, cetakan tipe huruf yang aneh, tanda sertifikat atau label terasa janggal, atau keterbacaan dan ketajaman dari logo atau lambang yang tertera. Atau dapat juga dengan mengangkat produk tersebut dan membandingkan dengan bobot yang seharusnya.

Pembeli juga bisa menguji tes verifikasi dan dokumen pengiriman barang dengan cara membandingkan perbedaan antara dokumen dan nomor bagian produk.

Di Indonesia sendiri perangkat elektronik termasuk salah satu dari kategori produk wajib berlabel SNI. Maka, untuk mengetahui produk asli atau tidak, cukup dengan mencari label SNI di kemasan atau produknya saja. Semudah itu.

Produk Pangan

Penipuan pada pangan adalah ketika yang masuk di pasar secara sengaja dijual untuk mengelabui konsumen dengan tujuan penghematan. Ada banyak tipe diantaranya seperti mendaur ulang produk sampingan hewan menjadi makanan, menjual makanan kadaluarsa, mengelabui lewat label, mengganti kandungan dengan alternatif yang lebih murah, serta informasi palsu asal bahan baku.

Risiko pada Produk Pangan

Konsumen terdampak risiko alergi atau reaksi keracunan yang disebabkan kandungan bahan baku yang digantikan dengan yang lebih murah.

Meskipun, tidak terdampak, label yang menyesatkan dapat mengganggu kepercayaan religius dan moral konsumen, atau produsen asli justru terdampak citra buruk akibat produk palsu tersebut.\

Cara Mengetahui Produk Pangan Tiruan

Cek harga, apakah terlalu murah ? Jika ya, kemungkinan besar adalah benar. Perhatikan label yang tertera. Apabila ada kesalahan pengejaan, atau sesuatu yang tidak umum, maka kemungkinan palsu. Jika menemukannya, sebaiknya melapor ke otoritas yang berwenang. Di Indonesia bisa melaporkan kasus ke BPOM.

Standar yang Dapat Menjadi Rujukan

ISO 22000 dapat membantu produsen dalam menunjukan produk asli melalui implementasi sistem manajemen keamanan pangan. Kesesuaian menuju standar membutukan organisasi yang mampu mendemonstrasikan dalam pengendalian risiko keamanan pangan sehingga dapat menjamin produk tersebut aman dikonsumsi; Sekaligus menunjukan kepatuhan terhadapa aturan dan persyaratan aturan keamanan pangan.

ISO 17367 membantu penelurusan produk di tiap tingkatan proses produksi.

Barang Sehari-hari

Mainan anak, pakaian, tas, rokok, kosmetik adalah sedikit contoh yang umum diincar pemalsu dalam merugikan pembeli dan merusak reputasi merek tertentu.

Risiko yang Mungkin Diterima

Tanpa pengendalian di tempat perakitan produk palsu, penggunaan material dalam produksi seringkali memunculkan risiko besar pada kesehatan konsumen. Rokok palsu misalnya, seringkali mengandung lebih banyak nikotin dibandingkan label yang tertulis; pakaian palsu atau alat elektronik yang diketahui memiliki standar dalam kimia misalnya, seringkali tidak dihiraukan. Padahal penggunaan seperti formaldehyde atau zat lain yang berbahaya sangat mungkin digunakan dalam takaran yang melebihi ambang batas.

Keamanan juga menjadi perhatian penting, terlebih melibatkan manusia dalam masa perkembangan, anak-anak. Mainan anak adalah bagian penting yang harus diperhatikan pada produk palsu yang mana seringkali diabaikan terkait keamanan.

Beberapa mainan seringkali mengandung tingkat phthalates atau ftalat yang dapat meningkatkan risiko kanker, asma, dan kemandulan di masa selanjutnya. Beberapa mainan yang menggunakan baterai, elektronik atau memiliki kelistrikan, dan mainan palsu ini dapat saja menyebabkan sengatan listrik; atau baterai kecil tersebut dapat diakses oleh anak; atau bagian bergerak pada mainan yang tidak terlindung dapat menyebabkan cidera.

Membeli produk palsu dengan alasan penghematan atau pengiritan adalah egoisme dalam bentuk yang lain. Alih-alih memuaskan keinginan dengan pengeluaran sekecil-kecilnya, kita justru berkontribusi dalam pengangguran dan kelesuan ekonomi.

Sederhananya adalah ketika produk asli tidak laku, maka perusahaan tersebut tidak memiliki pemasukan; untuk bertahan perusahaan tersebut melakukan penghematan anggaran yang salah satunya dengan mengurangi pegawai; perusahaan lesu dan tidak berkembang tersebut mengecilkan jumlah pajak yang membuat penerimaan negara menjadi kecil; karena penerimaan kecil, pembangunan infrastruktur dan pembiayaan strategis lainnya dikurangi atau bahkan dihentikan; masyarakat yang bergantung pada infrastruktur dan layanan yang disediakan negara akan terganggu, hingga pada akhirnya membuat kegiatan sehari-hari tersendat atau melambat, termasuk ekonomi.

Cara Mengetahui Barang Palsu

Untuk mengetahui sebuah barang palsu atau tidak, cukup pastikan harga. Apabila terlalu murah dibandingkan yang ada di pasaran tanpa ada konteks khusus, seperti diskon misalnya, maka kemungkinan besar palsu.

Produk asli seringkali memiliki label yang konsisten dan rapi, baik dari segi pengejaan, huruf, desain, bahan, tekstur yang digunakan. Sedangkan yang sebaliknya selalu ada kekeliruan atau error, yang biasanya harus diperhatikan secara seksama.

Barang palsu umumnya juga memiliki produk yang tidak konsisten dalam detil dan penyempurnaan, baik dari segi pewarnaan, kehalusan, spesifikasi, maupun ukuran.

Standar yang Dapat Membantu

Seri ISO 8124 sebagai persyaratan dan uji mainan yang digunakan anak dibawah umur 14 tahun. Ruang lingkupnya terdiri dari potensi terbakar, perpindahan substansi kimia, serta petunjuk spesifik untuk ayunan, luncuran, dan permainan aktivitas lainnya.

ISO 12931 spesifik pada kriteria kemampuan dan metodologi evaluasi untuk validasi keandalan keseluruhan materi yang digunakan berkaitan dengan siklus hidup yang baik.

ISO 22380 menyediakan prinsip umum organisasi dalam mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan macam-macam tipe penipuan dan penipu produk.

ISO 10377 memberi manfaat ISO berupa membantu pemasok dari berbagai ukuran untuk memeriksa dan mengendalikan keamanan produk konsumen dari mulai perancangan hingga produksi, distribusi, sampai dengan penggunaan dan pembuangan.

IEC 62155 untuk keamanan mainan yang menggunakan sumber daya yang berbeda, sekurang-kurangnya mainan tersebut membutuhkan listrik dalam menjalankan fungsinya.

Seri IEC 60335 diperuntukan bagi keamanan perangkat rumah tangga dan sejenis yang mencakup persyaratan dan uji kriteria potensi bahaya seperti sengatan listrik, api, dan racun.

Penutup – Kesimpulan

Memang menentukan barang palsu dan asli seringkali tidak mudah. Bahkan dengan kemajuan IPTEK seperti saat ini barang palsu bisa sangat mirip dengan aslinya. Kendati demikian, seringkali intuisi kita sebagai manusia bisa mengetahui yang mana asli dan palsu.

Seringkali untuk mengelabui konsumen, pemalsu sering menggunakan label SNI sebagai tameng, yakni dengan memalsukan label tersebut.

Sebagai masyarakat dan sekaligus konsumen secara umum, dengan banyaknya informasi yang bisa kita dapat seharusnya penjualan barang palsu dapat ditekan. Karena selain berbahaya bagi diri sendiri, juga dapat merugikan masyarakat secara luas.

Selain itu menggunakan barang tersebut sejatinya seringkali menciderai keyakinan kita terhadap nilai-nilai yang kita anut, bisa berupa moral, religi, maupun hukum.

Produsen yang tak mau dirugikan akan tindakan pemalsuan sebaiknya juga segera bertindak untuk melindungi produk sekaligus citra yang telah dibangun selama ini. Seperti yang kita tahu, produk palsu yang malfungsi atau menyebabkan insiden dapat mudah saja menjungkirbalikan reputasi yang sudah dibangun.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan segera mendaftarkan produk Anda ke SNI. Karena melalui inilah cara yang paling mudah sekaligus ampuh untuk menjelaskan kredibilitas produk Anda. Dengan label itu Anda sekaligus memangkas beberapa biaya pemasaran dalam rangka menjelaskan keandalan dan kualitas produk.

Apabila Anda berniat untuk sertifikasi produk, kami siap untuk mendampingi secara penuh hingga lulus uji.

Tinggalkan komentar

Tarif dan Biaya Sertifikasi SDPPI
Tarif dan Biaya Sertifikasi SDPPI – Kominfo (Update 2024)
produk wajib disertifikasi sdppi
67 HS CODE Produk Wajib Disertifikasi SDPPI/Kominfo
biaya pengujian
Biaya Pengujian Alat Telekomunikasi di 4 Lab
sertifikasi sdppi
2 Prosedur Sertifikasi SDPPI/Postel yang Perlu Diketahui
Daftar Produk Wajib SNI Terbaru
12 Kategori Produk SNI Wajib
Persyaratan Mendapatkan sertifikat SNI
9 Langkah Mendapatkan sertifikat SNI
daftar produk wajib sni
261+ Daftar Produk Wajib SNI
Kolam Renang Kota Peluang Usaha Video
SIUJK - surat izin usaha jasa kontstruksi
SIUJK – Pengertian, Keuntungan/Manfaat, Persyaratan
Memulai Bisnis Kontraktor
7 Tips Memulai Bisnis Kontraktor & Prosedurnya
Cara Mengatur Keuangan
15 Cara Mengatur Keuangan Perusahaan Konstruksi