3 Bahaya Handphone Paling Populer Sebagai Mitos

Artikel ini mengupas berbagai mitos dan bahaya handphone yang populer. Masyarakat di masa lampau, karena keterbatasan ilmu pengetahuan, kebanyakan menjelaskan dunia berdasarkan perumpamaan-perumpamaan. Perumpamaan itu bisa berbentuk personifikasi, alegori, atau penjelasan mengenai ritual tertentu, dan biasa kita kenal sebagai mitos. Mitos atau mite merupakan kumpulan kepercayaan tentang sesuatu yang tidak harus didukung fakta ilmiah.

Kini di abad ke-21 dengan begitu pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, nyatanya mitos tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia, baik itu yang berjenis profan dan sebaliknya.

Sebenarnya istilah mitos bersifat netral, namun seiring frekuensi penggunannya yang dikait-kaitkan dengan kebohongan dan tak berdasar fakta, maka melekatlah kesan negatif atau peyoratif padanya.

Ada banyak mite yang populer beredar di masyarakat. Dari mulai yang sulit dibuktikan hingga dapat dikaji secara ilmiah.

Mitos atau hoaks seputar bahaya handphone, ponsel pintar, atau seluler
Mitos atau hoaks seputar bahaya handphone, ponsel pintar, atau seluler

Seperti telepon genggam atau handphone yang kita pergunakan sehari-hari, nyatanya juga tidak lepas terkena pengaruhnya. Bahkan dapat dikategorikan hoaks. Apa itu hoaks ? Istilah ini merupakan serapan dari Bahasa Inggris “Hoax” yang merujuk pada kabar bohong.

Kami merangkum beberapa hoaks atau mitos bahaya handphone yang paling populer, bukan hanya di Indonesia, melainkan di seluruh bagian dunia.

Mitos handphone Memasak Telur dan Popcorn

Mitos atau hoaks memasak telur dengan handphone, ponsel pintar, atau seluler
mitos dan bahaya handphone

Cerita ini tersebar di internet, baik lewat narasi teks maupun video. Kisah bahaya handphone ini merambat cepat dari kanal-kanal video hingga merayapi jejaring whatsapp keluarga. Bagi yang tak memeriksa kebenarannya, segera heboh dan buru-buru menyebarkan.

Banyak yang menyatakan bahwa sebuah telur akan matang apabila ditempatkan di antara handphone selama 65 menit terus-menerus. Mereka yang percaya hal ini biasanya mengaitkan kalor panas yang dihasilkan akan berbahaya ke otak. Anda bisa bayangkan apabila telur dan jagung saja matang, bagaimana dengan otak ? Nah, itulah yang biasanya mereka analogikan.

Tentu ini adalah hoaks, atau sekalipun dalam bentuk video jelas merupakan “fakta buatan”. Seperti yang kita tahu teknologi dalam menyunting video sudah begitu maju.

Penjelasan mudahnya adalah ponsel mengkonsumsi daya sangat kecil – umumnya sekitar 0,25 W. Mereka mengasumsikan residual panas atau kalor akan terkumpul dalam telur. Padahal konsumsi dengan daya demikian sangat sulit untuk memanaskan telur yang minimal membutuhkan 70 derajat celcius atau lebih.

Hal ini serupa dengan cerita bahwa perangkat seluler dapat memasak brondong (popcorn). Mereka percaya bahwa energi frekuensi radio (RF) dapat meletuskan jagung. Di dunia nyata, jagung dapat meletus membutuhkan kekuatan 1000 Watts dalam 30 detik yang diasumsikan dimasak dalam mikrowave. Maka, butuh berapa perangkat untuk meletuskan kumpulan jagung ?

Andaikan begini, terkumpul 4000 perangkat yang diasumsikan dapat memenuhi kebutuhan 1000 Watts, dan dibuat mengelilingi sekumpulan pipilan jagung. Maka ini pun belum tentu berhasil, karena kalor tadi belum tentu akan memusat di jagung, tetapi menyebar.

Bahaya kalor yang ditimbulkan radiasi atau gelombang RF juga menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization). Melalui International EMF Project, sebuah kerja bersama untuk penelitian dampak elektromagnetik, menyimpulkan bahwa belum ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa frekuensi sangat rendah 50/60 Hz dapat menimbulkan potensi atau bahaya kesehatan.

Mitos Bahaya handphone Pencipta Ledakan dan Kebakaran

Mitos atau hoaks penyebab ledakan adalah handphone, ponsel pintar, atau seluler - mitos bahaya handphone
mitos bahaya handphone

Kita sering melihat dan mendengar ada kebakaran dan ledakan hebat yang dipicu oleh handphone. Sekilas mengetahui fakta ini kita akan langsung mengafirmasi. Informasi bahaya handphone tersebut diperkuat lagi dengan peringatan yang sering kita lihat di pengisian bahan bakar umum berupa tidak boleh mempergunakan telepon genggam.

Kenyataannya hingga saat ini belum ada bukti ilmiah dari bahaya handphone yang menunjukan bahwa perangkat seluler dengan frekuensi radionya dapat menyebabkan ledakan. Ada banyak pembuktian oleh para pakar di berbagai belahan dunia mengenai kedua hubungan ini, baik dari segi teoritis maupun empiris.

Para pakar menyatakan bahwa ledakan sangat mungkin terjadi apabila bahan bakar tersebut terpicu oleh percikan api, baik dalam bentuk cair maupun gas. Sedangkan ponsel dengan frekuensi radionya, hampir mustahil dapat menghasilkan percikan api.

Salah satu pembuktian tersebut dilakukan oleh pemadam kebakaran Bergen county. Dengan pakaian pelindung lengkap di samping bahan bakar cair, mereka menyalakan ponsel dan mencoba untuk menelponnya. Kemudian yang terjadi adalah tidak ada api kecil pun yang muncul. Selanjutnya mereka mencoba membuat bahan bakar itu menguap dan melakukan pengujian yang sama. Hasilnya pun tetap nihil.

Kemungkinan lainnya kasus ledakan yang dipicu oleh perangkat seluler adalah disebabkan karena malfungsi. Penyebab itu bisa datang dari produsen, penggunaan, maupun lingkungan. Berikut adalah beberapa penyebab malfungsi sebuah ponsel pintar. Itu tadi mitos bahaya handphone yang seolah diyakini kebenarannya.

Cacat manufaktur

Keteledoran pabrikan bisa menjadi penyebab salah satunya bahaya handphone. Meskipun kasus ini sangat-sangat jarang ditemukan, terlebih apabila sudah memenuhi syarat standar nasional di masing-masing negara. Karena biasanya, dengan adanya standarisasi ini sebuah barang akan diuji dan terkadang diawasi. Sehingga akan kecil kemungkinan apabila – sekalipun cacat – akan menimbulkan ledakan.

Fisik Baterai Rusak

Terkadang sebuah benturan keras dapat menyebabkan struktur mekanik maupun kimia baterai berubah, dan ini memungkinkan untuk menjadikannya korsleting, panas berlebih, dan sebagainya. Malfungsi pada baterai mungkin dapat menimbulkan percikan api. Kendati lagi-lagi hal ini hampir tidak mungkin apabila smartphone tersebut telah mendapatkan izin edar.

Baterai Kemasukan Air

Air yang masuk ke baterai sangat mungkin menyebabkan kerusakan atau paling parah ledakan. Walaupun, hal ini agak sangat jarang terjadi apabila ponsel telah mengantongi izin edar. Mengingat dalam izin edar tersebut dilakukan pengujian, salah satunya adalah pengujian keamanan saat mengalami kondisi tidak normal. Seperti kemasukan air misalnya.

Ponsel Terlalu Panas

Meninggalkan smartphone di dalam mobil di bawah terik matahari bukanlah hal yang bijak dilakukan. Karena panas akibat matahari diakumulasi kerja perangkat tersebut mendorong malfungsi lebih cepat. Sekalipun demikian hal ini hanya membuat kerusakan saja, sangat jarang dapat menyebabkan ledakan atau percikan api.

Dari penjelasan tadi rasanya cukup menghentikan untuk menyalahkan telepon genggam sebagai penyebab ledakan dan kebakaran. Adapun peringatan larangan penggunaannya di tempat pengisian bahan bakar umum adalah untuk menghindari kemungkinan terburuk yang faktornya tak bisa dikontrol pemilik tempat. Salah satunya seperti malfungsi telepon genggam tadi. Karena sangat tidak mungkin untuk memeriksa kelayakan perangkat telekomunikasi masing-masing.

Disamping itu peringatan bahaya handphone tadi dimaksudkan agar pengendara lebih berfokus pada kegiatannya, dalam konteks ini mengisi bensin. Karena apabila seseorang mengisi bensin sembari mengoperasikan gawainya, boleh jadi akan menciptakan kekacauan. Sebut saja seperti antrian mengular, kesalahan pengisian bahan bakar, dan lain sebagainya.

Peringatan larangan penggunaan perangkat telekomunikasi semacam ini juga umum dipasangkan di dekat tempat atau barang-barang yang mengandung bahan mudah terbakar.

Mitos Sinyal handphone Pengundang Petir

Mitos atau hoaks pengundang petir adalah handphone, ponsel pintar, atau seluler
mitos dan bahaya handphone

NOAA sebuah lembaga Kesamuderaan dan Atmosfer Amerika Serikat menjawab bahwa telepon genggam, perhiasan, serta benda berbahan metal kecil lainnya tidak mengundang petir. Petir cenderung menyambar obyek-obyek yang berada diketinggian. Adapun seseorang yang tersambar hanya karena berada di tempat dan waktu yang salah saja. Kebetulan petir karena memang sedang menuju tempatnya saja.

Menurut para ahli, risiko orang tersambar petir lebih karena dia berada di ketinggian, ruang terbuka, dekat air, atau dekat dengan bangunan metal besar atau pohon. Faktor semacam ini lebih perlu diperhatikan ketimbang penggunaan perangkat seluler.

Penutup – Kesimpulan

Mitos bahaya handphone pada dasarnya netral, dan bekerja pada ketersembunyian lewat perumpamaan-perumpamaan. Di masa modern seperti sekarang penggunaan istilah ini sering disalahgunakan sebagai berita bohong atau palsu, hoaks.

Obyek istilah ini di dunia modern tidak sekadar peristiwa, seseorang, bahkan benda-benda sehari pun terkena imbasnya. smartphone, perangkat yang hampir dimiliki semua orang nyatanya juga dimitoskan sebagai penghasil panas, pencipta ledakan, dan pengundang petir.

Padahal kejadian-kejadian tersebut seringkali muncul akibat disengaja atau memang dibuat, seperti handphone dapat memasak telur dan brondong. Atau kesalahan dalam penarikan kesimpulan sebab-akibat suatu peristiwa; seringkali hanya baru berupa dugaan tanpa bukti ilmiah.

Peristiwa yang tidak dikehendaki dipicu oleh handphone lebih merupakan malfungsi yang disebabkan kesalahan produsen dan pengguna. Untuk keteledoran produsen rasanya kecil kemungkinan hal itu terjadi. Terlebih apabila produk yang digunakan telah melakukan uji standarisasi.

Di Indonesia sendiri sebuah handphone yang hendak dijual perlu terlebih dahulu mendapatkan pengesahan oleh Badan Standar Nasional Indonesia dan Direkotrat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika. Dalam proses ini akan dilaksanakan serangkaian uji dan kelayakan sebelum mendapatkan sertifikat. Salah satu dari sekian banyak pengujian tersebut adalah pengujian keamanan. Sehingga kecil kemungkinan produk dapat menimbulkan bahaya ketika terjadi malfungsi.

Sebagai masyarakat luas dan sekaligus konsumen pada umumnya. Memilih ponsel yang memiliki izin edar menjadi begitu penting, karena dari sanalah kita mendapatkan jaminan keamanan guna mengurangi risiko yang mungkin terjadi.

Bagi produsen keamanan perangkat menjadi hal yang penting. Di zaman yang banjir informasi seperti sekarang, citra menjadi perkara yang tidak bisa dianggap remeh-temeh. Kejadian-kejadian buruk pada merk tertentu yang menimpa konsumen dapat menjadi momok buruk bagi ribuan bahkan jutaan produk yang telah dan/akan terjual. Seolah satu kesalahan produk mewakili keseluruhan.

Tentu Anda tidak menginkan hal ini terjadi, kan ? Kami sebagai konsultan sertifikasi siap membantu untuk menghindari hal ini melalui pengujian produk dan sertifikasi produk. Terima kasih. Sudah makin paham kan, mana mitos atau pemicu bahaya handphone?

Editted by UN.

Tinggalkan komentar

Tarif dan Biaya Sertifikasi SDPPI
Tarif dan Biaya Sertifikasi SDPPI – Kominfo (Update 2024)
produk wajib disertifikasi sdppi
67 HS CODE Produk Wajib Disertifikasi SDPPI/Kominfo
biaya pengujian
Biaya Pengujian Alat Telekomunikasi di 4 Lab
sertifikasi sdppi
2 Prosedur Sertifikasi SDPPI/Postel yang Perlu Diketahui
Daftar Produk Wajib SNI Terbaru
12 Kategori Produk SNI Wajib
Persyaratan Mendapatkan sertifikat SNI
9 Langkah Mendapatkan sertifikat SNI
daftar produk wajib sni
261+ Daftar Produk Wajib SNI
Kolam Renang Kota Peluang Usaha Video
SIUJK - surat izin usaha jasa kontstruksi
SIUJK – Pengertian, Keuntungan/Manfaat, Persyaratan
Memulai Bisnis Kontraktor
7 Tips Memulai Bisnis Kontraktor & Prosedurnya
Cara Mengatur Keuangan
15 Cara Mengatur Keuangan Perusahaan Konstruksi