Autoimun pada Bayi: Gejala, Jenis dan 5 Cara Mengobatinya

Seringkali berbagai penyakit yang tidak biasa menyerang anak. Seperti penyakit autoimun yang tergolong langka dan berbahaya.

Penyakit autoimun dapat dikatakan sebagai suatu kondisi di mana sistem kekebalan ataupun imun tubuh bekerja dengan keliru.

Bukannya menyerang zat asing yang masuk ke dalam tubuh, autoimun pada bayi justru menyerang sel dan jaringan sehat dalam tubuh sendiri. Akibatnya, tubuh akan mengalami gangguan yang berbahaya.

Apa yang Dimaksud dengan Penyakit Autoimun pada Bayi?

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan sehat dalam tubuh anak. Imun mengira sel dan jaringan sehat tersebut merupakan antigen ataupun benda asing.

Gangguan autoimun dapat menyebabkan bermacam jenis penyakit, walaupun tidak semuanya umum terjadi pada anak. Penyakit ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu lokal dan sistemik.

Penyakit autoimun lokal lebih memengaruhi organ tertentu seperti hati, tiroid, dan juga kelenjar adrenal. Sedangkan penyakit autoimun sistemik menyebar ke berbagai organ dalam tubuh, mulai dari kulit, ginjal, hingga jantung.

Gangguan tersebut dapat memengaruhi bagian manapun dari tubuh anak. Termasuk dalam pembuluh darah, jaringan ikat, kelenjar endokrin, sendi, otot, dan sel darah merah.

Baca: BPJS ksesehatan untuk bayi

Tanda dan Gejala Penyakit Autoimun pada Bayi

Autoimun pada Bayi
Gejala Penyakit Autoimun pada Bayi Via blog.kitabisa.com

Penderita penyakit autoimun memiliki berbagai gejala yang dialami. Hal ini dikarenakan target penyakit ini bukan hanya satu melainkan beberapa organ. Namun, tidak ada gejala khusus yang dapat dikaitkan dengan gangguan autoimun.

Walaupun demikian, terdapat tanda umum yang perlu anda waspadai. Seperti halnya infeksi dan radang organ dalam, hilang nafsu makan, diare, demam, anemia, nyeri sendi, infeksi telinga, ruam, dan juga penurunan berat badan.

Gejala di atas tergolong tidak spesifik, dalam arti bukan hanya disebabkan oleh akibat gangguan autoimun. Tetapi bisa menjadi masalah kesehatan sementara yang sederhana.

Jika buah hati anda mengalami kondisi tersebut, maka bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan. Dalam kasus ini, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Faktor Penyebab Penyakit Autoimun pada Bayi

Faktor autoimun masih menyimpan misteri karena tidak dapat ditelusuri secara pasti apa penyebabnya. Meskipun demikian, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu penyakit autoimun pada bayi, seperti:

1. Keturunan

Orang tua dapat menurunkan masalah autoimun kepada buah hati anda. Seorang ibu yang terkena penyakit autoimun saat ini sedang hamil juga dapat menurunkan antibodi ke janin yang dikandungnya.

2. Genetik

Menurut National Insitutes of Health (NIH), anak yang menderita penyakit autoimun memiliki variasi gen yang cukup unik. Artinya, kondisi gen yang cacat ini dapat memicu terjadinya penyakit autoimun.

3. Hormonal

Pakar medis dapat menyakini hormone dalam tubuh seorang anak yang berpengaruh terhadap masalah autoimun. Jika jadi ini sebabkan mengapa penyakit autoimun pada anak lebih banyak terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki.

Selain itu, sistem kekebalan tubuh perempuan memiliki respon yang lebih terhadap infeksi dan vaksinasi. Hal ini rentan menimbulkan penyakit autoimun.

4. Faktor Lingkungan

Masalah autoimun pada diri seorang anak biasanya tertidur sampai terdapat pemicu eksternal seperti virus, obat radiasi, dan sebagainya.

Hingga kini penelitian masih terus berlanjut untuk mencari tahu lebih jauh terkait penyakit autoimun pada anak. Setiap anak memiliki kondisi yang berbeda yang memiliki arti langkah penanganannya bisa berbeda.

Berbagai Penyakit Autoimun pada Bayi dan Anak

Autoimun pada Bayi
Penyakit Autoimun pada Bayi Via orami.co.id

Inilah beberapa penyakit autoimun pada bayi yang sering terjadi, diantaranya:

1. Penyakit Addison

Penyakit Addison merupakan penyakit ketika kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan jumlah yang cukup dibandingkan dengan hormon steroid seperti kortisol dan aldosteron. Penyakit ini biasa di sebut sebagai insufisiensi adrenal pediatrik.

Kortisol memengaruhi metabolism dan juga sistem kekebalan tubuh. Sedangkan aldosteron mengelola kadar natrium dan juga kalium secara baik.

2. Psoriasis

Psoriasis merupakan penyakit autoimun pada anak yang disebabkan oleh kesalahan imunitas anak yang menyerang sel kulit yang sehat. Hal ini dapat dipicu oleh infeksi pada kulit, luka, terbakar matahari, dan juga merokok.

Anak yang menderita penyakit ini dikarenakan faktor genetik atau masalah penyakit autoimun lain. Ciri-ciri yang dapat dikenali yaitu merasakan peradangan serta kulit dan persendirian yang bersisik dan menebal.

3. Autoimmune Thyroiditis

Penyakit autoimun ini umumnya terjadi pada remaja, namun juga bisa menyerang pada anak-anak. Kondisi ini menyebabkan anak mengalami kekurangan hormon tiroid di dalam tubuh.

4. Celiac

Celiac merupakan penyakit autoimun yang berkaitan dengan pencernaan, terutama fungsi usus kecil. Penyakit ini dapat kambuh ketika anak mengonsumsi makanan seperti gandum, barley, ataupun gandum hitam dengan kandungan protein gluten.

5. Juvenile Artritis

Sesuai dengan namanya, kondisi ini sering menyerang anak yang berusia di bawah 16 tahun. Masalah yang dialami lebih berkaitan dengan masalah rematik yang menyerang mata, kulit, otot, dan juga saluran pencernaan pada anak.

6. Henoch-Schonlein Purpura

Anak yang mengalami penyakit autoimun ini akan mengalami peradangan pembuluh darah sehingga tampak seperti ruam pada kaki, bokong, dan juga tangan. Tidak hanya itu, penyakit ini juga dapat berdampak pada organ dalam.

Anak yang rentan menderita penyakit ini yaitu anak yang berusia sekitar 2 hingga 11 tahun. Anak laki-laki lebih rentan terkena penyakit HSP daripada anak perempuan.

7. Juvenile Scleroderma

Penyakit autoimun yang selanjutnya yaitu Juvenile Scleroderma. Penyakit ini memiliki ciri yakni tumbuhkan lapisan kulit tebal dikarenakan terdapat kelebihan produksi kolagen.

Scleroderma terdapat dua katerogi yaitu lokal dan sistemik. Jika lokal biasanya yang terdampak hanya kulit. Sedangkan sistemik, organ dalam seperti ginjal, jantung,dan saluran pencernaan juga dapat terpengaruh.

Penyakit ini lebih sering menyerang anak perempuan daripada anak laki-laki. Biasanya, anak yang mengalami penyakit autoimun ini pada usia sekitar 10 sampai 19 tahun.

8. Penyakit Kawasaki

Penyakit Kawasaki merupakan penyakit yang langka dan terjadi ketika terdapat peradangan otot-otot pada tubuh, terutama pada pembuluh coroner di jantung. Gejalanya dimulai dengan demam dan berlanjut kurang lebih lima hari.

Bagai anak-anak yang berusia dibawah lima tahun masih rentang terkena dan mengaalami penyakit autoimun ini. Jadi, anda harus terus memperhatikan tumbuh kembang anak.

9. Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit kronis di mana pancreas berhenti untuk memproduksi hormon insulin. Penyakit ini dapat berkembang pada usia berapa saja. Tetapi lebih sering terjadi pada anak yang berusia dibawah 20 tahun.

10. Lupus

Lupus terjadi dalam berbagai bentuk dan dapat merusak sendi, kulit, ginjal, jantung, paru-paru, pembuluh darah, dan juga otak. Peyakit ini jarang terjadi pada anak yang berusia dibawah lima tahun, tetapi lebih sering terjadi pada usia lebih muda dari 18 tahun.

Pengobatan Autoimun pada Bayi secara Tepat

Autoimun pada Bayi
Pengobatan Autoimun pada Bayi Via detik.net.id

Pengobatan penyakit autoimun pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengurangi gejala, mengendalikan kerusakan yang dilakukan oleh autoimunitas. Dan juga untuk mempertahankan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.

Terapi yang diberikan oleh dokter juga dapat berbeda-beda. Hal ini bergantung dengan kondisi dan keadaan tubuh anak serta jenis penyakit yang dialaminya. Berikut ini beberapa pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit autoimun:

1. Pemberian Suplemen

Autoimun pada bayi bisa diberikan suplemen. Suplemen dibutuhkan untuk mengisi kembali asupan vitamin, hormon, ataupun insulin dalam tubuh anak.

2. Transfusi Darah

Transfusi darah dilakukan untuk menangani kasus kelainan tertentu, seperti pada organ hati ataupun ginjal. Tindakan ini dilakukan karena tubuh memproduksi lebih sedikit darah ataupun lebih sedikit trombosit.

3. Terapi Fisik

Terapi fisik dilakukan untuk orang yang terkena penyakit yang berhubungan dengan tulang, sendi, ataupun otot. Ini bermanfaat untuk membuat bagian tubuh tersebut supaya dapat bergerak dengan mudah dan memperkuat otot.

4. Obat Antiinflamasi Nonsferoid

Nonsteroidal antri-inflammatory drugs (NSAID) atau sering disebut dengan obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen dan naproxen. Obat ini dapat membantu mengatasi pembengkakan, nyeri, dan juga kekakuan. Autoimun pada bayi bisa dibantu dengan obat antiinflamasi.

Selain itu, obat ini juga bermanfaat untuk menekan nyeri radang yang disebabkan karena beberapa penyakit seperti rheumatoid arthritis. Namun, saat mengonsumsi obat tersebut, anda harus mengikuti anjuran dokter.

5. Pembedahan

Dalam kasus yang tertentu yang rumit seperti artitis idiopatik atau obstruksi usus pada penyakit Crohn, dokter mungkin juga akan merekomendasikan untuk dilakukan tindakan pembedahan.

Nah, demikian beberapa informasi terkait penyakit autoimun pada bayi. Jika anda menemukan tanda dan gejala yang mirip, jangan ragu untuk segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Semoga bermanfaat. – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.

About Indah Maesaroh

lahir dan besar di Kota Kebumen. Lulusan dari perguruan tinggi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tinggalkan komentar