Mengenal Lokus Stunting Adalah, Penyebab, Hingga Upaya Penanganannya

Lokus stunting adalah lokasi khusus yang menjadi tempat penanganan anak-anak stunting sekaligus mampu mendukung pembangunan berkelanjutan. 

Lokus stunting adalah kondisi anak yang mengalami perkembangan fisik terganggu akibat masalah gizi kronis atau kurangnya asupan nutrisi tiap harinya.

Tentu saja, penanganan stunting ini harus diprioritaskan oleh seluruh warga Indonesia, termasuk pemerintah dan juga orang tua balita. 

Sebab, balita dengan tinggi badan di bawah rata-rata sangat berpotensi mengalami keterbelakangan mental, memperlambat kinerja otak, hingga beresiko serangan penyakit kronis.

Stunting pada anak memang harus segera ditangani agar tidak menimbulkan dampak berkepanjangan bagi fisik maupun daya tahan tubuh anak.

Berikut pengertian lokus stunting, beserta penyebab dan upaya yang dapat dilakukan untuk menanganinya

Apa itu Lokus Stunting?

Pemerintah telah melakukan banyak cara dalam upaya pencegahan dan penurunan kasus stunting di Indonesia. 

Salah satunya, dengan membentuk lokus stunting adalah pada setiap daerah kabupaten/kota hingga pelosok desa.

Penetapan lokus stunting adalah ditinjau dari kondisi gagal tubuh anak balita yang lebih rendah dibandingkan anak-anak lain seusianya. 

Umumnya, hal ini terlihat ketika usia balita menginjak 1.000 hari atau genap berusia 3 tahun.

Berdasarkan titik persebarannya, hampir seluruh kabupaten dan kota di Indonesia menjadi lokus stunting pemerintah. 

Bahkan, WHO juga menyatakan bahwa angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan negara-negara Asean lainnya, seperti Filipina, Thailand, dan Malaysia. 

Ini membuktikan bahwa lokus stunting adalah zona prioritas intervensi yang harus digalakkan oleh pemerintah agar nantinya tidak merugikan bonus demografi. 

Sebab, anak stunting yang sudah tumbuh dewasa mayoritas memiliki produktivitas dan etos kerja yang rendah akibat berkurangnya tingkat kecerdasan.

Permasalahan stunting banyak terjadi di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi, sebab mereka tidak mampu memenuhi asupan protein, nabati, hingga zat besi anak. 

Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah pada setiap lokus stunting adalah.

  1. Pemerintah memaksimalkan program pembangunan sanitasi dan air bersih sebagai wujud edukasi gerakan hidup sehat dan bersih. Adapun cara yang dapat diimplementasikan, seperti pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan TPA (Tempat Pengolahan Air).
  2. Lokus stunting adalah prioritas tiap provinsi, yakni dengan peningkatan gizi masyarakat melalui program PMT (Pemberian Makanan Tambahan). Hal ini berguna untuk meningkatkan status gizi anak, baik mulai ibu hamil, melahirkan, hingga menyusui anaknya.
  3. Lokus stunting adalah bagian dari perencanaan pembangunan desa, sehingga penggunaan dana desa juga harus diutamakan pada pencegahan stunting. Beberapa upaya yang dapat dilakukan, seperti pembangunan/rehabilitasi posyandu, pembangunan MCK, hingga pelatihan dan pembinaan kader kesehatan desa.
  4. Pemberian bantuan medis oleh puskesmas untuk meminimalisir kasus stunting, seperti makanan, vitamin, dan obat-obatan. Ibu hamil juga harus menjadi sasaran lokus stunting adalah untuk mencegahnya dari kekurangan zat besi dan asam folat.

Penyebab Stunting Pada Anak Balita

Stunting pada balita dan anak-anak ditunjukkan dari pertumbuhan badannya yang minim dan daya tahan tubuhnya pun sangat buruk. 

Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, yakni sebagai berikut.

1. Asupan Gizi Ibu Hamil Terbatas

Ibu hamil sejatinya harus mendapatkan asupan gizi cukup, sehingga janin mampu menerima nutrisi yang tercukupi pula. 

Namun, kondisi ibu hami yang buruk, seperti terlalu kelelahan atau mengalami anemia dapat memicu timbulnya stunting pada bayi yang dilahirkan.  

2. Minimnya Perawatan Pasca Melahirkan

Perawatan pasca melahirkan juga dibutuhkan oleh ibu dan anaknya untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami. 

Sangat dianjurkan, bayi langsung diberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.

3. Kurangnya Asupan Gizi Anak

Terhalangnya asupan gizi yang diberikan pada anak balita bisa menyebabkan gizi buruk, bahkan mengakibatkan stunting. 

Terutama mineral dan protein yang wajib tercukupi ketika anak masih berusia balita. 

4. Gangguan Mental Ibu

Faktor penyebab lainnya anak mengalami stunting karena gangguan mental yang terjadi pada ibu hamil. 

Terutama, faktor ibu yang masih remaja dengan emosi labilnya akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak.

5. Tidak Mengikuti Imunisasi

Pemerintah melalui desa setempat telah mencanangkan program imunisasi bagi balita hingga usianya 5 tahun. 

Sehingga, anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi layak akan menghambat kekebalan tubuhnya dan beresiko stunting.

6. Bayi Lahir Prematur

Dewasa ini, angka kelahiran bayi premature di Indonesia masih sangat tinggi dan memerlukan penanganan dari pemerintah. 

Sebab, kondisi bayi premature ini sangat rawan mengalami infeksi organ, sehingga terancam menderita stunting.

Upaya Menangani Stunting Oleh Orang Tua

Lokus Stunting Adalah

Stunting bisa dipengaruhi oleh banyak hal, baik karena pola asuhnya, ketahanan pangan, hingga kondisi lingkungan sekitarnya. 

Maka dari itu, jika anak Anda didiagnosis mengalami stunting, maka sebaiknya lakukan hal berikut agar anak tumbuh tinggi dan tidak kerdil.

  • Berikan Suplemen yang Cukup

Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah memastikan bahwa nutrisi tambahannya tercukupi. 

Pahami konsep gizi yang baik, seperti meningkatkan asupan zat besi dari sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan untuk mencegah berat badannya rendah.

Perhatikan pula asupan asam folatnya setiap hari untuk memaksimalkan perkembangan otak dan sumsum tulang belakangnya. 

Beberapa makanan yang tinggi asam folat, seperti kuning telur, sayuran hijau, daging ungags, dan lainnya.

Nutrisi lainnya juga bisa diberikan berupa vitamin untuk anak stunting seperti vitamin A, omega-3, zink, protein whey, hingga yodium.

Sebab, kandungan di dalamnya berperan membangkitkan sel aktif tulang, sehingga tinggi badannya pun cepat tumbuh.

  • Menerapkan Perilaku Hidup Sehat

Penerapan hidup sehat dalam rangka mengatasi lokus stunting adalah cara efektif lainnya yang tidak boleh dilewatkan. 

Antara lain, Anda dapat membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum makan, menjaga kesehatan diri, dan membersihkan rumah dengan teratur.

Kondisi air bersih juga perlu diperhatikan agar minuman yang dikonsumsi anak-anak bebas dari kuman dan bakteri. 

Sebab, jika anak mengalami masalah kesehatan seperti diare, tentu menyebabkan nafsu makannya turun dan beresiko stunting.

Dengan penerapan gaya hidup sehat ini, imunitas si kecil pasti lebih meningkat, sehingga tidak akan mudah sakit. 

Namun, pastikan pula tetap rutin mengukur tinggi dan berat badan si kecil guna meminimalisir terjadinya stunting.

Baca juga: 8 Aksi Konvergensi Stunting dan Langkah yang Harus Dilakukan Orang Tua

  • Berikan ASI dan Susu yang Cukup

Bagi balita di bawah usia 2 tahun, sebaiknya hanya mengonsumsi ASI dari ibu yang kaya kandungan gizi makro dan mikro. 

Di dalam ASI pun kaya akan kandungan kalsium, asam folat, dan zat besi untuk menjaga asupan gizi bayi.

Berikan pula MPASI yang maksimal pada balitas mulai usia 6 bulan hingga 23 bulan.

Misalnya, ibu bisa berikan makanan yang kaya protein hewani seperti daging ayam, telur, dan daging sapi, serta buah-buahan dan sayuran sebagai pelengkapnya.

Kemudian, jika bayi sudah berusia di atas 2 tahun, boleh memberikan susu untuk membangun sistem imun anak. 

Pastikan susu tersebut bebas laktosa dan tinggi protein hewani untuk menambah berat badannya sekaligus meningkatkan massa otot si buah hati.

Itulah pengertian lokus stunting adalah yang mampu mempercepat penanganan stunting di tiap daerah agar lebih tepat sasaran. 

Bagi tiap orang tua, pastikan pula memperhatikan kebutuhan gizi anak, bahkan sejak dalam kandungan agar terhindar dari resiko stunting tersebut.

About Luky Yull

Lahir di Kota Blitar. Saat ini bekerja sebagai Content Writer dan tutor.

Tinggalkan komentar