Metode Trauma Healing pada Orang Dewasa

Kebutuhan trauma healing pada orang dewasa kerap dianggap sepele. Kenyataannya, tidak hanya anak-anak dan remaja saja yang membutuhkan pemulihan.

Orang dewasa yang mengalami kejadian tertentu seperti bencana membutuhkan motivasi dan dorongan. Trauma healing pada orang dewasa dilakukan supaya korban dapat melanjutkan hidupnya secara normal seperti sebelum bencana terjadi.

Hal ini dikarenakan, terkadang, korban mengalami ingatan-ingatan dari kejadian tersebut secara berulang.

Ingatan tersebut dapat berkembang menjadi perubahan emosi, ketakutan bahkan merenggut kebahagiaannya. Ketakutan sendiri merupakan hal umum yang terjadi jika korban mengingat kejadian buruknya.

Fenomena Bencana Di Indonesia

Bencana sendiri adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Bencana disebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor nonalam maupun faktor manusia. Sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Seiring dengan waktu yang terus berkembang serta semakin meningkatnya aktivitas manusia, terjadilah kerusakan lingkungan hidup yang cenderung semakin parah.

Kerusakan lingkungan hidup juga memicu peningkatan jumlah kejadian dan intensitas bencana yang bersifat hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan).

Sejak awal tahun 2020, berbagai bentuk bencana telah melanda Indonesia. Mulai dari banjir, gempa, hingga yang benar-benar membuat Indonesia harus “rehat” sejenak yaitu Covid-19.

Setiap bencana yang datang di suatu wilayah tentu saja akan berdampak kepada korban bencana. Dampak tersebut tidak hanya dialami secara fisik, namun juga secara psikis.

Terjadinya bencana alam dapat dikatakan sebagai akibat perilaku dan adanya peristiwa alam. Bencana alam sebagai akibat dari perilaku contohnya adalah fenomena banjir.

Banjir umumnya merupakan akibat penebangan liar atau tata kota yang tidak tertata dengan benar. Sementara itu ada juga bencana alam yang murni merupakan akibat dari peristiwa alam.

Baca: Trauma healing korban pelecehan seksual

Trauma Healing Pada Orang Dewasa
Bencana, Ilustrasi Metode trauma healing pada orang dewasa – Sumber: treehugger.com

Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial.

Dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas. Sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.

Bencana seperti banjir pun bisa memakan korban yang signifikan pada komunitas manusia. Hal ini dikarenakan mencakup suatu wilayah tanpa peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain seperti hujan lebat.

Oleh karena itu, peristiwa geologi dan psikologi memiliki kaitan yang erat. Berbagai daerah di Indonesia pemah mengalami bencana alam yang dahsyat.

Beragam peristiwa traumatik pun banyak terjadi di Indonesia. Peristiwa traumatik tersebut tidak hanya dalam bentuk konflik dan kekerasan secara sosial saja.

Gunung Galunggung di Jawa Barat misalnya, pemah meletus dengan menelan korban nyawa, harta, dan benda yang tidak sedikit.

Berulangkali hampir tiap tahun Gunung Merapi di Yogyakarta menyemburkan “wedus gembel”. Kasus lumpur panas di Sidoatjo juga bencana yang mengakibatkan korban yang lumayan besar.

Bukan hanya bencana vulkanik, tetapi bencana tektonik seringkali terjadi di Indonesia. Misalnya, pada tahun 2002 terjadi bencana tektonik yang menyebabkan kota Lampung porak poranda. Banyak rumah-rumah roboh, dan nyawa manusia melayang sia-sia.

Bencana yang datang tentu saja masih meninggalkan trauma mendalam bagi mereka yang mengalaminya secara langsung. Penderitaan pasca bencana dapat dirasakan oleh siapa saja.

Bukan hanya anak-anak yang akan mengalami trauma bencana, orang dewasa pun tidak luput dari kemungkinan akan mengalami trauma akan bencana.

Namun demikian, trauma yang dialami oleh para korban bencana alam tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Diperlukan terapi penyembuhan trauma (trauma healing) sehingga para korban dapat melanjutkan kehidupannya dengan normal tanpa perasaan takut.

Metode Trauma Healing Pada Orang Dewasa

Trauma Healing Pada Orang Dewasa
Metode trauma healing pada orang dewasa – Sumber: dara.co.id

Trauma healing pada orang dewasa bisa dikatakan sebagai salah satu kebutuhan utama bagi korban bencana. Melalui terapi trauma healing ini, diharapkan korban bisa sembuh dari traumanya dan mampu menjalani kehidupannya sebagaimana sebelum terjadi bencana.

Trauma Healing pada orang dewasa sangat diperlukan di Indonesia dimana merupakan Negara yang rawan bencana alam (banjir, tanah longsor, gempa). Bencana alam tersebut banyak menimbulkan kerugian dan kesedihan pada korbannya.

Bahkan, tak jarang korban bencana alam mengalami trauma berat akibat bencana. Ketakutan terhadap bencana adalah reaksi yang umum dialami oleh korban bencana.

Terkadang korban bencana mengalami pengulangan ingatan mengenai bencana tersebut. Kemudian dapat berkembang lebih serius menjadi rasa hilangnya emosi, atau bahkan mengalami insomnia, dan waspada berlebihan.

Pada anak-anak trauma akan bencana alam dapat menghilangkan keceriaan anak. Ada sejumlah cara yang dapat ditempuh untuk melakukan trauma healing.

Terapi trauma healing pada orang dewasa maupun anak dapat dilakukan dengan konsumsi obat atau terapi psikis. Secara prinsip, trauma healing yang diberikan pada orang dewasa berbeda dengan anak-anak.

Baca: Trauma healing pada anak

Pada anak-anak, trauma healing dapat dilakukan melalui beberapa metode, yang pertama adalah dengan teknik play teraphy. Melalui metode play therapy, anak akan diajak mengatasi traumanya melalui media permainan.

Metode lainnya yaitu melalui tari, dengan tari anak dapat mengekspresikan emosi yang ada pada dirinya. Hal ini dikarenakan tari memiliki sifat rekreatif.

Sementara itu, trauma healing pada orang dewasa dapat dilakukan melalui konseling. Trauma healing pada orang dewasa umumnya lebih mudah dilakukan, karena mereka bisa dengan mudah mengekspresikan apa yang dirasakan secara verbal.

Melalui metode konseling, trauma yang dialami oleh korban diharapkan bisa sedikit berkurang. Selain menstabilkan kondisi emosional, layanan trauma healing pada orang dewasa juga memberikan keterampilan yang menjadi modal awal memulai kehidupan baru.

Sehingga, mereka bisa segera menjalani hidup secara mandiri dan tidak terus-menerus menyandarkan kehidupannya pada orang lain, termasuk pada pemerintah.

Untuk mencapai efektivitas layanan, konseling trauma dilakukan dengan dua format. Yang pertama adalah format individual yang ditujukan untuk korban dengan tingkat stres dan depresinya berat. Yang kedua adalah format kelompok yakni untuk individu yang beban psikologisnya masih pada tingkatan sedang.

Sebelum pelaksanaan metode layanan konseling, langkah pertama adalah menciptakan rasa aman. Individu yang mengalami trauma akan merasa dunia ini tidak aman dan nyaman. Oleh karena itu, mereka memerlukan orang lain yang dapat memberikan perlindungan dan rasa nyaman sehingga mereka tidak merasa sendirian.

Penciptaan rasa aman tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan permainan yang bisa mendorong individu untuk melupakan sejenak peristiwa yang dialaminya.

Bagi individu yang mengalami trauma akibat perampokan, bisa dilakukan dengan memberi izin tidak masuk kerja dalam beberapa hari. Sedangkan bagi yang kena rampok di rumah, bisa dilakukan dengan pindah rumah sementara waktu.

Metode pendekatan klasikal dapat diterapkan untuk kasus yang berhubungan dengan rasa takut tidak adaptif. Salah satu teknik yang umum digunakan bagi klien dengan masalah kecemasan karena peristiwa traumatis adalah disensitisasi sistematik.

Asumsi dasar yang mendasari teknik ini adalah bahwa semua perilaku individu terbentuk melalui pengalaman atau hasil belajar. Dan untuk mengubah, memodifikasi atau menghilangkan perilaku tersebut juga melalui belajar.

Oleh sebab itu, responsi terhadap kecemasan itu bisa dipelajari atau dikondisikan dan proses ini disebut dengan terapi.

Sebelum memulai disensitisasi, konselor melakukan konseling untuk mengetahui informasi spesifik kecemasan klien untuk memahami latar belakang klien secara komprehensif.

Konselor harus mengidentifikasi gejala-gejala trauma atau PTSD yang dialami oleh klien. Hal ini bisa dilakukan jika klien merasa nyaman, dan rasa nyaman itu diciptakan oleh konselor.

Setelah itu, konselor bersama klien mulai menyusun daftar urutan (hirarki) situasi yang menyulut kecemasan. Mulai dari situasi dengan kecemasan rendah sampai tinggi. Jumlah urutan kecemasan yang disusun tergantung pada tingkat kecemasan yang dialami klien, biasanya sampai lima, enam, atau lebih.

Proses disensitisasi dilakukan dengan meminta klien duduk dalam keadaan santai dan nyaman sambil memejamkan mata. Teknik ini disebut juga latihan rileksasi. Latihan relaksasi yaitu proses penegangan dan pengenduran berbagai otot, seperti lengan, tangan, wajah, perut, kaki, dan lain sebagainya.

Setelah klien merasa rileks, klien diminta membayangkan sesuatu yang paling sedikit menimbulkan kecemasan sesuai dengan hirarki yang telah disusun.

Kemudian, konselor bisa bergerak maju dalam hirarki selanjutnya sampai klien memberi isyarat bahwa pada situasi itulah dia mengalami kecemasan. Pada saat itu pula skenario dihentikan. Klien disuruh membuka matanya dan disuruh duduk santai.

Apabila klien tidak bersedia melanjutkan pada hirarki kecemasan yang lebih tinggi, konselor bersama klien membahas apa yang dialaminya.

Lalu konselor akan melanjutkannya pada konseling berikutnya. Sebaliknya bila klien bersedia melanjutkan konseling, pengendoran ketegangan dimulai lagi dan dilanjutkan dengan hirarki kecemasan yang lebih tinggi lagi

Selain melalui metode konseling, bisa juga menggunakan metode Tapas Acupressure Technique (TAT). Metode ini dilakukan dengan menyentuh secara ringan beberapa titik akupuntur di kepala sambil mengarahkan perhatian pada masalah yang ingin dihadapi.

Berbagai model layanan bimbingan menurut Edi Purwanta (2010) telah dikonstruksikan untuk membantu korban, tetapi model yang sesuai sangat tergantung pada masalah dan kondisi lingkungan pendukungnya.

Salah satu model umum adalah Sequentially Planned Integrative Counseling for Children (Model SPICC). Model ini merupakan model integratif yang telah memperoleh dukungan riset sejak tahun 1995. Secara skuential model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Dalam model SPICC, terdapat beberapa fase yang harus ditempuh sebagai berikut:

Trauma Healing Pada Orang Dewasa
Metode trauma healing pada orang dewasa – Sumber: sehatq.com
  1. Fase 1
    1. Proses yang dibutuhkan:
      • Anak bergabung dengan konselor
      • Anak mulai menceriterakan kisah mereka
    1. Pendekatan:
      • Konseling berbasis klien
    1. Metode/strategi:
      • Berbagi cerita akan membantu anak-anak mulai merasa lebih baik
  2. Fase 2
    1. Proses yang dibutuhkan:
      • Anak melanjutkan kisah mereka
      • Kesadaran anak terhadap masalah mulai meningkat
      • Anak-anak mulai berhubungan dengan emosi dan mungkin mengalami perasaan terharu
      • Anak-anak akan membelokkan pembicaraan dan menunjukkan resistensi
    1. Pendekatan:
      • Terapi gestalt
    1. Metode/strategi:
      • Memunculkan kesadaran anak-anak membuat anak-anak mampu mengenali masalah secara jelas, berhubungan dengan emosi dan melepaskan emosi tersebut
  3. Fase 3
    1. Proses yang dibutuhkan:
      • Anak-anak mengembangkan perspektif atau pandangan yang berbeda terhadap dirinya.
    1. Pendekatan:
      • Terapi naratif
    1. Metode/strategi:
      • Merekonstruksi dan menebalkan kisah yang lebih dimasalahkan anak-anak dan memperkuat perspektif mereka
  4. Fase 4
    1. Proses yang dibutuhkan:
      • Anak-anak berhubungan dengan keyakinan yang merusak diri
      • Anak-anak mencari opsi dan pilihan
    1. Pendekatan:
      • Terapi perilaku kognitif
    1. Metode/strategi:
      • Proses menantang pikiran yang tidak membantu menghasilkan perubahan sikap
  5. Fase 5
    1. Proses yang dibutuhkan:
      • Anak-anak berlatih merasakan dan mengevaluasi sikapnya yang baru
    1. Pendekatan:
      • Terapi perilaku
    1. Metode/strategi:
      • Merasakan sikap baru dan menghasilkan penguatan pada sikap adaptif

Beberapa metode terapi diatas dapat disesuaikan dengan kondisi korban. Sehingga dapat dicari mana yang paling nyaman dan dapat membuat korban pulih.

Pemulihan pasca terjadinya bencana biasa disebut dengan trauma healing. Terdapat berbagai metode terapi untuk penyembuhan bagi korban yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisinya. Trauma tidak hanya terjadi pada anak-anak namun juga pada orang dewasa.

Trauma healing pada orang dewasa menjadi salah satu kebutuhan yang utama bagi para korban bencana. Dengan trauma healing, korban diharapkan bisa sembuh dari traumanya dan menjalani kembali kehidupannya sebagaimana sebelum mengalami bencana.

Editted: 16/06/2021 by IDNarmadi.

About Sakinatul Muhimmah

Love to write and sing, Love to be a good person.

Tinggalkan komentar