Trauma Healing: Pengertian, Penyebab, Gejala, Metode

Trauma bisa terjadi karena berbagai kejadian negatif yang bisa berdampak buruk dan berpengaruh pada mental dan emosional. Trauma juga bisa menyebabkan post traumatic stress disorder untuk korban.

Ketika seseorang mengalami trauma, maka trauma healing sangat perlu dilakukan untuk memulihkan kembali kodisi penderita.

Ada banyak hal yang bisa menimbulkan trauma, beberapa diantaranya adalah kematian orang yang disayangi, bencana alam, KDRT, perkosaan dan sebagainya.

Trauma ini bisa menyebabkan PTSD atau post traumatic stress disorder. PTSD sendiri merupakan gangguan mental yang terjadi sesudah mengalami kejadian yang mengakibatkan trauma.

Baca: Trauma healing korban pelecehan

Biasanya, korban akan merasa seperti kejadian penyebab trauma tersebut terulang kembali dan terus teringat sampai mengalami mimpi buruk.

Selain itu, seseorang yang mengalami trauma juga biasanya akan selalu menghindari segala hal yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Untuk itulah, trauma healing sangat penting dilakukan supaya masalah ini tidak terjadi berkelanjutan.

Apakah Trauma Healing?

Jika dilihat secara harafiah, trauma healing berartiĀ  penyembuhan di masa trauma. Namun tidak semua penyintas ada di lokasi bencana yang mengalami trauma.

Untuk itu, pemakaian kata trauma healing dirasa belum tepat untuk dipakai. Dari beberapa penyintas akan melewati kondisi pasca gempa kemudian kembali memulai kehidupan.

Sedangkan sebagian kecil lagi akan mengalami trauma. Meski begitu, sebagian penyintas yang mengalami gangguan psikologis butuh bantuan ahli.

Akan tetapi untuk melakukan diagnosis butuh waktu serta observasi yang baik untuk melihat kecenderungan stres pasca trauma. Sedangkan untuk pemulihan kondisi psikologis dibutuhkan keterlibatan dari semua pihak.

Penyebab Trauma Psikologis

Trauma healing
Metode trauma healing

Banyak orang yang sering mengganti kata takut menjadi trauma meski ini adalah salah. Trauma psikologis lebih dari sekedar rasa takut yang timbul ketika rasa aman melakukan sesuatu sudah hilang.

Trauma psikologis sendiri bisa menyebabkan korban sangat kesulitan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan berikut beberapa penyebab dari trauma selengkapnya:

1. Sebuah Peristiwa

Meski suatu kejadian hanya terjadi sebanyak 1 kali, namun sudah bisa menyebabkan trauma karena suatu hal. Contoh dari peristiwa yang bisa menimbulkan trauma adalah bencana alam, kecelakaan, kekerasan, cedera parah dan sebagainya.

Kejadian traumatis ini bisa terus teringat sampai dewasa dan menyebabkan trauma psikologis berkepanjangan. Kondisi ini kemudian bisa mengarah ke kondisi gangguan stres pasca trauma atau PTSD.

2. Stres Terlalu Berkepanjangan

Ada banyak hal yang bisa memicu stres berkepanjangan. Contohnya seperti tinggal pada area perang atau yang tingkat kriminalitasnya tinggi. Selain itu seseorang yang dibully atau ditelantarkan ketika kecil juga bisa menyebabkan stres berkepanjangan.

Sementara itu, didiagnosis memiliki penyakit yang parah juga bisa mengakibatkan seseorang mengalami trauma psikologis.

3. Hal yang Tidak Terlalu Disadari

Dari mulai putus cinta, kematian orang yang terdekat sampai melakukan operasi ketika kecil kehidupan juga bisa menyebabkan trauma psikologis.

Semua ini sering tidak disadari dan dianggap bisa terlewati beberapa waktu kemudian. Akan tetapi untuk sebagian orang, meski terlihat sepele namun tidak cukup mudah untuk dilalui.

Tanda dan Gejala Mengalami Trauma Psikologis

Untuk dapat mengetahui kondisi dari traumatis, maka ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan. Salah satunya dengan melihat gejala dan tanda yang ditimbulkan. Tidak hanya dari segi emosional, namun gejala dan tanda seseorang yang mengalami trauma namun juga dari fisik seperti berikut ini:

1. Tanda dan Gejala Trauma Secara Emosional

Untuk gejala emosi yang biasanya terjadi pada seseorang dengan trauma diantaranya adalah:

  • Menyangkal atau tidak bisa menerima kenyataan.
  • Sedih.
  • Marah.
  • Emosi yang terlalu meluap-luap.
  • Menganggap diri sendiri yang bersalah dengan apa yang sudah terjadi.
  • Sering merasa malu.
  • Selalu menarik diri dari pergaulan.

Umumnya, emosi yang memuncak ini dilampiaskan pada orang di sekitar seperti teman serta saudara. Inilah yang menyebabkan kesulitan akibat trauma psikologis tidak sekedar dirasakan 1 orang, namun juga orang sekitarnya.

Ketika ada yang ingin membantu, maka orang yang trauma tersebut justru akan menjauhkannya dan semakin terjerumus dengan masalah.

Baca: Trauma healing pada orang dewasa

2. Tanda dan Gejala Trauma dari Segi Fisik

Jika dilihat dari segi fisik, maka trauma psikologis juga bisa menyebabkan beberapa gejala, seperti:

  • Lemas.
  • Pucat.
  • Tubuh selalu terasa lelah.
  • Susah untuk berkonsentrasi.
  • Jantung berdegup lebih kencang.
  • Terasa nyeri di bagian tubuh tanpa sebab yang jelas.
  • Otot terasa menegang.
  • Susah tidur atau sering mimpi buruk ketika tidur.

Gejala fisik yang ditimbulkan pada seseorang dengan trauma ini tidak boleh dianggap sepele. Meski memang penyebabnya belum jelas dan berhubungan dengan psikis, namun sebenarnya korban merasa kesakitan. Untuk itulah, seseorang yang mengalami trauma memerlukan penanganan medis secepatnya.

Trauma Healing yang Fokus Pada Kejadian

Untuk trauma healing atau penyembuhan trauma dilakukan dengan memusatkan ingatan dari korban ke peristiwa traumatis yang dialami. Contohnya dengan terapi pemaparan atau exposure therapy dan terapi pemrosesan kognitif atau cognitive processing therapy. Berikut adalah beberapa penjelasan selengkapnya:

1. Exposure Therapy

Exposure therapy atau terapi pemaparan merupakan trauma healing yang direkomendasikan sebagai trauma healing. Dalam prosesnya lebih fokus pada mengubah struktur rasa takut di pikiran. Ini bertujuan supaya korban tidak lagi bermasalah pada saat melihat sesuatu yang berkaitan dengan situasi tersebut.

Korban nantinya akan diajak mengakses ingatan dari hal yang menyebabkan trauma tersebut. Sesudah itu, secara perlahan jorban akan diajarkan jika semua yang terjadi tidak berhubungan dengan yang dilihat saat ini.

Proses tersebut nantinya akan mengajarkan pada korban supaya bisa menerima semua yang terjadi dan melanjutkan hidup.

2. Cognitive Behavioral Therapy

Cognitive behavioral therapy atau CBT atau terapi perilaku kognitif merupakan trauma healing untuk membantu korban menghadapi trauma. Ini dilakukan dengan cara mengubah cara berpikir atau bertindak dari korban.

Prosesnya dilakukan dengan cara memakai banyak teknik psikologis yang bisa membantu korban untuk memahami yang sudah terjadi.

Biasanya CBT akan dilakukan selama 8 hingga 12 kali pertemuan dan masing-masing sesi dilakukan selama 1 jam. Ketika pertemuan pertama, korban akan diajak untuk berbicara tentang kejadian traumatis yang terjadi dengan detail.

Terapis akan mendengarkan dan mencatat semua hal yang membuat korban susah untuk keluar dari bayang-bayang tersebut.

Contohnya jika korban menyalahkan diri sendiri akibat saat bencana tidak sempat untuk menolong orang tuanya. Terapis nantinya akan membantu korban supaya bisa menerima serta memahami jika ada hal yang diluar kuasa. Proses ini bertujuan untuk mengurangi gejala PTSD korban dan diharapkan bisa hilang seluruhnya.

Trauma Healing Tidak Fokus Pada Kejadian

Metode trauma healing
Trauma healing

Untuk proses trauma healing ini berguna untuk meredakan gejala PTSD tanpa fokus ke semua hal yang berhubungan dengan peristiwa traumatis.

1. Eye Movement Desensitisation and Reprocessing [EMDR]

Walau masih baru, namun EMDR ini dianggap sudah mampu untuk meredakan gejala yang dialami korban PTSD. Prosedurnya dilakukan dengan meminta korban menceritakan kembali peristiwa traumatis yang dialami sekaligus memperhatikan hal lainnya. Contohnya dengan memperhatikan gerakan jari terapis dan hal lain.

Tujuan dari terapi ini adalah supaya korban bisa memikirkan hal yang lebih positif agar bisa menceritakan kejadian traumatis tersebut. Sedangkan untuk lama prosesnya bisa sampai 3 bulan lamanya. Namun cara ini banyak digunakan karena dianggap cukup ampuh sebagai trauma healing.

2. Stress Inoculation Training

Trauma healing ini akan mengajarkan pada korban tentang beberapa cara menghilangkan stres dan membuat tubuh rileks. Contohnya adalah dengan mempelajari teknik pijat, pernapasan dan lain sebagainya. Sesudah mengikuti tes SIT ini sekitar 3 bulan, maka korban diharapkan bisa lebih bisa menghadapi stres.

Cara Melakukan Trauma Healing

Trauma Healing: Pengertian, Penyebab, Gejala, Metode 1
Melakukan trauma healing

1. Meminimalisir Paparan Media

Korban yang mengalami peristiwa traumatis seperti sering menyaksikan hal mengerikan di TV bisa menyebabkan tekanan traumatis. Bahkan, korban bisa saja tidak menyadari jika sudah mengalami masalah tersebut. Untuk itu supaya trauma tidak berkepanjangan, maka sebaiknya jauhkan dari paparan media tersebut.

2. Kenali Dengan Baik Gejala PTSD

Beberapa pengalaman seperti penganiayaan, bencana alam atau kejadian lain bisa saja membuat korban mengalami trauma. Seseorang dengan PTSD biasanya tidak bisa mengekspresikan emosi, sering menarik diri dari rutinitas serta lingkungan sosial.

Selain itu, korban juga biasanya mengalami banyak gangguan kognitif dan dalam jangka panjang bisa menyebabkan depresi atau panic attack.

Mencari tahu penyebab dari trauma lebih dalam sangat penting untuk melihat cara mencegah trauma tersebut terjadi lagi. Selain itu, ikut dalam kelompok dukungan yang berhubungan dengan trauma juga bisa membantu. Ini juga tidak kalah penting untuk mengingatkan jika yang mengalami trauma tersebut bukanlah diri sendiri.

3. Mendekatkan Diri Pada Lingkungan Sosial

Dengan menjauhkan diri dari orang terdekat, maka hanya bisa menyebabkan seperti merasa sendirian. Ini bisa membuat kejadian traumatik kembali diingat bahkan lebih sering lagi.

Sebaliknya, jika lebih banyak bercerita pada orang lain, maka bisa mengurangi tekanan pikiran dibandingkan hanya menyimpannya sendiri. Lingkungan keluarga serta teman merupakan tempat yang baik agar bisa memperoleh dukungan yang diperlukan.

4. Mengikuti Terapi

Ada beberapa gejala dari PTSD yang bisa melelahkan serta mengurangi kualitas dari waktu istirahat. Ini menyebabkan performa sekolah, pekerjaan bahkan hubungan pribadi bisa terganggu. Terapi menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

Baik itu terapi kejiwaan atau mengonsumsi obat-obatan anti depresan atau obat tidur bisa digunakan. Meski tidak memberikan hasil yang cepat, akan tetapi cara ini baik dilakukan untuk trauma healing dengan kondisi pikiran yang jernih.

Selain melakukan terapi, usahakan juga untuk mengurangi sumber stres agar pemulihan trauma bisa semakin efektif.

5. Mengalihkan Perhatian Pada Hal Positif

Aktivitas seperti bekerja atau bisa menjadi relawan dapat dilakukan sebagai cara mengalihkan perhatian dari emosi serta ingatan yang tidak diinginkan. Meski fokus pada sesuatu tidak langsung menghilangkan trauma, namun bisa meminimalisir.

Selain itu, ini juga baik dilakukan untuk menyeimbangkan kembali kehidupan. Alihkan perhatian pada hal positif ketika sedang sendirian menjadi penting agar ingatan akan trauma tersebut tidak datang kembali.

6. Lakukan Secara Rutin Aktivitas Relaksasi

Melakukan aktivitas relaksasi dengan teratur sangat penting untuk pikiran atau trauma healing. Relaksasi yang bisa dilakukan diantaranya adalah meditasi, mendengarkan musik, stretching, olahraga dan sebagainya. Kondisi yang rileks tidak hanya memerlukan ketenangan pikiran, akan tetapi juga kekuatan fisik.

Untuk itulah, keduanya sangat harus dipenuhi ketika ingin melakukan aktivitas relaksasi. Akan tetapi yang harus diingat, tujuan dari aktivitas ini adalah untuk melupakan semua hal penyebab stres. Untuk itu, sebaiknya pilih aktivitas yang bisa membuat pikiran menjadi tenang.

Sebaiknya, hindari aktivitas dengan stimulus yang negatif dari lingkungan ketika ingin rileks. Contohnya, jangan mendengarkan lagu yang sedih karena bisa berpengaruh pada emosi. Ini juga tidak membantu untuk membuat diri sendiri lebih tenang dan bahkan hanya akan menyebabkan menarik diri dari aktivitas.

7. Lebih Fokus Pada Diri Sendiri dan Sekitar

Sebaiknya, cobalah untuk menyayangi diri sendiri dan juga orang sekitar. Sebaiknya, mulai untuk mencari kegiatan yang produktif untuk diri sendiri.

Selain bagus untuk kesehatan serta pengembangan diri, aktivitas juga sangat baik dilakukan membuat trauma masa lalu tidak terlalu teringat. Pastikan juga untuk kembali ke lingkungan yang lebih positif serta bersosialisasi dengan orang baru yang bisa membantu mengembangkan diri sendiri.

8. Tetap Lakukan Komunikasi Seperti Biasa

Menghadadapi seseorang yang mengalami trauma harus dilakukan lebih hati-hati. Ini sangat penting agar tidak membuat seseorang yang mengalami trauma menjadi jauh lebih sedih lagi. Langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak korban untuk berkomunikasi seperti biasa.

Tanyakan tentang apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan korban. Dengan membuka komunikasi, maka korban tidak akan merasa sendiri.

Khususnya, ini bilsa dilakukan pada seseorang yang baru saja ditinggalkan anggota keluarga atau karena bendana. Kuatkan korban serta berikan motivasi yang positif agar bisa menghadapi trauma tersebut dengan baik.

9. Menceritakan Tentang Fakta

Trauma healing khususnya pada anak-anak yang baru saja mengalami bencana bisa dilakukan dengan bercerita sesuai dengan kebenaran.

Namun hal yang harus diperhatikan adalah memilih kalimat yang bisa dengan muhda dipahami. Pastikan untuk selalu berkata jujur tentang apa yang terjadi karena ini penting untuk mencegah imajinasi berlebihan tentang sebuah peristira.

10. Menguatkan Mental Dengan Membangun Semangat

Trauma healing berikutnya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Ajak korban untuk berkumpul untuk membantunya melupakan sebuah kejadian yang menyebabkan trauma dan perasaan sedih. 

Sebenarnya hanya dengan hal sederhana seperti menghibur, sudah sangat bagus dilakukan untuk memperbaiki diri korban.

Baca juga: Hati-Hati! Ini 4 Pengaruh Prank untuk Psikologi Anak yang Jarang Diketahui

Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Dalam Trauma Healing

Setiap orang akan memiliki reaksi yang berbeda pada trauma. Akan tetapi, biasanya yang dilakukan adalah melakukan hal negatif. Semua hal negatif yang dilakukan tersebut tentunya tidak berguna dan tidak akan menyelesaikan masalah.

Dari mulai menyalahgunakan obat serta alkohol dan juga menghindar dari trauma namun dengan cara tidak sesuai. Berikut adalah beberapa cara yang tidak boleh dilakukan dalam trauma healing:

1. Menyalahgunakan Alkohol dan Obat

Kedua hal ini bisa membuat seseorang melupakan masalah dan meningkatkan rasa percaya diri. Akan tetapi, efeknya hanya sementara dan bahkan ketergantungan yang ditimbulkan dari alkohol dan obat hanya akan memperburuk kondisi mental.

Bahkan ketika kondisi mental semakin buruk, korban kemungkinan bisa melakukan kekerasan, mengalami kecelakaan sampai bunuh diri.

2. Tidak Mengakui Mengalami Trauma

Tidak mau mengakui sedang mengalami trauma bisa dilakukan dengan banyak cara contohnya menghindari lingkungan sosial.

Selain itu, korban juga akan beranggapan jika tidak ada masalah pada dirinya dan juga tidak butuh bantuan. Menenangkan diri dengan cara menyendiri dan menghindar dari orang lain bukanlah cara yang tepat untuk dilakukan.

Ini hanya akan menjauhkan diri sendiri dari dukungan yang kemungkinan sangat dibutuhkan. Sama seperti ketika menyembunyikan emosi serta menghindari terapi, ini semua tidak bisa mengatasi trauma.

Meski beranggapan semuanya baik-baik saja, akan tetapi trauma healing tetap dibutuhkan agar kehidupan bisa kembali seperti semula.

3. Menunjukkan Rasa Sedih yang Berlebihan

Sedih, kasihan dan iba tentunya akan terasa ketika melihat seseorang yang mengalami trauma. Kondisi dari korban trauma biasanya memang terlihat sedih dan mengharukan.

Trauma healing dapat mengatasi berbagai masalah seperti depresi pada anak remaja, trauma pasca bencana dan lain sebagainya. Namun jika memang beberapa trauma healing yang sudah dilakukan belum memberikan hasil, maka meminta bantuan ahli sangat direkomendasikan.

Cobalah untuk menceritakan trauma yang dialami pada psikologi atau terapis. Ini penting agar penyebabnya bisa diketahui dan cara penanganan yang diberikan juga tepat.

Editted: 16/06/2021 by IDNarmadi.

About Sakinatul Muhimmah

Love to write and sing, Love to be a good person.

Tinggalkan komentar