45 Contoh Penerapan Psikologi Marketing

Disadari atau tidak, strategi pemasaran yang diterapkan semua perusahaan sedikit banyak mengikuti penerapan psikologi marketing. Penggunaan ini berkaitan dengan mental seseorang, khususnya dalam pengambilan keputusan saat membeli.

Penggunaan ini menjadi penting, mengingat setiap strategi yang dilaksanakan salah satunya harus didasari atas keputusan-keputusan yang diproses dalam mental konsumen.

Sebagai contoh dalam psikologi warna, mengapa setiap perusahaan makanan cepat saji selalu melibatkan warna merah di dalam pemasarannya. Ada yang berpendapat bahwa warna merah memiliki pengaruh dorongan rasa lapar, sementara lainnya menganggap hanyalah penarik perhatian belaka.

Apapun polemik yang beredar yang jelas mayoritas persusahaan sepakat akan pengaruh psikologi pada pemasaran. Sebab apabila tidak, tentunya para pemasar tidak perlu menciptakan jargon atau kalimat-kalimat yang menggugah sisi emosi konsumen; Bentuk-bentuk huruf pada logo dan rancangan arsitektural sebuah bangunan komersil; Hal yang sama berlaku pada nuansa-nuansa yang dibangun pada pertokoan tertentu, seperti toko buku dan pusat perbelanjaan.

Pengertian Psikologi Marketing

Psikologi marketing adalah strategi yang mempelajari psikologi khalayak dalam melihat sebuah produk. Strategi ini menitikberatkan efek emosi yang berpengaruh pada tindakan saat mengambil keputusan berkaitan dengan produk yang ditawarkan.

Dengan kata lain penerapan psikologi marketing mengelola perilaku khalayak lewat pemahaman atas bias kognitif. Pada pandangan ini menganggap bahwa konsumen tidak sepenuhnya rasional dalam pengambilan keputusan, namun juga dipengaruhi oleh bias.

Contoh Penerapan Psikologi Marketing

45 Penerapan psikologi marketing
45 Penerapan psikologi marketing

Ada beberapa contoh penerapan psikologi marketing yang bisa dijadikan inspirasi ataupun ide untuk pemasaran. Beberapa dari contoh yang disebutkan nanti sering pula digunakan secara samar maupun gamblang pada propaganda dalam pemasaran. Berikut adalah beberapa contohnya :

1. Alasan

Setiap orang selalu membutuhkan alasan di setiap tindakannya, terlebih yang memiliki risiko dan pengorbanan tinggi. Alasan menjadi semacam jaminan bahwa tindakan didukung dengan rasionalisasi tertentu.

Pada penerapan psikologi marketing produk yang diketahui memiliki harga yang tidak murah, tumpukan-tumpukan fakta selalu disodorkan guna penguat hasrat. Fakta ini berguna untuk menguatkan keteguhan pembeli dari pertanyaan sederhana berupa membeli atau tidak. Karena seperti yang diketahui pilihan ini tidak pernah terdengar sederhana lagi apabila melibatkan harga yang fantastis.

2. Bias Informasi

Perusahaan yang menjual produk tertentu sebisa mungkin memberikan kedalaman informasi yang hanya bisa didapatkan dari media mereka saja. Kemudahan mendapatkan informasi ini berguna bagi pembeli untuk mengetahui informasi apa saja yang ada, sebelum memutuskan membeli.

3. Bias Inovasi

Gawai baru, teknologi revolusioner, “pertama di Indonesia”, adalah beberapa contoh bias inovasi yang diterapkan. Secara psikologis konsumen menyukai menjadi pertama yang mencoba sesuatu yang baru.

4. Bukti Sosial

Sejatinya di kehidupan sosial, orang saling mempengaruhi satu sama lain. Dapat dikatakan tidak ada seseorang yang steril dari pengaruh di luar dirinya. Bahkan, seringkali tanpa disadari pula ada banyak tindakan maupun kebiasaan yang kita lakukan sama sekali tidak memiliki pertimbangan rasional di dalamnya. Dengan kata lain, apa yang orang lain lakukan hanya karena orang lain melakukan itu pula.

definisi dan cara membuat buyer persona
Apa itu buyer persona ?

Dalam pemasaran, penerapan psikologi marketing dalam ranah ini bisa ditujukan lewat fenomena kemunculan fans, tinjauan ulang (review), susunan berdasarkan popularitas dan terlaku (popularity & bestsellers), dan influencer marketing.

5. Desain Simpel

Betapapun rumit dan panjang produksi dari sebuah produk, perusahaan tak pernah menyajikannya kepada khalayak. Mereka akan selalu menampilkannya dalam bentuk seminimal mungkin. Karena pada dasarnya manusia akan kebingungan apabila diberikan banyak pilihan dan detail, sementara fokus perhatian yang dimiliki sangat terbatas.

6. Diksi Agung

Pemilihan katadalam sebuah copy writing pemasaran tidak bisa sembarangan. Ada beberapa diksi yang menunjukan keagungan. Penerapan psikologi marketing semacam ini bisa memberikan perasaan positif yang menginspirasi dan memiliki nilai berarti secara umum. Kesan inilah yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan pemasaran.

7. Efek Cuaca

Pada studi pemasaran di Amerika menunjukan bahwa cuaca berpengaruh pada bias kognitif manusia. Di studi tersebut ditunjukan bahwa pada cuaca mendung orang cenderung menghindari risiko, sedangkan pada hari cerah lebih mencari tantangan.

Studi ini sering digunakan dalam pengemasan pesan-pesan non-verbal lewat foto atau video yang digunakan cenderung menggunakan palet cerah, ketimbang pudar; Sedangkan penerapan daring, pemasaran sering menggunakan aplikasi pendeteksi cuaca yang disambungkan dengan penyajian produk pada sebuah website.

8. Efek Fokus

Mengemas pesan lewat penguatan fokus pada detail-detail merupakan ciri khas dari penerapannya. Fokus pada detail tertentu pada produk mampu mendorong pelanggan untuk membeli sebuah produk. Pesan non verbal berupa gambar dan video lewat detil fitur merupakan contoh yang paling sering digunakan dalam penerapan psikologi marketing.

9. Efek Generasi

Informasi yang diproduksi pelanggan lebih mudah diingat ketimbang yang diciptakan dan diberikan oleh produsen. Itu sebabnya, menggunakan kerangka referensi khalayak seperti generasi adalah cara yang paling mudah untuk memasarkan produk.

Semisal sebuah produk pakaian menyasar pekerja berumur 21 – 35, maka pengemasan pesan pun yang memiliki keterkaitan dengan generasi mereka. Seperti diksi, model produk, dan figur yang ditampilkan pada promosi juga harus memiliki keterkaitan secara kultur.

10. Efek Humor

Penyajian pesan yang menarik dan lucu lebih mudah diingat ketimbang yang biasa saja atau bahkan serius. Sebab, humor selalu mampu memberikan efek nyaman, seperti yang diketahui kecenderungan manusia untuk selalu mengejar kesenangan dan menghindari risiko.

Pesan yang tersaji dalam bentuk parodi, satir, kultur pop, atau selebritis dengan tampilan dan tingkah aneh dapat menarik perhatian serta mudah diingat lebih lama.

11. Efek Permulaan yang Segar

Menempatkan pesan pemasaran pada permulaan sebuah perayaan adalah sebuah cara untuk menarik perhatian yang dapat meningkatkan penjualan. Hari-hari seperti tahun baru, awal mula pendidikan, dan lainnya adalah beberapa yang bisa dijadikan contoh penerapan psikologi marketing.

12. Efek Umpan

Penerapan psikologi marketing ini sering digunakan pemasar dalam menyajikan produk dalam paket harga yang berbeda-beda. Umumnya salah satu paket disajikan dengan harga yang tertinggi, sehingga dua atau lebih lainnya terlihat lebih menarik. Disparitas harga yang tersaji pun sengaja di buat jauh.

Cara ini dianggap lebih memudahkan pelanggan dalam memutuskan pembelian. Harga dengan perbedaan tinggi tadi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kekhawatiran, sehingga lebih mudah mengarahkannya ke pilihan lain.

Cara membuat marketing plan disertai contoh
Cara membuat marketing plan

13. Efek Negara Asal

Tanpa disadari nama negara memiliki asosiasi tertentu terhadap produk. Semisal Italia dan Jepang baik untuk urusan kendaraan bermotor; Produk terkenal awet adalah ciptaan Jerman dan Belanda; Barang-barang mewah berasal dari Perancis dan Italia.

Lantas “stereotipe” semacam ini sering digunakan oleh pemasar dengan mencantumkan merek tertentu sesuai dengan asal negara. Semisal kendaraan yang membubuhkan besar-besar identitas “made in Italy“, meskipun pabrikannya sendiri India dengan perakitan di Vietnam.

14. Efek Kemuliaan

Selain ingin menjadi bagian dari sesuatu yang besar, seseorang tidak saja sekadar terafiliasi, namun menjadi partisan aktif. Perasaan ini kemudian oleh pemasar dikelola lewat strategi yang mana konsumsi tidak sekadar pemenuhan keinginan, namun juga bentuk dukungan (atau penolakan) terhadap isu tertentu. Secara sederhana, konsumen merasa mulia akibat konsumsi.

Ada banyak isu-isu yang dapat dijadikan partner dalam strategi ini, seperti menjadi bagian dari gerakan kultural, politk, lingkungan, dan sosial ekonomi; Donasi sebagai bagian dari harga yang ditawarkan; Investasi dalam proyek sosial; Produk sebagai bagian dari tanggungjawab sosial.

Efek ini perlu diterapkan hati-hati. Pengusaha tidak bisa begitu saja “menunggangi” isu tertentu, namun harus ada otentitas dan transparansi dalam penerapan psikologi marketing ini. Tanpa perencanaan yang matang justru dapat mengakibatkan efek negatif.

Di beberapa tahun yang lalu perusahaan kendaraan asal Jerman melakukan hal serupa. Mereka mempromosikan nilai-nilai perempuan kedalam kampanye pemasaran. Namun sayangnya penerapan tersebut tidak diikuti dengan kesesuaian yang ada pada manajemen.

Ditemukan bahwa di tingkat eksekutif ada perbedaan rasio gender yang cukup besar. Hasilnya adalah kampanye gagal dan justru berimbas pada citra buruk serta penolakan dari pelanggan.

15. Efek Ketidaksempurnaan

Dalam ranah psikologi sering disebut sebagai pratfall effect yang beranggapan bahwa dalam hubungan interpersonal ketidaksempurnaan yang ditunjukan secara paradoks dapat membuat seseorang lebih menarik.

Selain itu, kesempurnaan bagi hubungan interpesonal dianggap buruk karena dapat meningkatkan kewaspadaan. Seseorang yang berhadapan dengan manusia “tanpa cacat” cenderung lebih tertutup.

Pemasar sering menggunakan ini dalam media mereka untuk memohon maaf atas kekurangan mereka lewat pesan-pesan yang dikemas secara elegan. Pengakuan atas kekurangan ini dianggap lebih elegan ketimbang menutup-nutupinya. Namun penerapan ini juga dengan syarat bahwa permintaan maaf bukan karena keteledoran atas kampanye sebelumnya. Permintaan maaf semacam ini justru menjadi semacam pembelaan.

16. Efek Noda

Apabila melihat review dengan penilaian tinggi dan dinodai oleh satu komentar buruk, maka boleh jadi perusahaan itu melakukan penerapan psikologi marketing efek noda. Sebab dengan adanya noda tersebut, memunculkan persepsi yang lebih manusiawi pada produk, serta terkesan tidak manipulatif.

17. Efek Ikea

Efek ini menyatakan bahwa sesuatu obyek memiliki nilai dan arti berbeda apabila kita yang membuatnya. Penerapan psikologi marketing ini diterapkan oleh pengusaha dengan memberikan penyajian penjualan yang memungkinkan pelanggan untuk memodifikasi pesanannya, dari segi bentuk, warna, ukuran, dan sebagainya.

18. Efek Kemudahan Lafalan

Apabila memperhatikan selurh merek terkenal, ada satu persamaannya, yakni tidak sulit untuk dilafalkan. Kemudahan dalam pelafalan ini memudahkan seseorang untuk membaca sekaligus diingat. Merek seperti apple, amazon, pampers adalah beberapa yang mudah dilafalkan.

Itu sebabnya memikirkan nama merek yang mudah dilafalkan dan simpel adalah cara yang baik untuk memulai sebuah pemasaran.

19. Efek Keakraban

Sering disebut sebagai mere exposure effect yakni dimana kesukaan seseorang sering kali bergantung pada seberapa sering orang tersebut terpapar. Semisal sebuah lagu, barangkali orang tidak menyukai pada awalnya, namun karena terus diputar dan terngiang, maka orang tersebut bisa berubah menjadi suka. Ada banyak contoh lagu viral yang pada awalnya tidak disukai, dalam beberapa lama banyak disukai orang. Hal ini bisa jadi karena efek keakraban.

Pemasar yang melakukan penerapan psikologi marketing ini akan selalu membombardir khalayak dengan pesan-pesan dari segala arah. Diharapkan dengan keakraban tersebut khalayak akan nyaman dan mengkonsumsi produk itu.

20. Efek Sokongan

Penerapan psikologi marketing ini biasa digunakan pada barang yang memiliki fitur percobaan gratis (free trial) sebelum konsumen memutuskan membayar penuh. Dengan memberikan percobaan tersebut, kecenderungan seseorang merasa terbebani dengan apa yang telah dia pegang mendorongnya untuk membeli.

21. Efek Pilihan Tambah Satu

Pilihan tambah satu sering diterapkan di toko online saat hendak melakukan pembayaran. Memberikan pilihan tambah satu menggugah emosi pembeli untuk menambahkan belanjaannya. Disamping itu memberikan ekstra membuat konsumen merasa beruntung dalam berbelanja.

22. Efek Halo

Produk yang kita jual seringkali berkaitan dengan isu yang sedang berkembang. Semisal persepsi positif muncul pada isu tertentu, maka secara tidak langsung produk kita akan berimbas pada hal positif tersebut.

Semisal pakaian yang terbuat dari serat daur ulang botol memiliki daya positif karena dijual berbarengan dengan isu kesadaran lingkungan seperti pemanasan global.

23. Gradasi Tujuan

Studi psikologi menyatakan bahwa orang-orang lebih termotivasi apabila mereka mengetahui proses sejauh mana mereka mendekati tujuannya.

Pemasar memanfaatkan ini dengan penyajian gambaran belanja yang sengaja dibuat berdasarkan fase-fase tertentu. Diharapkan dengan fase ini seseorang merasakan kenikmatan berbelanja. Cara ini banyak dilakukan di media daring.

24. Harapan

Dalam mengirimkan pesan, baik secara verbal maupun simbolik, pemasar sebisa mungkin menciptakan banyak harapan yang hendak dicapai penerima pesan terkait produk yang ditawarkan.

Contoh penerapan psikologi marketing ini, semisal email pelanggan untuk sebuah toko kecantikan yang didalamnya berisikan pesan simbol berupa gambar yang menunjukan keindahan fisik, kesamaan ras, dan pesan positif. Begitu pun pesan yang dirancang menunjukan kerjasama dan keterbukaan. Pesan-pesan inilah yang harus dikemas sesuai dengan harapan khayalayak terkait produk.

25. Otoritas

Menggunakan sosok berpengaruh sebagai penguat citra atau menciptakan pesan-pesan verbal yang berkaitan dengan otoritas di bidang tertentu adalah salah satu cara penerapan psikologi marketing. Cara ini menganggap bahwa konsumen cenderung mempercayai sesuatu yang memiliki otoritas tertentu dalam menangani sesuatu.

26. Sensitivitas Harga

Memahami konsumen, termasuk dalam cara mereka bereaksi terhadap perbedaan harga tertentu sangat membantu dalam pemasaran. Mengetahui sensitivitas harga dapat secara signifikan meningkatkan permintaan konsumen dan posisi di pasar.

Terkait dengan diskon, pengusaha perlu memiliki rekam jejak harga produk dan menganalisanya berdasarkan reaksi terbaik dari konsumen. Sebab, berbeda dari kepercayaan masyarakat umum bahwa diskon tidak melulu mengubah perilaku berbelanja.

27. Kekhawatiran Akan Kelangkaan

Penerapan psikologi marketing ini diterapkan untuk menggugah sisi emosional manusia terkait kelangkaan. Sebab, kelangkaan selalu mendorong manusia untuk segera bertindak dalam rangka mendatangkan keamanan.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan, seperti dalam penjualan pakaian di sebuah toko yang mencantumkan “persediaan terbatas” adalah salah satu contohnya. Sedangkan secara online, pengusaha cukup menyediakan satu stok di-display sudah merupakan bentuk penerapannya.

28. Mewah yang Langka

Cara ini sering diterapkan pada merek-merek yang memiliki segmen menengah-atas. Umumnya pesan menyasar kepada mereka-mereka yang mencari status atau diferensiasi lewat nilai-nilai tinggi dari kebanyakan masyarakat umum.

Beberapa cara yang sering digunakan seperti mengeluarkan produk dengan jumlah yang terbatas dengan penyajian yang menunjukan kelangkaan; Menggunakan jargon-jargon basi tetapi masih cukup ampuh, seperti “limited edition” atau “persediaan terbatas”; Mengirimkan pesan-pesan eksklusif terkait komoditas tertentu untuk para pelanggan tetap.

29. Pengurangan Keengganan

Strategi ini sering berhasil bagi mereka yang fear of missing out (FOMO), takut ketinggalan. Penerapan psikologi marketing semacam ini sering memanfaatkan momen, seperti hari khusus, tanggal cantik, ataupun perayaan hari besar lewat pemberian diskon atau bundel khusus.

30. Kesatuan

Manusia sebagai mahluk sosial, sejatinya selalu merasa memiliki dorongan untuk menjadi bagian dari kumpulan yang lebih besar dari dirinya. Sifat alamiah ini lantas dikelola oleh pemasar lewat penerapan psikologi marketing dengan cara mengemas pesan yang diasosiasikan dengan kebersamaan dan mentalitas kelompok tertentu.

31. Komitmen dan Konsistensi

Seseorang cenderung lebih mempercayai tindakan-tindakan konsisten yang sesuai dengan komitmen. Cara ini juga dimanfaatkan pemasar untuk memasarkan produk. Contoh paling gampang sering ditemukan pada aplikasi pintar berupa pengingat untuk berbelanja atau sekadar mengingatkan untuk membukanya saja.

32. Teknik Imajinasi

Imajinasi adalah inti dari setiap narasi yang baik, dan narasi adalah kekuatan dalam pemasaran yang baik. Penerapan psikologi marketing semacam ini dapat dikemas dengan pesan produk yang menunjukan cerita bagaimana produk tertentu berkaitan dengan gaya hidup tertentu. Semisal, produk kendaraan roda empat mini bus yang dalam iklannya menunjukan kehangatan keluarga ketika berkendara.

33. Rima Sebagai Efek Rasionalisasi

Rima seringkali lebih mudah diingat dan terdengar (agak) seperti kebenaran dibandingkan dengan pernyataan yang tidak memiliki rima. Sebagai contoh “pingin piknik jangan panik…”, “mau liburan, tapi gajian baru bulan depan”, “mau makan, ngga perlu plin-plan, tinggal hubungi aja…” dan contoh lainnya.

Cara ini terbilang efektif sebagai jargon karena mudah diingat. Terlebih secara kultural masyarakat Indonesia memang sudah terbiasa dengan rima.

34. Kebaruan

Kebaruan selalu diasosiasikan dengan segar, canggih, up to date, dan beberapa asosiasi lain yang mendatangkan perasaan positif. Pihak pemasaran sering melabelkan produk dengan diksi kebaruan, seperti “new“, “fresh product“, “fresh from the oven” dan lainnya.

35. Ketidaksesuaian Kognitif

Ketika perilaku tidak sesuai dengan keyakinan umum, kita seringkali merubah prespektif agar selaras. Cara ini sering digunakan pemasar untuk memanfaatkan hal semacam ini, terutama untuk produk yang mengharapkan segmen pasar di luar tujuan awal.

Semisal, produk kendaraan roda dua yang diperuntukan bagi komuter pribadi, maka untuk menyasar segmen komersil, pemasar menggunakan spesifikasi beban maksimum dan pernyataan yang menunjukan kemampuan untuk mengangkut beban tertentu; Atau seperti “cocok digunakan sebagai angkutan barang dengan beban maksimum… Penggunaan harus mengikuti tata tertib yang berlaku”.

36. Penjangkaran

Penjangkaran adalah bias kognitif yang seringkali mempengaruhi seseorang dalam melihat sesuatu melalui perbandingan-perbandingan. Hal ini sering dilihat dari penyajian kumpulan diskon barang-barang; Perbandingan manfaat antara satu barang dengan yang lainnya.

37. Otonomi

Untuk memutuskan sesuatu, ada kalanya seseorang lebih menyukai kebebasan dalam pilihan. Pemasar meresponnya dengan memberikan banyak pilihan lewat kustomisasi dari segi model, warna, bentuk, metode pembayaran, kurasi (wish list), dan sebagainya. Otonomi banyak diterapkan di pusat perbelanjaan daring yang mana lebih mudah untuk diterapkan ketimbang offline.

38. Persepsi Selektif

Ketika pelanggan memproses informasi berdasarkan kebutuhannya, hal ini dinamakan persepsi selektif. Semisal seseorang yang menyukai kegiatan bersepeda, akan cenderung membeli tas atau topi yang berkaitan dengan sepeda pula.

Penerapan psikologi marketing semacam ini membutuhkan riset pasar, grup fokus, survei, wawancara, dan uji A/B daring.

39. Memanfaatkan Penolakan

Penerapan psikologi marketing ini sering digunakan pada promosi agresif lewat email. Mengenali penolakan dan memanfaatkannya menjadi keuntungan adalah caranya. Dengan memohon maaf dan meminta bantuan atau perhatian khalayak biasanya adalah cara yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan.

40. Personifikasi

Personifikasi adalah menjadikan sesuatu selayaknya karakter atau emosi manusia. Di penerapan psikologi marketing hal ini ditampilkan dalam bentuk metafora yang seringkali membuat orang tertawa. Mengkomunikasikan dalam bentuk orang, selain lebih mudah dicerna, dapat secara jelas menampilkan identitas merek dan nilai yang dijunjung tinggi.

41. Tugas Penyelesaian

Alih-alih menjual dalam paket, pemasar seringkali menjual barang terpisah. Hal ini dimaksudkan agar pembeli digiring untuk menyelesaikan tugas dalam bentuk pembelian.

Dasar dari ide ini adalah orang cenderung untuk menyelesaikan tugas-tugas sebelum beralih ke masalah lain.

42. Sedikit Opsi

Minimal dan sedikit tidak melulu berarti negatif. Di penerapan psikologi marketing, memberikan konsumen dengan pilihan sesedikit dan seminim mungkin adalah hal terbaik. Dengan pilihan tersebut, konsumen tidak mengalami kebingungan yang justru akan menunda pengambilan keputusan.

43. Garansi

Memberikan jaminan berupa garansi keawetan atau uang kembali dapat meningkatkan kepercayaan konsumen. Hal ini sesuai dengan sifat manusia yang menyukai jaminan di setiap tindakan.

44. Norma Injungtif

Injungtif adalah norma yang memberikan spesifikasi perilaku yang harus dilakukan sekaligus dihindari. Pemasar memanfaatkan ini dengan mengemas pesan yang sesuai dengan injungsi yang terdapat di masyarakat.

Semisal, kosmetik yang dalam pemasarannya menyatakan tidak melibatkan hewan apapun dalam produksi. Produk ini menyasar mereka yang tidak saja yang peduli akan penampilan, namun juga lingkungan serta sekaligus pecinta hewan.

45. Timbal Balik

Penerapan psikologi marketing ini menerapkan prinsip timbal-balik yang sudah tertanam kuat dalam diri manusia. Pemasaran dalam timbal-balik ini dapat ditujukan lewat pemberian sampel gratis, masa percobaan, resep gratis, atau saran gratis. Pemberian ekstra semacam ini dapat memunculkan rasa timbal balik yang tinggi pada pelanggan.

46. Warna

Menggunakan warna yang konsisten pada setiap kegiatan pemasaran menguatkan pesan atas warna itu sendiri. Semisal, sebuah perusahaan yang konsisten dengan warna kuning, maka citra perusahaan tersebut akan dipersepsikan sama dengan warna tersebut.

Editted by UN.

Tinggalkan komentar