3 Mitos Tentang Gurita Bayi yang Wajib Diketahui

Konon katanya, pemakaian gurita bayi dapat bermanfaat untuk mencegah masuk angin, pusar bodong, dan perut buncit pada bayi.

Namun, siapa sangka jika anggapan ini hanyalah mitos belaka. Bahkan, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kementrian Kesehatan pun menepis anggapan tersebut.

Kain panjang dengan desain bertentakel layaknya hewan gurita tersebut sama sekali tidak disarankan untuk digunakan pada bayi baru lahir.

Sejatinya, penggunaan gurita pada bayi berawal dari sebuah kepercayaan yang turun-temurun. Mayoritas masyarakat awam percaya bahwa kain gurita yang melilit di perut bayi dapat menjaga daya tahan tubuhnya.

Sayangnya, sejumlah fakta terbaru justru menunjukkan bahwa pemakaian gurita dapat beresiko terhadap kesehatan dan menghambat tumbuh kembang buah hati.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan seputar kesehatan, terkuak beberapa fakta mengejutkan tentang pemakaian gurita.

Mitos-mitos yang telah mendarah daging tersebut sudah mulai terpatahkan. Informasi selengkapnya dapat disimak pada ulasan di bawah ini.

Beragam Mitos Tentang Manfaat Pemakaian Gurita Bayi

gurita bayi
Bentuk gurita bayi via momtraveler.com

Sejumlah anggapan tentang manfaat dari pemakaian gurita pada bayi yang baru lahir sudah mulai terpatahkan. Bahkan, para mom millenial sudah mulai menanggalkan tradisi tersebut pada buah hati mereka.

Apa saja sih mitos yang beredar di masyarakat tentang merawat bayi baru lahir dipakaikan gurita? Selengkapnya akan kami ulas tuntas dalam sub-sub berikut.

Mitos 1: Pemakaian Gurita Bayi Mampu Kecilkan Perut Buncit

Sudah menjadi pemandangan umum ketika seorang bayi yang baru dilahirkan memiliki perut yang sedikit membuncit.

Namun, hal ini seringkali membuat moms khawatir sehingga memanfaatkan gurita bayi untuk mengecilkan ukuran perutnya.

Anggapan semacam ini tentu saja keliru karena sejatinya perut buncit pada bayi merupakan sesuatu yang wajar dan normal.

Alasannya adalah struktur kulit, jaringan otot, serta lemak perutnya masih tipis sehingga tidak mampu menahan ususnya yang mendorong ke luar.

Seiring dengan bertambahnya usia, perut buncit si kecil akan menjadi normal sebagaimana balita pada umumnya. Hal ini dikarenakan jaringan kulit dan otot-ototnya sudah mulai menebal. Alhasil, daya dorong dari usus sudah mampu ditahan sehingga perut tidak membuncit lagi.

Mitos 2: Pemakaian Gurita Bayi Mampu Mencegah Masuk Angin dan Perut Kembung

Pemakaian gurita pada bayi dipercaya dapat menghangatkan serta melindungi tubuh si kecil dari masuk angin dan perut kembung.

Sayangnya, anggapan semacam ini terbilang keliru, karena angin yang masuk ke tubuh bayi bukanlah melalui permukaan kulit secara langsung. So, melilitkan kain gurita di bagian perut untuk menghindari masuk angin bukanlah cara yang tepat.

Faktanya, masuk angin pada bayi bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Beberapa diantaranya adalah posisi yang salah saat menyusui baik secara langsung ataupun menggunakan botol susu.

Selain itu, angin juga bisa masuk ke tubuh saat suhu udara terlalu rendah atau ketika si kecil menangis terlalu lama. Penyakit serius yang diderita seperti kolik juga dapat menyebabkan masuk angin.

Menurut dr. Muzal Kadim, Sp.A(K) selaku Dokter Spesialis Anak sekaligus bagian dari IDAI, masuk angin dapat diatasi melalui beberapa cara.

Salah satu cara paling mudah adalah dengan mengatur posisi yang tepat saat minum susu. Kondisikan agar kepala bayi lebih tinggi saat menyusui serta buat ia bersendawa setelahnya.

Mengurangi gas yang masuk ke lambung bayi saat ia menyusu juga bisa dilakukan dengan menggerakan kakinya seakan-akan sedang mengayuh sepeda. Selain itu, berikan minyak penghangat di perut si kecil seusai mandi atau saat cuaca dingin.

Moms juga perlu memeriksakan si kecil ke dokter untuk memastikan bahwa dirinya tidak alergi atau mengalami intoleransi dengan laktosa.

Mitos 3: Pemakaian Gurita Bayi Mampu Mencegah Pusar Bodong

gurita bayi
Pusar bodong pada bayi via klikdokter.com

Pada saat bayi dilahirkan, sebagian tali pusar akan dipotong dan meninggalkan sisa beberapa sentimeter saja. Selanjutnya, ia akan dipakaikan gurita bayi karena dipercaya dapat mencegah pusar bodong atau dalam istilah medis dikenal dengan hernia umbilikal.

Caranya adalah dengan mengikatkan kain gurita kuat-kuat di perut untuk menekan pusar yang cenderung menonjol ke luar.

Usut punya usut, ternyata anggapan bahwa gurita mampu mencegah pusar bodong adalah keliru. Pemakaian kain bertentakel tersebut justru membuat tali pusar menjadi lembab karena tertutup rapat. Hal ini bisa memicu munculnya kuman serta bakteri yang dapat memperparah kondisi luka pada tali pusar.

Sejatinya, bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan ketika si kecil memiliki pusar yang tampak bodong saat dilahirkan.

Pasalnya, kondisi semacam ini adalah sesuatu yang normal dan tidak berbahaya. Pusar yang menonjol tersebut disebabkan oleh otot cincin pada pusar yang tidak menutup secara sempurna saat bayi lahir.

Hasil riset juga menunjukkan bahwa kondisi pusar bodong dapat kembali normal seperti sediakala saat usianya menginjak 3-4 tahun. Moms hanya perlu untuk menjaga kebersihan tali pusar hingga masa puput tiba.

Bersihkan luka pada bekas potongan tali pusar dengan air bersih dan sabun. Selain itu, hindari luka dari kotoran yang berasal dari air kencing ataupun tinja saat bayi buang air.

Baca juga: Dampak Negatif Allergic March pada Bayi Sekaligus Upaya Pencegahannya

Fakta Tentang Beragam Resiko Kesehatan Akibat Pemakaian Gurita Bayi

Alih-alih mendapatkan manfaaf dari pemakaian gurita, si kecil justru beresiko terhadap berbagai gangguan kesehatan. Lantas, apa saja bahaya yang mengintai? Silakan baca ulasan lengkapnya di bawah ini:

1. Bayi mudah gumoh

Pada dasarnya, bayi memang sangat rentan mengalami gumoh atau muntah setelah minum susu. Hal ini dikarenakan belum sempurnanya penutupan katup yang memisahkan antara lambung dan kerongkongan.

Alhasil, pemakaian kain gurita yang ketat dapat memperparah kondisi tersebut karena bagian perutnya tertekan. Asupan makanan yang sudah masuk ke dalam lambung pun akan kembali naik ke kerongkongan.

Baca: Penyebab bayi gumoh dan cara mengatasinya

2. Iritasi pada kulit

gurita bayi
Iritasi kulit akibat pemakaian gurita bayi via parenting.orami.co.id

Bayi memiliki kulit yang sangat sensitif sehingga mudah terkena alergi. Hal ini bisa terjadi dikarenakan ia belum mampu untuk mengatur suhu tubuhnya sendiri. Oleh sebab itu, pemakaian gurita bayi justru memberikan efek buruk bagi kulitnya.

Coba moms bayangkan, kain gurita yang diikat begitu kencang di perut sangat beresiko membuat si kecil kepanasan dan berkeringat.

Tak ayal lagi, hal ini membuat kulitnya mudah terkena biang keringat, ruam merah, dan iritasi kulit. Gejala semacam ini hampir sama dengan ruam popok.

Baca: Penyebab ruam pada bayi dan cara mengatasinya

3. Gangguan pernapasan

Bayi yang baru lahir memiliki sistem pernapasan yang belum sempurna. Bahkan, bayi justru lebih dominan menggunakan pernapasan perut dibandingkan dengan pernapasan paru-paru.

Rata-rata intensitas pola pernapasan bayi adalah 40 kali per menitnya, sedangkan saat ia tidur menjadi sekitar 20-30 kali per menit.

Tentu moms bisa membayangkan apa yang akan terjadi ketika gurita diikat kencang di perutnya. Bayi dapat mengalami sesak napas dengan intensitas pola pernapasan menjadi di bawah normal.

Selain itu, suplai oksigen yang masuk ke otak juga menjadi berkurang. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, dapat berakibat fatal yang berujung pada kematian.

Dari sekian banyak ulasan tentang dampak buruk pemakaian gurita bayi, tentunya moms harus berpikir ulang untuk menggunakannya.

Gurita bukanlah solusi untuk mengatasi berbagai problem yang telah disebutkan di atas. Berbagai masalah kesehatan justru mengintai sang buah hati. – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.

About Leli Ristiana

lahir dan besar di Kota Pemalang. Lulusan dari perguruan tinggi Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY).

Tinggalkan komentar