7 Syarat Ban Sepeda Motor SNI

Memperhatikan pemilihan dan penggunaan ban sepeda motor pada kendaraan menjadi penting. Sebab, komponen dari kendaraan roda dua ini masih menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan lalu lintas.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan pengendara untuk mengantisipasi kejadian buruk akibat pemilihan dan penggunaan ban sepeda motor yang keliru. Salah satunya adalah memilih ban motor yang terbaik.

Terlepas apapun mereknya, namun pastikan memilih produk ban sepeda motor dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Tentu alasan ini bukan semata hanya emosi belaka yang didasari atas nasionalime belaka. Namun, ada alasan yang melatari mengapa harus memilih produk dengan SNI.

Alasan paling utamanya adalah keselamatan dan keamanan. Kedua alasan tersebut didukung oleh beberapa persyaratan dalam standar yang harus dipenuhi produsen terhadap produknya.

Adapun standar untuk ban sepeda motor adalah SNI 101:2019 yang merupakan revisi dari 00101:2012. Standar ini telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 76/M/IND/PER/9/2015 sebagai produk yang harus SNI wajib. Dengan adanya penetapan ini, maka seluruh produk ban sepeda motor yang diedarkan di wilayah Indonesia harus menerapkan standar.

Setiap produk yang hendak mendapatkan SNI, selain memenuhi persyaratan juga harus diverifikasi oleh pihak ketiga berupa Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro). Pihak ketiga sebagai penguji adalah laboratorium yang telah tersertifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN). Pelibatan pihak ketiga ini dimaksudkan untuk membangun transparansi yang bermuara pada kepercayaan konsumen.

SNI ini disusun oleh komite teknis 83-01 yang menangani industri karet dan teknis. Dengan sebelumnya telah disepakati melalui rapat konsensus oleh perwakilan-perwakilan pemerintah, produsen, konsumen, tenaga ahli, asosiasi, dan institusi terkait.

Dokumen standar untuk ban sepeda motor ini mengacu pada standar industri internasional, seperti JATMA (The Japan Automobile Tire Manufacturer’s Association) year book; TRA (The Tire & Rim Association) year book; ETRTO (The European Tire and Rim Technical Organization) year book; STRO (Scandinavian Tire and Rim Organization) year book; dan TRAA (The Tire and Rim Association of Australia) Year Book.

7 Syarat Ban Sepeda Motor SNI

Peryaratan SNI untuk Ban Sepeda Motor sesuai SNI 101:2019
Peryaratan SNI untuk Ban Sepeda Motor sesuai SNI 101:2019

Secara garis besar ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi produk ban motor dan nantinya diverifikasi lewat pengujian. Adapun syarat tersebut berupa :

1. Penampakan Ban Sepeda Motor

Sebelum diuji, ban sepeda motor harus terbebas dari kekurangan seperti udara terperangkap (blister), retak (cracking), sambungan terbuka (open splice) dan benda asing (foreign material).

Penampakan produk bisa menjadi salah satu indikator mutu suatu produk. Keberadaan udara terperangkap dapat mengindikasikan buruknya mutu bahan baku dan proses produksi. Cacat semacam ini bisa mempercepat umur dari ban itu sendiri. Bahkan di kasus yang ekstrim dapat memicu ban pecah di jalan yang biasa menjadi salah satu penyebab kecelakaan.

Sama halnya dengan sebelumnya, keretakan pada permukaan juga dapat menjadi indikasi buruknya mutu sebuah produk. Akibat yang ditimbulkan dapat serupa dengan cacat blister.

Ban sepeda motor dengan sambungan terbuka jelas adalah hal yang tidak boleh ada sama sekali. Sebab dengan sambungan yang buruk tadi ditambah dengan kecepatan yang syarat akan gesekan dengan jalan, maka dapat dipastikan akan mengundang risiko bahaya. Atau apabila tidak se-ekstrim itu, minimal mempercepat penuaan ban.

Memastikan ketiadaan benda asing pada ban sepeda motor juga tidak kalah penting. Ban dengan mengandung benda asing yang tidak ada dalam komposisi dapat menyebabkan percepatan umur pakai produk tersebut.

2. Ukuran Ban Motor

Setiap ban sepeda motor yang telah memenuhi SNI dipastikan memenuhi standar dimensi. Dimensi dari ban juga merujuk pada JATMA, TRA, ETRTO, STRO, dan TRAA, yang mana apabila pada SNI tidak terdapat jenis yang dimaksud. Untuk lebih lengkapnya silahkan lihat dokumen SNI 101:2019.

3. Penunjuk Keausan Tapak Ban Motor (Tread Wear Indicator/TWI)

Ban sepeda motor SNI harus memiliki petunjuk keausan tapak dengan ketinggian minimal 0,8 mm. Petunjuk ini berguna bagi pengguna untuk mengetahui kapan harus menggati ban.

4. Ketahanan Tusuk (breaking energy)

Nantinya ban sepeda motor akan diuji dengan tusukan minimal berkekuatan seperti tabel di bawah. Produk dinyatakan terverifikasi apabila batang penembus menyentuh dasar pelek di semua pengujian dan tidak ada kerusakan yang berarti.

Pengujian ketahanan tusuk untuk ban sepeda motor SNI

5. Ketahanan Ban Motor

Ban sepeda motor dinyatakan lulus apabila tahan terhadap segala macam pengujian yang ditunjukan dengan ketiadaannya kerusakan seperti pemisahan, pengelupasan, sambungan terbuka, keretakan pada tapak, dinding samping ply cord, inner liner, belt/breaker, bead; dan benang putus. Diameter produk juga tidak boleh melebihi ±3,5% setelah 6 jam pengujian.

6. Ketahanan Kecepatan Tinggi

Produk ini nantinya juga akan diuji sesuai dengan fungsinya, yakni untuk dilajukan dalam kecepatan tinggi sesuai kelas dari ban. Ban sepeda motor dinyatakan terverifikasi apabila tidak adanya kerusakan seperti keterpisahan, pengelupasan, sambungan terbuka, retak pada telapak, dinding samping, ply cord, inner liner, pada belt/breaker dan bead; dan benang putus (broken cord).

7. Penanda Ban Motor

Ban sepeda motor yang telah mendapatkan SNI pasti memiliki penanda yang merupakan syarat yang harus dipenuhi. Adapun penandaan yang perlu ada adalah :

1. Nama perusahaan/produsen dan atau nama dagang di salah satu sisi

2. Ukuran atau dimensi di salah satu sisi

3. Petunjuk posisi batas keausan TWI atau tanda setara lainnya

4. Negara pembuat “Made In Indonesia” misalnya

5. Kode produksi 4 angka, dua angka minggu pembuatan, dua angka tahun pembuatan

6. Penanda tubeless untuk ban non-konvensional

7. Penanda radial untuk konstruksi bertipe ini

8. Penanda Reinforced atau reinf untuk ban dengan tipe ini

Pertanyaan Seputar Ban Motor (FAQ)

Apa Bahan Baku Ban Motor ?

Ban motor bahan bakunya berasal dari karet, baik yang alami ataupun sintetis. Karet merupakan bahan baku terpenting guna keperluan produksi berbagai macam ban. Karet yang berasal dari pohon karet itu biasa ditambahkan bahan kimia lainnya guna keperluan pengerasan dan meningkatkan daya tahan.

Bagaimana Cara Memilih Ban Motor ?

Cara memilih ban motor sebenarnya tidaklah begitu sulit. Asalkan, seseorang mengetahui terlebih dahulu kebutuhannya. Mengetahui kebutuhan akan ban motor dapat dilakukan pertama-tama dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, seperti : jenis kendaraan, tipe ban, dan medan yang dilewati.

Semisal, jenis kendaraan apa yang dikendarai, apakah matik atau bebek ? Setelah itu, kita juga harus menentukan tipe ban, tubeless atau dengan ban dalam. Pertimbangan tipe ban tidak saja berkaitan dengan alasan kepraktisan, namun juga dari segi harga. Lantas, medan apa yang hendak dilewati, apakah kering, basah, atau campuran ? Apabila sering melewati jalan yang licin, sebaiknya cari ban yang memiliki alur yang banyak.

Memilih ban motor juga harus disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari. Pertanyaan-pertanyaan jarak dan beban yang diangkut juga perlu ditanyakan sebelum memilih. Sebab, ukuran ban yang terlalu kecil akan berbahaya apabila digunakan untuk jarak jauh serta digunakan untuk mengangkut beban berat.

Komponen ban tentu tidak sendirian untuk dapat berjalan. Seseorang perlu juga menyesuaikan velg motor dengan ban yang hendak dipilih. Sebab, tanpa mengukur ukuran velg terlebih dahulu, pemilihan ban dikhawatirkan akan salah dan tidak pas.

Membeli ban pada akhirnya harus mempertemukan antara kebutuhan, keinginan, dan anggaran. Seseorang boleh saja membutuhkan ban dengan spesifikasi tinggi yang sekaligus menunjang looks dari kendaraan pula. Namun sekali lagi, pada akhirnya anggaran tetaplah pengambil keputusannya. Maka sebaiknya, pastikan terlebih dahulu anggaran yang hendak dibelanjakan, setelah itu penyesuaian-penyesuaian akan kebutuhan dan keinginan akan mengarahkan seseorang pada merek ban tertentu.

Apabila telah mendapatkan ban motor idaman, maka jangan lupa untuk mengingat tekanan angin dari ban tersebut. Sebab tekanan angin yang pas sangat berpengaruh pada performa kendaraan serta umur dari ban itu sendiri.

Perbedaan ban tubeless dan Ban Motor Biasa ?

Untuk membedakan ban tubeless dan yang biasa adalah dengan memahami arti tubeless itu sendiri. Tubeless disana mengacu pada ketiadaan ban dalam yang apabila sekilas mirip dengan tabung. Sehingga tubeless adalah ban sepeda motor yang tidak menggunakan ban dalam.

Perbedaan lainnya adalah ban tubeless jauh lebih praktis dalam menghadapi kebocoran. Seseorang dapat segera mencabut benda yang menyebabkan bocor dan menambalnya dengan cairan antibocor. Namun, dalam keadaan yang parah, seperti hingga kehabisan angin, ban ini sudah tidak bisa ditolong bengkel. Sebaliknya, ban motor biasa justru dapat diselesaikan bengkel manapun.

Kemudahan itulah yang membuat perbedaan berikutnya, yakni lebih mahal. Wajar, dari segi bahan baku, ban sepeda motor ini jelas berbeda dengan yang biasa.

Bahan baku keduanya juga menjadi perbedaan yang mendasar, apabila tubeles memiliki lapisan fluid sealant, maka ban biasa hanya memanfaatkan inner tube.

Komponen dari kedua ban juga jauh berbeda, ban tubeless memiliki komponen yang sedikit, berupa ban dan pelek/velg saja. Sedangkan ban konvensional terdiri dari ban luar-dalam, pelek, flap, hingga lock ring.

Dari segi ketahanan, ban tubeless jauh lebih unggul. Terlebih melewati jalan yang tidak rata. Ban konvensional rentan rusak apabila melewati jalan semacam ini.

Namun dari segi kenyamanan, ban konvensional lebih unggul ketimbang tubeless. Pada jalan yang tidak rata, ban konvensional dapat meredam getaran akibat adanya ban dalam. Sedangkan ban tubeless tidak, getaran diserap semua oleh shock breaker.

Begitu juga kenyamanan terkait tekanan angin. Ban tubeless tidak terlalu nyaman digunakan saat tekanan angin penuh, sedangkan konvensional tidak memiliki hambatan apapun.

Dalam menghadapi jalanan basah dan licin, ban motor dengan inner tube memiliki rasa yang lebih mencengkram ketimbang tubeless.

Bagaimana Cara Membaca Kode Ukuran Ban Motor ?
Cara membaca kode ukuran ban motor sesuai SNI 101:2019
Simbol kecepatan pada ban sepeda motor
Kapan Waktu yang Tepat Ganti Ban Motor ?

Ganti ban motor perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengendar. Ada beberapa indikasi yang dapat dijadikan patokan seseorang untuk pergantiannya.

Indikator yang sering dijadikan patokan banyak orang adalah dengan cek kondisi alur ban. Seseorang umumnya akan segera mengganti ban sepeda motor apabila telah terlihat botak.

Kebotakan ban apabila tidak segera diganti, maka dapat menimbulkan risiko kecelakaan. Disamping itu, mengendarai sepeda motor dengan ban botak jelas berbahaya, terlebih di permukaan jalan yang licin atau berpasir.

Kebanyakan orang mulai mengganti ban motor, baik dalam maupun luar atau tubeless ketika sudah terlalu sering mengalami kebocoran. Toleransi jumlah kebocoran masing-masing orang berbeda satu sama lain. Mungkin ada yang mengganti setelah mengalami tiga kali, namun lainnya sudah ganti ban motor sekalipun baru sekali terkena paku.

Namun demikian yang jelas momen ganti ban motor perlu disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang. Semisal, kebutuhan pengendara untuk keperluan komuter jelas berbeda dengan profesi kurir.

Indikasi yang sering digunakan adalah jarak tempuh kendaraan. Ada patokan yang dapat dipegang untuk menentukan kapan harus ganti ban motor, seperti ban depan untuk jarak 12.000 km dan 10.000 km untuk ban belakang.

Jarak tempuh ini bukanlah harga mati, namun dapat berubah apabila mulai terlihat adanya penampakan ketidakwajaran seperti retak, benjol mengelupas, dan lain sebagainya. Pergantian ban di bawah kilometer yang disebutkan tadi juga diperkenankan apabila ada keperluan tertentu, seperti berpergian jarak jauh misalnya.

Umur ban juga sering menjadi patokan seseorang dalam pergantian ban. Idealnya seseorang harus mengganti ban maksimal 2 tahun sekali. Sebab, usia diatas tersebut sudah pasti menimbulkan banyak kendala, seperti keretakan, kebocoran, dan kebotakan.

Bagaimana Cara Memasang Ban Motor ?

Memasang ban motor sendiri mungkin adalah pengetahuan langka yang barangkali jarang diketahui pengendara. Memang, keberadaan tukang tambal ban juga terbilang sangat banyak. Sehingga kebutuhan akan pengetahuan tersebut menjadi tidak begitu penting.

Namun, bagi seseorang yang sering berkendara jauh atau bagi mereka yang hendak touring, jelas pengetahuan ini sangat dibutuhkan. Terlebih daerah yang hendak dikunjungi adalah tempat yang cukup sepi.

Untuk mengganti ban motor sendiri, seseorang membutuhkan peralatan-peralatan, seperti pompa, kunci pentil, kunci pas, dan ban baru.

Pertama-tama, sepeda motor harus distandarkan terlebih dahulu dengan standar tengah. Apabila perlu, standar dapat diganjal agar ban dapat lebih tinggi.

Setelah motor berposisi berdiri dan tidak miring, maka kendorkan dan lepaskan poros roda yang akan memasang ban motor. Apabila sudah terlepas, kempeskan ban motor tersebut dengan cara menekan sisi-sisi ban secara merata.

Setelah ban kempes sepenuhnya, maka lepaskan ban luar dengan mencungkil dari sisi-sisi velg. Sebelumnya, jangan lupa untuk mengeluarkan pentil dari velg sebelum mengeluarkan ban. Untuk mengeluarkan ban, harus dilakukan dengan teliti. Jangan sampai congkelan tadi membuat sisi velg tergore satau justru merusak sisi-sisi ban. Lakukan pencongkelan dengan teliti dan tak perlu terburu-buru.

Apabila ban motor lama sudah lepas seluruhnya, maka seseorang dapat menggantinya dengan ban baru. Kembalikan proses yang sebelumnya dilakukan. Setelah terpasang pada poros atau garpu, seseorang dapat memompa angin kedalamnya. Pastikan angin terisi dengan merata dan sesuai dengan ukuran angin. Untuk memastikannya seseorang dapat menekan keseluruhan ban.

Apa Tujuan Ban Motor Dibuat Beralur ?

Tujuan ban motor dibuat beralur adalah untuk menghindari slip atau agar memiliki cengkraman terhadap permukaan jalan. Terlebih saat ada genangan air atau saat hujan.

Slip atau hydroplanning dapat berbahaya bagi ban karena menyebabkan kendaraan sulit maju secara lurus, dan dapat tiba-tiba berbelok kearah kanan maupun kiri tanpa bisa dikontrol pengemudi.

Pada prinsipnya alur dimaksudkan untuk mengalirkan air melalui celah-celahnya sehingga ban motor memiliki kesempatan untuk mencengkram permukaan jalan.

Apa Kegunaan Arah Rotasi di Ban Sepeda Motor ?

Apabila baru saja membeli ban motor, maka pastikan saat memasang tanda panah arah rotasi menghadap depan atau searah dengan laju motor. Sebab, masih ada saja mekanik atau pengguna yang berpatokan pada desain kembangan.

Padahal petunjuk itu dimaksudkan agar ban dapat membelah air. Apabila memasang terbalik, alih-alih membelah, ban motor justru melawan laju air. Maka dampak yang dirasakan adalah ban jadi terasa licin dan mudah terpeleset, kendati kondisi baru.

Tinggalkan komentar