Sekarang ini, ternyata kebiasaan buruk merokok tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja. Anak kecil dan remaja sekarang juga sudah banyak yang ikut-ikutan kebiasaan buruk ini.
Bahkan dari hasil survey membuktikan jika jumlah kebiasaan anak merokok sudah bertambah menjadi dua kali lipat.
Padahal, kebiasaan merokok memiliki kecenderungan untuk memicu berbagai macam penyakit seperti kanker paru-paru. Tidak hanya itu saja, perokok yang aktif juga dapat memicu berbagai penyakit dalam tubuh.
Mulai dari penyakit jantung, pembuluh darah, ginjal, kesehatan reproduksi dan masih banyak lagi. Semakin banyaknya remaja dan anak merokok membuktikan jika anak Indonesia masih sedikit yang menyadari bahaya dari rokok untuk kesehatan.
Oleh sebab itu, anak belum cukup umur harus diberikan wawasan yang lebih mendalam agar terhindari dari berbagai penyakit.
Alasan Mengapa Anak Merokok
Ketika ada teman-teman di sekitar anak yang merokok, maka kemungkinan anak juga akan mencobanya. Ini dilakukan agar anak bisa merasa diterima pada lingkungan pergaulan namun tidak berpikir kembali tentang kesehatan tubuhnya. Bahkan, seringkali anak merokok karena meniru dari ayahnya di rumah.
Usia anak serta remaja merupakan usia yang kritis. Otak anak sedang melewati perubahan terbesar selama pertumbuhan dan perkembangan anak. Perubahan besar tersebut khususnya terjadi di bagian depan kepala anak.
Lobus frontal bertugas untuk memproses nalar ketika sedang mengambil keputusan, membentuk kepribadian sampai melakukan proses intelektual sampai berinteraksi. Jika disederhanakan, maka lobus frontal berguna untuk membantu berpikiran logis sekaligus mengatur perilaku.
Namun sayang, otak yang bertanggungjawab untuk memutuskan baik dan buruk pada anak masih belum matang sebelum berusia 20 tahun.
Inilah sebabnya anak-anak dan remaja masih rentan terpengaruh oleh lingkungan khususnya untuk sesuatu yang kurang baik seperti merokok. Anak-anak nantinya bisa nekat melakukan sesuatu yang berisiko serta gegabah bahka tanpa berpikir panjang.
Bahaya Anak Merokok
Semua orang rasanya sudah tahu tentang peringatan jika merokok bisa menyebabkan serangan jantung, kanker, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Memang peringatan ini sebetulnya berlaku untuk orang dewasa. Akan tetapi, masalah kesehatan juga bisa dialami anak jika memang sudah merokok.
Sebetulnya, tidak terdapat perbedaan antara komplikasi perokok orang dewasa serta anak-anak. Semua perokok sama-sama memiliki risiko terkena penyakit kanker, diabetes, jantung serta penyakit saluran pernapasan.
Salah satu penyakit yang paling banyak terjadi karena merokok dan bisa dialami anak-anak adalah kanker paru-paru. Tidak hanya kanker paru-paru, namun segala jenis kanker juga bisa disebabkan karena anak merokok.
Bahaya yang Mengancam Jika Anak Merokok
Anak merokok tentunya punya kesehatan yang jauh lebih burunk jika dibandingkan anak yang tidak merokok. Biasanya, anak yang merokok paling sering mengeluhkan sakit punggung atau sakit kepala. Ini dibuktikan dari penelitian paada 5 ribu anak perempuan yang diteliti 7 tahun.
Dari hasil penelitian, anak yang aktif merokok sering ke rumah sakit dengan banyak keluhan kesehatan. Selain mengeluh masalah tulang, masalah yang paling sering dialami anak karena merokok adalah masalah otot.
Anak yang merokok aktif juga sering mengalami gangguan tidur dan menurunnya indera perasa. Selain itu, ada banyak masalah yang bisa ditimbulkan dari anak yang merokok, seperti:
1. Paru-Paru Anak Bisa Berhenti Berkembang
Perkembangan organ paru anak sangat berpengaruh jika memiliki kebiasaan buruk yakni merokok dini. Rokok nantinya bisa menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan paru-paru pada anak serta remaja. Ini bisa membuat paru-paru anak jadi berhenti tumbuh dan semakin kronis ketika anak semakin dewasa.
Jika merokok dihentikan, maka kemungkinan paru-paru bisa berkembang kembali. Dari riset juga mengatakan jika anak merokok sekitar 20 haru, maka bisa berdampak pada paru-paru sampai 40 tahun. Selain itu, risiko kanker paru juga akan meningkat pada anak.
2. Gejala Penyakit Pembuluh Darah dan Jantung Lebih Awal
Merokok ketika masih anak-anak nantinya bisa membuat sistem peredaran darah rusak dan semakin parah ketika dewasa.
Saat beranjak dewasa, maka kemungkinan anak juga bisa terkena penyakit jantung seperti gagal jantung, jantung koroner, aterosklerosis dan stroke. Semua penyakit ini juga sangat tinggi terjadi di dunia termasuk pada anak-anak.
3. Semakin Rentan Mengalami Kerusakan Gigi
Kebiasaan anak merokok juga menjadi salah satu penyebab dari masalah kesehatan gigi serta mulut. Sekitar ½ infeksi pada mulut dialami perokok aktif berusia di bawah 30 tahun.
Selain itu, sebuah riset juga sudah membuktikan hal ini. Dikatakan jika perokok muda memiliki risiko terkena plak, karies serta infeksi gusi dan mulut lebih tinggi dibandingkan yang tidak merokok.
Baca: Cara mengatasi gusi bengkak saat hamil
4. Masalah di Tulang dan Otot
Dalam penelitian besar dilakukan di Belgia dengan peserta sebanyak 677 orang remaja. Dalam penelitian tersebut diketahui jika anak yang merokok punya kepadatan tulang rendah dan juga mengalami penurunan pertumbuhan di usianya.
Sedangkan penelitian berbeda yang melibatkan seribu anak laki-laki disebutkan jika anak merokok bisa mengalami tulang rapuh. Kerapuhan tulang ini bisa terjadi di tengkorak, tulang belakang, leher, kaki dan juga tangan.
Tips Menghentikan Anak Merokok
Bisa dikatakan jika menghentikan anak yang merokok memang bukan perkara yang mudah. Dibutuhkan andil dari orang terdekat khususnya orang tua supaya anak bisa berhenti untuk merokok. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membantu anak agar berhenti merokok seperti berikut ini:
1. Awali dari Niat Sendiri Berhenti Merokok
Meski terdengar sepele, namun menekadkan diri untuk berhenti merokok memang harus dilakukan oleh anak. Anak harus bisa mengatakan pada diri sendiri supaya bisa berhenti merokok sekaligus berkomitmen dengan baik. Anak bisa diajarkan untuk mulai dengan perlahan yakni dengan mengurangi jumlah rokok secara bertahap.
Apabila anak memang ingin merokok, maka bisa memintanya untuk mengganti dengan permen karet atau juga bisa makan kuaci sebagai camilan.
Pada awalnya, anak harus bisa membulatkan diri untuk menjauh dari orang yang merokok. Ajak anak juga untuk bermain dengan teman yang tidak merokok dan bukan bersama para merokok.
Ini disebabkan jika anak masih dikelilingi dengan orang perokok, maka tekadnya juga bisa juga bisa goyah. Pastikan juga supaya anak terus menyibukkan diri dengan banyak kegiatan untuk menghilangkan niat merokok. Contohnya dengan mengikuti ekstrakurikuler atau olahraga sesudah sekolah.
2. Berikan Anak Contoh yang Benar
Sebenarnya, anak merokok bisa terjadi karena meniru orang terdekatnya yakni orang tua. Untuk itu jika bunda atau pasangan merokok, sebaiknya segera hentikan kebiasaan buruk tersebut. Apabila memang sulit berhenti merokok, maka bisa berkonsultasi dengan psikolog atau dokter.
Sambil menjalani perawatan medis, sebaiknya usahakan sebisa mungkin untuk tidak merokok di depan anak. Jangan juga meninggalkan korek, rokok atau vape di rumah begitu saja. Jelaskan juga pada anak yang mulai dewasa jika orang tua tidak akan senang dengan kebiasaan buruk tersebut.
3. Pahami Dengan Baik Alasan Anak Merokok
Biasanya, anak yang merokok menjadi bentuk dari pemberontakan anak atau cara supaya anak bisa diterima di pergaulan. Anak yang merokok juga bahkan karena ingin dianggap dewasa atau keren.
Tanyakan juga pada anak apakah mengetahui tentang rokok, vape atau rokok elektrik dan cari tahu tentang kebiasaan merokok teman anak. Berikan pemahaman pada anak jika iklan atau rokok yang memperlihatkan adegan merokok merupakan kebiasaan yang buruk.
4. Larang Anak Menjadi Merokok Dengan Cara yang Tepat
Nasihat yang diberikan orang tua mungkin memang hanya masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Akan tetapi sebagai orang tua, sudah menjadi tugas untuk menegaskan jika merokok adalah sesuatu yang dilarang. Minta pada anak untuk tidak merokok atau pun menghisap vape dan jelaskan juga dampaknya pada anak.
5. Berikan Gambaran Tentang Uang yang Dibakar Percuma
Cara lain untuk menghentikan anak merokok adalah dengan mengajarkan anak untuk menghitung uang yang dikeluarkan ketika belajar.
Kemudian tambahkan dengan biaya membeli rokok dan coba buat hitungan biaya harian hingga bulanan. Nantinya, perlihatkan pada anak perbandingan biaya tersebut dengan harga elektronik seperti console game, smartphone dan sebagainya.
Tanda-Tanda Anak Mulai Merokok
Faktanya dari hasil statistik memperlihatkan jika 90% perokok dewasa sudah mengenal rokok sebelum 18 tahun. Ada beberapa alasan yang membuat anak merokok sejak kecil. Contohnya supaya dianggap oleh teman dan lingkungannya.
Bahkan, banyak juga anak yang menganggap jika merokok adalah hal wajar sebab sudah banyak melihatnya di kehidupan sehari-hari. Tentunya, hal semacam ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus.
Sebab ada konsekuensi jangka panjang untuk kesehatan yang harus siap ditanggung oleh anak. Berikut adalah beberapa tanda pasti jika anak bunda ternyata sudah merokok yang harus diwaspadai:
- Pada pakaian tercium bau asap rokok.
- Anak lebih sering batuk.
- Mengalami iritasi tenggorokkan.
- Mengalami bau mulut.
- Suara anak terdengar serak.
- Gigi terlihat kuning.
- Sering sesak napas.
Ketika memang anak menunjukkan beberapa tanda ini, maka sebaiknya jangan terlalu bereaksi secara berlebihan. Ada baiknya mengajak anak berbicara supaya bisa jujur kenapa bisa merokok meski usianya masih kecil. Dengan begitu, anak bisa lebih terbuka dan mengatakan yang sebenarnya pada bunda.
Cara Pemerintah Menurunkan Angka Anak Merokok
Dari Ahli Madya Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan mengatakan jika kebijakan cukai hasil tembakau pemerintah masih tetap ada. Ini berguna untuk mengendalikan konsumsi berbagai barang yang bisa berdampak buruk seperti contohnya rokok.
Selain itu, tujuan diadakannya cukai ini adalah supaya bisa meningkatkan kesehatan dari masyarakat khususnya anak. Beberapa hal tentang cukai rokok yang bertujuan untuk mengurangi angka anak-anak yang merokok diantaranya adalah:
- Kebijakan cukai untuk antisipasi hadirnya rokok elektrik yang tengah banyak digunakan anak muda.
- Kebijakan cukai tembakau diharapkan bisa mengurangi tingkat prevelansi merokok khususnya anak.
Menurut data dari kementrian republlik indonesia, hampir 80% penduduk Indonesia menjadi perokok pada saat berusia 18 tahun.
Namun hal yang mengejutkan adalah kebanyakan prokok mulai aktif merokok berada di usia 15-19 tahun pada urutan pertama. Sedangkan urutan kedua, kebanyakan perokok mulai aktif merokok pada usia 10-14 tahun. Sungguh miris, bukan?
Anak merokok pada usia remaja sayangnya sudah menjadi hal yang biasa meski sebenarnya sangat berdampak buruk bagi perkembangan remaja. Untuk itu sebagai orang tua sudah seharusnya bisa melarang atau menghentikan anak untuk merokok mulai dari sekarang.
Jika memang masih cukup sulit menghentikan anak yang merokok, maka bisa meminta bantuan ahli seperti dokter, psikolog dan sebagainya.
Editted: 16/06/2021 by IDNarmadi.