Kejang merupakan sebuah gangguan pada aktivitas listrik di otak. Kondisi kejang pada anak sering kali ditandai dengan gerakan tubuh yang tidak bisa dikendalikan dan disertai dengan hilangnya kesadaran.
Kejang biasanya berlangsung secara singkat, antara 1 hingga 2 menit. Jika anak mengalami kejang, maka usahakan tetap waspada dan tetap tenang.
Anda dapat melakukan penanganan pertama jika anak mengalami kejang. Nah, berikut ini penjelasan lebih lengkapnya.
Penyebab Terjadinya Kejang pada Anak
Gangguan pada aktivitas listrik pada satu maupun seluruh area otak merupakan salah satu penyebab terjadinya kejang pada anak.
Gangguan tersebut disebabkan karena penyakit pada area otak ataupun kondisi lain yang dapat menimbulkan pengaruh pada otak.
Nah, berikut ini penyebab terjadinya kejang pada anak yang perlu anda waspadai:
1. Infeksi
Terdapat infeksi pada tubuh dapat meningkatkan adanya risiko pada anak untuk mengalami kejang. Antara lain infeksi virus flu, radang amandel, dan juga infeksi pada telingga.
2. Dampak Imunisasi
Kejang pada anak dapat terjadi setelah melakukan imunisasi. Hal ini merupakan dampak dari cara kerja vaksin yang dijalani bukan penyebab anak secara alami.
3. Faktor Genetik
Jika orang tua pernah mengalami kejang secara berulang, maka kondisi tersebut dapat terjadi pada anak pula. Faktor genetik dapat menjadi salah satu penyebab anak untuk mengalami kejang pada anak.
4. Riwayat Kejang Demam
Jika anak pernah mengalami kejang sebelum usianya menginjak 1 tahun, maka bisa jadi kejang pada anak dapat terjadi secara berulang. Anak mengalami kejang ketika suhu tubuh tidak terlalu tinggi.
Gejala
Adanya kontraksi pada otot dan disertai dengan gerak menyentak pada seluruh tubuh merupakan tanda terjadinya kejang.
Walaupun demikian, keluhan terjadinya kejang tidak selalu seperti itu. Selain itu, penderita kejang juga bisa memiliki tatapan mata yang kosong.
Keluhan tersebut bisa terjadi dan tergantung tingkat keparahan pada area otak yang terdampak. Berikut ini gejala yang muncul pada kejang yang melibatkan satu area pada otak.
- Terdapat ganguang pada penglihatan, pendengaran, maupun penciuman
- Melakukan gerakan berulang, antara lain jalan berputar-putar
- Gerakan menyentak pada salah satu lengan maupun tungkai
- Suasana hati mengalami perubahan
- Mengalami pusing
- Kesemutan
Namun jika kejang pada anak yang yang memengaruhi adalah seluruh bagian pada otak. Maka akan muncul beberapa gejala seperti berikut ini, yaitu:
- Tubuh terasa kaku dan berikutnya disertai dengan gerakan menyentak pada seluruh area tubuh.
- Adanya gerakan menyentak pada area wajah, leher, serta tangan.
- Hilangnya kontrol pada otot sehingga membuah anak tiba-tiba terjatuh.
- Kaku pada otot terutama pada area punggung dan tungkai.
- Pandangan mata kosong dan hanya tertuju pada satu arah.
- Frekuensi kedipan mata terlalu cepat.
Selain gejala tersebut, kejang pada anak juga bisa menimbulkan gejala seperti berikut ini:
- Kesadaran pada anak mengalami penurunan sesaat, dan akhirnya merasa bingung setelah sadar karena tidak mengingat apapun yang terjadi.
- Adanya perubahan pada perilaku.
- Mulut berbusa maupun ngeces.
- Berhentinya napas dalam waktu sesaat.
Sebenarnya, gejala kejang jarang berlangsung dalam waktu yang lama. Pada umumnya hanya berlangsung dalam waktu beberapa detik hingga beberapa menit saja.
Terdapat gejala lainnya yang dapat dijadikan tanda sebelum kejang pada anak terjadi yaitu vertigo, mual, ataupun seperti terdapat kilatan cahaya pada mata.
Komplikasi
Dalam suatu kondisi tertentu, kenjang pada anak dapat menyebabkan cidera yang bisa membahayakan si kecil. Misalnya jika anak saat berenang mengalami tenggelam karena kejang. Ataupun mengalami kecelakaan pada saat berkendara karena kejang.
Seorang anak yang mengalami kejang juga sering mengalami gangguan pada mental, antara lain mudah marah maupun depresi. Kondisi ini dapat terjadi dikarenakan kejang yang sulit untuk ditangani ataupun karena efek samping dari penggunaan obat anti kejang tersebut.
Baca: penyebab anak depresi
Jika ibu hamil mengalami kejang, maka dapat membahayakan kondisi janin dalam kandungan. Jenis obat antikejang tertentu juga bisa meningkatkan risiko bayi untuk mengalami gangguan pada saat lahir.
Jika ibu hamil mengalami kejang, maka sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter supaya diberi obat yang aman bagi janin. Selain itu, janin dalam kandungan juga harus dalam pantauan secara rutin.
Penanganan Pertama
Anda disarankan untuk tidak panik pada saat melihat kejang pada anak. anda diharapkan tenang supaya dapat memberikan pertolongan pertama pada anak dengan baik.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat anda coba untuk menolong anak yang mengalami kejang:
- Anda dapat meletakkan anak pada tempat yang datar. Tempat tersebut sebaiknya memiliki ukuran yang tidak sempit dan bebas, sehingga anak tidak akan terbentur benda yang berada di sekelilingnya saat mengalami kejang.
- Untuk mencegah anak tersedak pada saat kejang, anda dapat posisikan anak tidur menyamping.
- Anda dapat melonggarkan pakaian anak pada bagian leher supaya tidak sesak.
- Jangan memaksa untuk menahan gerakan tubuh pada anak. Anda cukup menjaga supaya posisi tubuh anak tetap aman.
- Jangan memasukkan benda sembarangan pada mulut anak, termasuk minuman maupun obat-obatan.
- Anda dapat mengucapkan kata-kata yang dapat menenangkan anak supaya lebih nyaman.
- Usahakan untuk mencatat waktu terjadinya kejang pada anak.
Anda dapat mengamati kondisi kejang pada anak, terutama jika anak merasa susah bernapas maupun wajahnya berubah menjadi pucat atau kebiruan. Hal ini menandakan bahwa anak kurang oksigen.
Jika memungkinkan, anda dapat merekan terjadinya kejang pada anak, supaya dokter dapat mengetahui seperti apa kejang yang dialami oleh anak.
Kejang pada anak biasanya terjadi dapat 1 hingga 2 menit. Selanjutnya, anak mungkin akan rewel dan merasa kebingungan dalam beberapa jam. Sebelum anak merasa kelelahan dan pada akhirnya terlelap.
Cara Mengatasi
Anda dapat memberikan obat antikejang sebagai cara untuk menangani jika terjadi kejang pada anak supaya kondisinya kembali stabil. Jenis dan dosisi setiap anak berbesa pada saat pemberiannya.
Setelah mengetahui berbagai penyebab kejang pada anak, maka akan diberikan penanganan yang sesuai oleh dokter.
Penanganan yang diberikan oleh dokter antara lain pemberian obat, operasi untuk memperbaiki kelainan yang terjadi pada otak, dan untuk mengatur hantaran listrik pada otak maka biasanya dipasang penanaman alat khusus.
Khusus untuk anak yang mengalami kejang dan disebabkan oleh epilepsi, maka akan dianjurkan untuk menjalani pola makan yang tinggi lemak serta rendah karbohidrat atau dikenal dengan diet ketogenik.
Diet tersebut dipercaya dapat mencegah maupun mengurangi serangan kejang yang terjadi pada epilepsi terutama pada anak.
Cara Mencegah
Dalam beberapa kasus, kejang pada anak tidak dapat dicegah. Namun, risiko terserang kejang dapat dikurangi dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain:
- Melakukan istirahat yang cukup
- Konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
- Melakukan olahraga yang rutin
- Dapat melakukan pengelolaan stres secara baik
- Menjauhi NAPZA
- Konsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter.
Bahwa yang telah anda ketahui, anak yang mengalami kejang dapat menyebabkan terjadinya cidera yang bisa membahayakan.
Maka dari itu, terdapat beberapa cara berikut ini untuk mencegah terjadinya cidera pada anak jika tiba-tiba mengalami kejang:
- Tidak membiarkan anak untuk berenang maupun berendam dalam bak sendirian.
- Tidak mengendarai kendaraan sendirian.
- Anda dapat memberikan bantalan yang empuk pada kursi maupun meja di rumah.
- Memasangkan karpet dengan ukuran yang cukup tebal di lantai.
Sebenarnya, penyakit kejang pada anak terlihat menyeramkan. Namun kejang ini biasanya tidak menyebabkan kerusakan pada otak maupun sistem saraf, apalagi sampai anak mengalami kelumpuhan atau keterbelakangan mental.
Sebagai orang tua, anda tetap harus tenang supaya dapat memberikan pertolongan pertama jika anak mengalami kejang. Namun, jika kejang pada anak membutuhkan pertolongan darurat, maka segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya. – Editted: 15/06/2021 by IDNarmadi.