Kupas Tuntas Melamin dan SNI 7322:2008

Melamin sebagai alat makan dan minum telah digunakan sejak lama di rumah tangga masyarakat Indonesia. Namun, citra dari peralatan berbahan ini cidera karena dianggap pemicu gangguan kesehatan. Lantas apakah benar faktanya demikian ? Mari cari tahu.

Apa Itu Melamin ?

Melamine atau melamin adalah komponen campuran kimia yang berasal dari organik dan diperkaya dengan nitrogen. Sifatnya yang kuat dan tahan panas menjadikannya baik untuk memproduksi peralatan makan yang awet, sebagai pelapis dan lem. Pabrikan biasa menciptakannya dengan campuran resin untuk alasan kekuatan.

Keunggulan

Produk ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan produk berbahan lain, seperti :

1. Terjangkau

Secara keekonomian, bahan ini tergolong murah dengan kualitas yang tak kalah baik di produk serupa dengan bahan yang berbeda.

2. Ringan

Perangkat berbahan ini rata-rata jauh lebih ringan dibandingkan dengan peralatan lain, seperti berbahan keramik, kaca, atau besi.

3. Menyerupai Material Lain

Bobotnya yang ringan, produk berbahan ini dapat menyerupai perangkat lain yang berbahan dasar batu, porselen, tembikar, kayu, bambu, bahkan besi. Hal ini dapat dimungkinkan karena sifatnya yang juga mudah terbentuk.

4. Menghemat Biaya

Menggunakan bahan melamin dapat menghemat biaya. Sebab. Produk ini selain kuat, juga sangat sulit untuk pecah dan tergores. Terlebih jika dibandingkan dengan berbahan keramik.

5. Tidak Menyerap Panas

Produk berbahan ini tidak menyerap panas. Sehingga pengguna yang menggunakannya tetap aman kendati mengkonsumsi hidangan panas.

6. Ramah Lingkungan

Melamin yang merupakan campuran dari berbagai bahan kimia, nyatanya juga dapat diserap ke tanah tanpa menimbulkan pencemaran

7. Beragam Model

Kemudahan dalam membentuknya menyebabkan peralatan makan berbahan ini dapat dengan mudah dibentuk dari segi warna, ukuran, dan gaya.

Ada beberapa produk yang dibuat dengan melamin, seperti :

  • Peralatan dapur, seperti alat makan dan minum;
  • Lemari dapur;
  • Produk berbahan plastik;
  • Papan tulis;
  • Produk berbahan dasar kertas.

Perbedaan Bahan Melamin dan Plastik

Apa itu melamin dan permasalahannya, serta mengapa SNI 7322:2008 dapat memberikan keamanan
Apa itu melamin dan permasalahannya, serta mengapa SNI 7322:2008 dapat memberikan keamanan

Mungkin kita sering keliru menyamakan melamin dengan plastik. Padahal keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Berikut adalah perbedaannya :

  1. Melamin memiliki kualitas lebih baik ketimbang plastik. Bahkan di beberapa produk dapat menyerupai keramik, sedangkan plastik tidak dapat menyerupainya.
  2. Dibandingkan plastik produk ini memiliki ketebalan yang lebih. Untuk pembuktian, bisa dilihat dari sisi pinggiran produk atau dengan menggenggamnya.
  3. Karena lebih tebal ketimbang plastik, bahan melamin mudah retak apabila dijatuhkan dari ketinggian tertentu.
  4. Ketebalan tersebut juga membuat produk plastik umumnya terlihat transparan ketimbang produk ini.
  5. Apabila dihadapkan dengan api, bahan melamin lebih kuat dalam menghadapi panas ketimbang plastik.

Benarkah Melamin Berbahaya ?

Melamin secara umum aman digunakan selagi dipakai dengan aturan yang telah dipersyaratkan pabrikan. Umumnya mereka secara spesifik mencantumkan temperatur -30° C-120° C, bahkan beberapa ada yang hingga 140° C. Kendati demikian tidak disarankan untuk dipanaskan dalam mikrowave atau oven pada umumnya.

Sebab, suhu panas yang bertemu dengan zat kimia dan bahan melamin dapat memuai dan berpindah ke dalam makanan. Umumnya migrasi dapat mudah terjadi ketika menyajikan makanan dengan rasa asam, seperti cuka, jeruk, tomat, dan lainnya.

Risiko paparan suhu zat panas ditambah dengan zat asam dapat meningkatkan potensi risiko zat terserap atau berpindah ke makanan. Itu sebabnya untuk sebisa mungkin menghindari penggunaannya untuk penyajian makanan asam dan panas.

Tips Penting Peralatan Makan Bahan Melamin

Meskipun tergolong aman, namun sebagai konsumen kita perlu menambah kewaspadaan dengan selalu melek atas informasi dari produk yang digunakan. Berikut ini adalah tips apa saja yang perlu diketahui terkait peralatan makan bahan melamin.

Polos

Memiliki peralatan makan dengan banyak motif dan desain sungguh menarik. Terlebih padu dengan desain ruangan dan interior ruangan. Namun demikian, demi alasan keamanan, konsumen perlu mengalah dengan merelakan untuk memilih produk yang jernih dan tidak memiliki motif dan desain.

Jaga Dari Benda Tajam

Ketika membeli, menggunakan, dan mencucinya, pastikan menggunakan bahan-bahan yang tidak membuat permukaannya tergores. Sebab dengan goresan tersebut membuka kemungkinan untuk bersarang bakteri dan kuman di dalamnya.

Hindari Asam Tinggi

Apabila menggunakan peralatan dengan bahan melamin, sebaiknya menghindari makanan dengan asam tinggi. Asam dapat meningkatkan tingkat kontaminasi melamin kedalam makanan.

Hindari Suhu Tinggi

Penggunaan peralatan ini tidak disarankan untuk makanan dengan suhu tinggi atau digunakan untuk memanaskan. Sebab, dengan suhu tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan migrasi zat-zat yang ada di permukaan menuju makanan. Terlebih suhu yang ada melampaui batasan. Umumnya batasan suhu adalah -30° C hingga 120° C.

Cuci Setelah Pakai

Menjaga kebersihan dari perangkat makan juga merupakan salah satu cara menjaga keamanan. Sebab, perangkat yang kotor dan didiamkan tersebut dapat menyebabkan timbulnya bakteri dan jamur akibat sisa makanan.

Simpan Dalam Keadaan Kering

Setelah mencucinya pastikan peralatan dalam keadaan kering. Peralatan yang basah atau lembab dapat berpotensi memunculkan kuman atau bakteri. Sehingga sangat tidak disarankan untuk menyimpannya dalam keadaan basah.

Umur Pakai

Apabila memang sudah terlanjur banyak goresan, sebaiknya perlu untuk mengganti dengan yang terbaru. Sebab, dengan makin banyaknya goresan tersebut, maka makin mudah bersarang mikroba-mikroba.

Perhatikan Kode Barang

Apabila hendak membeli peralatan dengan bahan melamin, pastikan memiliki kode PP (Polyprophylene) 5 dan “BPA Free” atau non-”BPA”. Maksud dari kode PP 5 ini adalah bahan ini tahan terhadap suhu tinggi dan dapat digunakan untuk menyimpan makanan. Sedangkan BPA Free atau non BPA adalah bahan tersebut bebas dari bisphenol A yang sering digunakan sebagai resin epoxy. BPA jika terkonsumsi dapat menimbulkan masalah kesehatan di otak dan kelenjar prostat. Untuk anak-anak dapat memicu perubahan perilaku, sedangkan pada orang dewasa dapat mengganggu kesuburan.

Memilih produk dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) juga merupakan salah satu cara aman dan sekaligus mendapatkan produk terbaik. Sebab, selain harus memenuhi persyaratan, produk sudah lulus uji. Melamin sebagai alat makan dan minum telah masuk kedalam produk SNI wajib. Artinya adalah setiap produk yang beredar di Indonesia wajib menerapkan SNI.

Mengapa SNI 7322:2008 Menjamin Keamanan Melamin ?

Produk yang telah menerapkan SNI 7322:2008 menerapkan beberapa persyaratan mutu, keamanan, kesehatan, dan perlindungan lingkungan. Selain itu, produk juga harus diverifikasi persyaratan yang telah dipenuhi melalui pengujian. Pengujian tersebut diuji oleh laboratorium lembaga sertifikasi produk (LSPro) yang sudah disertifikasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Adapun persyaratan tersebut terdiri dari :

Bebas dari Logam Berat

Produk yang diuji harus memenuhi kriteria lewat parameter-parameter yang ditentukan seperti kandungan kadmium (Cd), Kromium heksavalen (Cr6+), Raksa (Hg) dan Timbal (Pb) yang maksimum 100 ppm.

Kadmium, Kromium, dan Timbal perlu dibatasi jumlahnya dalam setiap produk. Sebab, menurut badan kesehatan dunia, WHO, logam berat ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan apabila dikonsumsi terus menerus dan mengendap dalam jumlah yang banyak.

Migrasi Global

Migrasi global seperti air suling (Simulan A), Asam asetat 3% (simulan B), Alkohol 15% (simulan C), n-Heptan/minyak zaitun/minyak bunga matahari (simulan D) yang masing-masing makimal 10 mg/dm2 dan 60 ppm.

Migrasi global adalah hasil perpindahan seluruh komponen pada sebuah produk dimana tidak dibedakan komponen tersebut berbahaya atau tidak bagi manusia. Sumber bahan, jenis senyawa, dan zat yang berpindah tersebut dapat berupa residu reaksi polimerisasi, bahan-bahan tambahan, serta logam berat.

Bebas dari Zat Kimia Berbahaya

Begitu pun dengan formaldehid terekstrak yang dibatasi maksimal 3 ppm. Persyaratan dan pengujian ini bertujuan agar formaldehid yang ada pada melamin dipastikan tidak mudah berpindah atau mengkontaminasi makanan saat kenaikan atau pun penurunan suhu.

Penutup – Kesimpulan

Melamin sebagai produk yang digunakan masyarakat Indonesia sejatinya tidak berbahaya apabila digunakan sesuai dengan aturan. Salah satu cara paling aman dalam memilih produk melamin adalah yang telah ber-SNI. Sebab selain telah memenuhi persyaratan, produk juga harus diverifikasi oleh LSPro guna diuji mutu, keamanan, kesehatan, dan perlindungan lingkungan.

Editted by UN

Tinggalkan komentar