Apa Itu Standarisasi dan Apa Itu Sertifikasi?

Apa itu standarisasi dan sertifikasi ? Mungkin kita sering mendengar dua kata ini, entah di dunia nyata maupun maya. Di internet terutama, banyak sekali yang menggunakannya dan terkadang seringkali bias. Meskipun sama, nyatanya ada beberapa perbedaan diantara keduanya.

Untuk mengetahui apa itu standarisasi dan sertifikasi, kita perlu tahu terlebih dahulu, definisi dan pengertian masing-masing. Sehingga dari sanalah kita dapat melihat perbedaan diantara keduanya.

Standarisasi atau standardisasi ?

Di internet kita sering menemukan kerancuan penulisan antara standarisasi atau standardisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata yang diserap dari standardization ini, yang benar penulisannya adalah standarisasi.

Jadi jangan salah sebut dan tulis lagi ya !

Standarisasi

apa itu standarisasi dan apa itu sertifikasi
Memahami apa itu standarisasi dan Apa itu sertifikasi

Apa itu standarisasi

Apa itu standarisasi? Standarisasi adalah sebuah proses mengimplementasikan dan mengembangkan standar teknik berdasarkan kesepakatan atau konsensus dari pihak-pihak yang berkepentingan seperti konsumen, perusahaan, organisasi standar, kelompok-kelompok yang fokus di bidang tertentu, dan pemerintah.

Standarisasi secara sederhana juga dapat dikatakan sebagai aspek yang telah teruji andal. Sebuah organisasi yang terstandarisasi dapat dikatakan mencapai kesesuaian karena telah memenuhi sertifikasi sistem tertentu.

Dari sini apakah sudah tahu perbedaan, apa itu standarisasi dan apa itu sertifikasi ?

Terminologi standar di banyak tempat masih sering digunakan untuk merujuk pada kondisi keamanan berkerja atau kemampuan pekerja serta tingkah laku positif seseorang; Dapat dikaitkan pula dengan karakteristik produk seperti dimensi, bentuk, tampilan fisik, komposisi kimia, dan lainnya. Standar umum digunakan di dokumen yang menyediakan peraturan, tata cara, atau karakteristik dari aktivitas atau keluarannya.

Sebagai “bahasa bersama”, standarisasi memiliki kemampuan untuk menciptakan koherensi dengan parameter konsensus global. Hal ini juga memastikan bahwa praktek yang dilaksanakan organisasi berkorespondensi dengan apa yang dilakukan global secara umum. Karena ini pula organisasi dapat berkomunikasi kepada klien dengan kesepemahaman bahasa. Dampak lainnya adalah organisasi dapat bekerja dengan basis pengetahuan yang sama atau pun di bisnis operasi yang berbeda. Contoh sederhananya seperti kesesuaian antara baut dan mur meskipun di produksi di pabrik yang berbeda.

Standar pertama muncul ketika Revolusi Industri akibat dorongan kebutuhan pertukaran komponen dan ukuran yang seragam seperti baut, mur, dan alat pengencang lainnya. Hingga di akhir abad 19 muncul standar keamanan yang dikeluarkan pemerintah yang berwenang di Amerika Serikat, Inggris. Barulah pada abad 20 organisasi standarisasi dibentuk.

Untuk menghindari kesalahpahaman, International Standards Organisations membuat terminologi untuk membedakan berdasarkan jenis dokumen :

  • Dokumen normatif adalah dokumen yang menyediakan aturan, tata laksana atau karakteristik dari aktivitas atau keluaran; yang mencakup standar, spesifikasi teknis, kode praktik, dan regulasi.
  • Spesifikasi teknis adalah dokumen menjabarkan persyaratan teknis yang perlu dipenuhi produk, proses atau servis, serta hal-hal yang perlu dipenuhi. Prosedur dapat berupa standar, bagian dari standar, atau standar khusus.
  • Kode praktik adalah dokumen saran praktik atau prosedur untuk desain, manufaktur, pemasangan, pemeliharan atau penggunaan perangkat, struktur atau produk. Dokumen bisa berupa standar, bagian dari, atau khusus.
  • Regulasi adalah dokumen yang menyediakan peraturan mengikat legislatif yang diadopsi oleh pemerintah berwenang.
  • Standar adalah dokumen yang diciptakan konsensus dan diakui oleh badan yang berwenang untuk disediakan secara umum untuk digunakan secara berulang, dari segi aturan, tata laksana atau karakteristik dari kegiatan dan keluaran yang diarahkan pada pencapaian optimal sesuai dengan tingkat kebutuhan dan konteks.

Standar harus tersedia secara publik dan berdasarkan konsolidasi hasil pengetahuan, teknologi, dan pengalaman dalam rangka meningkatkan manfaat untuk masyarakat luas.

Tujuan Standarisasi

Standarisasi biasanya dilaksanakan secara sukarela, sebagai bagian dari proses kesepakatan bersama para pemangku kepentingan; Seperti pemerintah, badan standarisasi nasional, pelanggan, asosiasi, dan produsen.

Adapun tujuan standarisasi adalah produk, jasa, atau proses dapat beroperasi ke dalam kerangka referensi tertentu. Ambil contoh sebuah telepon genggam. Semisal diproduksi di wilayah tertentu, dengan standarisasi tertentu. Maka apabila standar di negara tersebut mengadopsi atau bertautan dengan kerangka regional atau internasional, maka kemungkinan besar spesifikasinya akan sesuai dengan sistem lain di wilayah penganut atau penggunanya. Misalnya ketika telepon genggam tersebut diisi daya dan sesuai jenis colokan beserta tegangannya di tempat lain karena wilayah tersebut mengadopsi standarisasi yang sama.

Standarisasi memungkinkan juga untuk melihat ke depan. Membayangkan tren baru beserta pemenuhannya untuk diterapkan kedalam sistem yang berjalan. Badan standar internasional seperti ISO dan IEC selalu mengembangkan kesesuaian yang mengarah kepada kematangan dan inovasi.

Standarisasi membuka peluang baru dalam kerangka berpikir pemasaran. Penggunannya dapat meningkatkan nilai produk sekaligus membuka pasar baru. Tentu penerapan tidaklah cukup tanpa adanya bukti penguat seperti assesmen dan sertifikasi standar ISO,

Contoh Penerapan Standarisasi

Standarisasi mungkin dibuat untuk satu tujuan atau lebih dalam rangka pemenuhan tujuan dibuatnya sebuah produk, proses atau jasa. Tetapi tidak sekadar itu, ada penerapan atau aplikasi dari standarisasi, yaitu :

  • Variasi kontrol atau pengurangan, yakni penyeleksian secara optimal jumal besaran atau tipe produk, proses, dan jasa yang memenuhi kebutuhan permintaan;
  • Kegunaan;
  • Kompabilitas yang berarti kesesuaian dengan produk, proses, jasa, untuk digunakan dalam kondisi tertentu tanpa menyebabkan pengaruh buruk.
  • Dapat dipertukarkan atau kemampuan satu produk, proses, atau jasa yang digunakan di satu tempat ke lainnya tetap sama dapat memenuhi kebutuhan; Dapat dipertukarkan secara fungsi maupun dimensinya.
  • Kesehatan;
  • Keamanan yakni terbebas dari risiko atau ganguan,
  • Perlindungan lingkungan hidup;
  • Perlindungan produk terhadap cuaca atau kondisi lingkungan ketika dipergunakan, seperti transport atau kargo.
  • Kesepahaman bersama yakni mencapai kemudahan dalam komunikasi melalui fasilitasi secara proses dan kegiatan.
  • Performa ekonomi
  • Perdagangan

Dalam standarisasi keamanan, proses, dan jasa umum digunakan sebagai tujuan untuk mencapai tingkat optimasi yang disesuaikan dengan beberapa faktor, termasuk faktor non teknis seperti perilaku manusia. Dimana dalam hal ini penggunaannya untuk meminimalisir atau menghindari risiko hingga tingkat wajar. Standar digunakan perusahaan atau yang berkepentingan dalam rangka :

  • pembuktian kepada klien mengenai tingkatan kualitas atau performa produk;
  • jaminan kompabilitas bahwa produk baru dapat digunakan atau dan terkoneksi dengan produk lainnya
  • Menjamin kemampuan dipertukarkan
  • Meningkatkan efisiensi dalam menangani manusia, baik dari segi interaksi, permasalahan, pengembangan, birokrasi, penyamarataan, dan sentralisasi masyarakat.
  • Mampu mendorong organisasi untuk fokus dalam pencapaian pelayanan masyarakat yang prima
  • Menunjukan kesesuaian produk dengan regulasi.

Pembahasan berikutnya akan makin menjelaskan perbedaan apa itu standarisasi dan apa itu sertifikasi.

Sertifikasi

Apa Itu Sertifikasi

Sertifikasi adalah merujuk kepada validasi beberapa karakteristik tertentu dari sebuah obyek, perorangan, atau organisasi. Validasi biasanya, walau tidak selalu, dibuktikan dalam bentuk peninjauan ulang pihak eksternal, pendidikan, asesmen, atau audit.

Sertifikasi adalah produk akhir dari kesesuaian, yang mana pengguna dapat memenuhi segala kebutuhan standar, dan karena itulah sertifikat diperoleh.

Standar ISO internasional mendefinisikan sertifikasi sebagai bukti yang dikeluarkan badan independen sertifikasi (jaminan tertulis) bahwa produk, jasa, atau sistem telah memenuhi persyaratan tertentu.

ISO (international standard organization) sebagai organisasi standar internasional yang mengurus perihal standarisasi, sebenarnya tidak bisa sertifikasi para anggotanya. Sertifikasi dilaksanakan oleh badan sertifikasi yang telah di memiliki sertifikat akreditasi berdasarkan standar ISO.

Dari penjelasan ini apakah sudah paham perbedaan standarisasi dan sertifikasi ?

Di Indonesia sendiri misalnya, diwakili oleh Badan Standarisasi Nasional atau BSN. Sebagai anggota penuh, BSN dapat mengadopsi atau menggunakan seluruh standar ISO untuk kemudian diterapkan ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI).

Sertifikasi dikeluarkan oleh pihak ketiga yang secara spesifik telah memenuhi persyaratan untuk produk, sistem, atau perorangan. Persyaratan spesifik bisanya terdiri dari satu standar atau lebih.

Sertifikasi melibatkan asesmen kewajaran yang dikenal sebagai asesmen kepatuhan yang didalamnya terdiri dari kegiatan untuk menentukan secara langsung maupun tidak, bahwa proses, produk, atau servis mencapai standar teknis yang relevan dan memenuhi persyaratan.

Asesmen kewajaran dari pihak ketiga dilakukan oleh seseorang atau badan independen dari masing-masing produsen dan kepentingan pengguna. Umumnya pabrikan atau produsen mendaftarkan produk pabrikan ke pihak pertama asesmen dan setelah itu baru bisa mendapatkan asesmen pihak kedua.

Badan yang melaksanakan evaluasi kewajaran juga melakukan proses asesmen independen oleh badan yang mengeluarkan sertifikat akreditasi sebagai persyaratan untuk harmonisasi standar.

Sesuai dengan perjanjian saling mengakui dalam asesmen kewajaran oleh Badan Dagang Dunia, WTO pada 4 Juli 2000, kegiatan asesmen kesesuaian meliputi :

  • Pengujian
  • Pengawasan
  • Inspeksi
  • Audit atau evaluasi
  • Sertifikasi dan atau Registrasi
  • Akreditasi

Tujuan Sertifikasi

Mendapatkan sertifikat menjadi salah satu pendanda dedikasi terhadap profesi dan sebagai verifikasi bahwa kita telah terbukti menerapkan atau memiliki kemampuan dalam standar tertentu.

Sertifikasi memiliki tujuan diantaranya adalah :

  • Kepatuhan. Meski kebanyakan dilakukan dengan prinsip sukarela, namun sejatinya ada beberapa sertifikasi yang diwajibkan karena berkaitan dengan keamanan, kesehatan, keselamatan dan perlindungan lingkungan hidup.
  • Keuntungan. Ketika mendapatkan sertifikasi, secara tidak langsung kita telah mendapat keuntungan. Bagi produk misalnya, produsen dapat masuk ke dalam pasar baru yang mana persyaratan yang dituntut pemerintah dan diminta oleh konsumen terpenuhi melalui sertifikat tersebut.
  • Efisiensi. Adanya sertifikat setiap kegiatan di evaluasi. Berarti adalah akan selalu ada perbaikan yang pada gilirannya akan mendorong efisiensi yang optimum.
  • Pengetahuan. Sebelum mendapatkan sertifikat, organisasi atau seseorang akan dilakukan serangkaian kegiatan sebelumnya. Dari sanalah organisasi atau perorangan akan mendapatkan wawasan yang sebelumnya tidak perndah didapat.
  • Citra. Dengan adanya sertifikat citra sebagai perorangan atau akan organisasi menjadi lebih baik. Karena dengan adanya itu, pemangku kepentingan mempersepsikan bahwa kita atau organisasi berkompeten terhadap bidangnya.

Tipe Sertifikasi

Ada banyak ragam tipe sertifikasi, namun yang paling umum adalah sertifikasi profesional. Sertifikat yang diperoleh seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan atau tugas tertentu, biasanya dalam bentuk ujian dan atau menyelesaikan pendidikan. Beberapa lainnya juga membutuhkan pengalaman kerja yang berkaitan dengan bidangnya sebelum menerima sertifikat. Sertifikasi profesional kebanyakan berlaku seumur hidup setelah memenuhi semua persyaratan, namun beberapa lainnya ada yang berlaku untuk beberapa waktu dan memerlukan perpanjangan memalui pengujian dan atau pendidikan.

Sertifikasi dapat dibedakan kedalam tingkatan profesi atau area kepakaran. Sebagai contoh di industri teknologi informasi yang menyediakan beberapa sertifikasi berbeda seperti penguji perangkat lunak, manajer proyek, dan pengembang. Hal ini berlaku bagi bidang lainnya dengan kompleksitas yang berbeda-beda.

Contoh umum lain tipe sertifikasi di masyarakat modern adalah produk. Sertifikasi ini untuk membuktikan bahwa produk telah memenuhi standar tertentu, hampir mirip dengan jaminan mutu.

Adapun tipe lainnya seperti :

  • Sertifikasi tipe (type certificate)
  • Tingkatan akademik
  • Sertifikat keamanan siber
  • Tanda tangan digital
  • Sertifikat digital
  • Sertifikat menyelam
  • Sertifikat lingkungan
  • Sertifikat Film
  • Sertifikat keamanan pangan
  • Sertifikat penjualan rekaman musik
  • Sertifikat perawat
  • Sertifikat berkelanjutan (lingkungan hidup)

Kesimpulan Perbedaan Apa Itu Standarisasi dan Apa itu Sertifikasi

Itu tadi perbedaan apa itu standarisasi dan apa itu sertifikasi. Dari penjabaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa standarisasi adalah penerapan sebuah standar dalam produk, jasa atau produk tertentu yang dapat dibuktikan melalui sertifikasi yang membutuhkan serangkaian kegiatan. Itu berarti menerapkan standar belum berarti melaksanakan sertifikasi, namun memiliki sertifikat sudah pasti teruji untuk menerapkan standar-standar tertentu.

Semisal di perangkat kelistrikan, produsen yang telah menerapkan standarisasi dalam produknya belum tentu bisa di perjual-belikan karena belum melaksanakan sertifikasi yang dilaksanakan Badan Standarisasi Nasional. Selain sebagai kepatuhan, sertifikasi tersebut juga hendak menguji keamanan, keberfungsian, kompabilitas, interkoneksi, dan lainnya.

Bagi Anda produsen atau pun importir yang membutuhkan jasa sertifikasi SNI dan perangkat pos telekomunikasi dapat menghubungi kami. Kami siap bersinergi dengan Anda.

Editted by UN.

Tinggalkan komentar