Pernah mendengar istilah bayi meninggal dalam kandungan? Sebagian besar dari Anda mungkin sudah sering mendengar bayi meninggal dalam kandungan karena banyaknya kasus yang terjadi beberapa waktu ini.
Kehamilan memang menjadi sebuah kebahagiaan yang ditunggu-tunggu terutama oleh pasangan muda yang baru menikah.
Setiap ibu hamil pasti akan selalu berusaha untuk menjaga bayi dalam kandungannya agar tetap sehat dan tumbuh optimal.
Meskipun sudah melakukan perawatan secara optimal, terkadang memang ada beberapa hal yang terjadi diluar dugaan.
Salah satu kendala tersebut yaitu bayi yang ada dalam kandungan tidak berkembang atau bahkan meninggal. Lantas, apa saja faktor yang menyebabkan kondisi tersebut?
Berbicara tentang faktor penyebab, ada banyak sekali faktor yang menyebabkan keguguran atau biasa dikenal dengan istilah KJDR.
Beberapa faktor tersebut seperti infeksi, adanya masalah pada plasenta, bayi terlilit tali pusarnya dan lain sebagainya.
Nah, untuk meminimalisir bayi yang meninggal dalam kandungan ada beberapa tanda dan juga penyebab yang perlu diketahui. Langsung saja, berikut ulasan lengkapnya.
Ketahui 4 Penyebab Bayi Meninggal dalam Kandungan
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ada beberapa penyebab mengapa bayi bisa meninggal dalam kandungan. Bagi para ibu hamil atau yang sedang merencanakan program hamil dalam waktu dekat, ketahui terlebih dahulu penyebab bayi meninggal saat masih dalam kandungan. Diantaranya yaitu
1. Infeksi Selama Kehamilan
Penyebab umum yang sering menjadi faktor bayi meninggal saat masih dalam kandungan yaitu adanya infeksi selama kehamilan. Infeksi yang terjadi di sini biasanya mempengaruhi kesehatan ibu, bayi dan juga plasenta. Biasanya kondisi ini terjadi sebelum usia kandungan menginjak 24 minggu.
Perlu diketahui, beberapa infeksi kehamilan yang dapat menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan yaitu sitomegalovirus, listeriosis, toksoplasmosi, rubella, sifilis dan lain sebagainya.
Umumnya beberapa infeksi yang sudah disebutkan tersebut terjadi akibat bakteri yang menyebar dari vagina ke rahim. Sehingga dapat menyebabkan infeksi bayi dan kemudian membuatnya tidak berkembang atau bahkan meninggal.
Baca: Syarat melahirkan dengan BPJS
2. Bayi Terlilit Tali Pusar
Penyebab lainnya mengapa bayi bisa meninggal dalam kandungan yaitu karena terlilit tali pusar. Seperti yang diketahui, bayi yang terlilit tali pusar akan membuatnya kesulitan untuk mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.
Sehingga secara tidak langsung  hal tersebut dapat mengganggu pernapasan bayi. Meski bukan menjadi penyebab utama bayi meninggal dalam kandungan, masalah ini perlu diperhatikan oleh para ibu hamil.
Baca: hamil resiko tinggi
3. Masalah pada Plasenta
Tahukah Anda sebagian besar kasus bayi meninggal dalam kandungan yang seringkali terjadi yaitu karena adanya masalah pada plasenta.
Plasenta sendiri merupakan sebuah organ di dalam ibu hamil yang memiliki fungsi menyalurkan oksigen dan darah dari ibu ke bayi. Umumnya beberapa masalah plasenta yang perlu diketahui yaitu peradangan, pembekuan darah, infeksi, dan solusio plasenta.
Karena begitu besarnya peran plasenta dalam kandungan tentu bisa dibayangkan bagaimana jika bagian ini mengalami gangguan.
Secara keseluruhan penyaluran nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh janin selama dalam kandungan akan berkurang. Sehingga hal tersebut dapat membuat perkembangan bayi terhambat atau bahkan bisa meninggal dunia.
Baca: Gejala, penyebab plasenta lengket pada rahim
4. Kondisi Kesehatan Ibu
Selain ketiga masalah yang sudah dijelaskan di atas, kondisi kesehatan ibu juga bisa menjadi penyebab bayi meninggal dalam kandungan.
Umumnya kondisi kesehatan ini terjadi saat usia kehamilan akhir trimester kedua akhir atau awal trimester ketiga. Kondisi tersebut dalam ilmu kesehatan sering disebut dengan preeklampsia.
Secara umum, preeklampsia merupakan suatu kondisi pada ibu hamil yang terjadi setelah usia kehamilannya 20 minggu yang nantinya bermanifestasi berupa tekanan darah tinggi dan juga kerusakan ginjal.
Selain kedua penyakit tersebut, penyakit lainnya yang mungkin mengintai ibu hamil seperti diabetes, lupus, obesitas, jantung, gangguan tiroid dan masih banyak lagi.
Baca: Eklampsia pada kehamilan
Tanda Bayi Meninggal dalam Kandungan yang Perlu Dipahami
Setelah mengetahui beberapa penyebab bayi meninggal saat masih dalam kandungan, selanjutnya Anda perlu memahami tentang tanda-tandanya.
Umumnya saat bayi meninggal dalam kandungan terdapat beberapa tanda yang bisa ibu hamil ketahui. Diantaranya yaitu:
Terjadinya Pendarahan
Perlu diketahui, baik keguguran atau kasus KJDR umumnya ditandai dengan terjadinya pendarahan dari area vagina. Namun, bukan berarti semua pendarahan yang terjadi merupakan tanda bahwa bayi di dalam kandungan meninggal dunia.
Saat awal-awal kehamilan munculnya bercak merupakan hal yang paling umum terjadi. Akan tetapi jika darah yang keluar terlalu banyak dan terjadi terus-menerus itu artinya ada yang tidak beres pada kehamilan Anda tersebut.
Tidak Ada Pergerakan Janin
Umumnya janin yang sehat cenderung aktif bergerak di dalam rahim dan mulai terasa pada saat usia kehamilan 15-16 minggu. Selain itu, semakin bertambahnya usia kehamilan frekuensi dan kekuatan gerakannya juga akan semakin meningkat.
Nah, jika si kecil hanya aktif pada momen-momen tertentu lalu tiba-tiba tidak adanya gerakan maka Anda perlu mencurigainya. Jika hal tersebut sudah terjadi selama beberapa hari sebaiknya untuk segera memeriksakannya ke dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Kram di Bagian Perut
Tanda bayi meninggal dalam kandungan selanjutnya yang perlu Anda waspadai yaitu terjadinya kram di bagian perut. Selain kram, biasanya ibu hamil akan merasakan demam dan pusing yang tak kunjung sembuh.
Saat terjadi masalah pada kehamilan biasanya tubuh akan segera memberikan sinyal. Oleh karena itu jika Anda merasakan sinyal yang tidak beres sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
Detak Jantung Janin Tak Terdeteksi
Satu lagi hal yang menandakan bahwa bayi meninggal dalam kandungan yaitu detak jantung janin yang tidak terdeteksi. Nah, jika Anda memiliki stetoskop di rumah bisa menggunakannya untuk memantau detak jantung janin. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan aplikasi yang bisa diunduh melalui smartphone kesayangan Anda.
Apabila sewaktu-waktu Anda khawatir karena tiba-tiba jantung janin tidak terdeteksi maka segera lakukan kunjungan ke dokter agar bisa mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Dalam hal ini, dokter kandungan akan memastikan kondisi janin Anda melalui alat yang bernama cardiotocography. Jika memang tidak terdeteksi detak jantung janin maka bisa dipastikan bayi telah meninggal dalam kandungan.
Kasus bayi yang meninggal dalam kandungan memang tidak semua dapat dicegah. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan ibu hamil untuk mengurangi risikonya. Diantaranya yaitu:
- Terapkan gaya hidup sehat (tidak merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol)
- Usahakan untuk selalu istirahat dengan cukup
- Rutin melakukan periksa kehamilan untuk meminimalisir hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan janin
- Sebaiknya hindari tidur telentang saat usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
- Apabila Anda menemukan tanda yang mencurigakan pastikan untuk segera berkonsultasi ke dokter kandungan.
Itulah sekilas informasi mengenai penyebab dan juga tanda bayi meninggal dalam kandungan. Untuk mengantisipasi masalah tersebut pastikan untuk menerapkan beberapa upaya pencegahan yang sudah disebutkan di atas. Semoga informasi di atas bermanfaat dan membantu! – Last editted: 09/06/2021 by IDNarmadi.